Ghilman Omar Harridhi, pelaku pemasangan
bendera ISIS berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian. Pelaku telah
merencanakan aksinya satu hari sebelum peristiwa tersebut berlangsung.
Ia sengaja melakukan survei terlebih dahulu pada 2 Juli lalu.
Pada 3 Juli 2017 sekitar pukul 03.00 WIB ia merasa lokasi sepi dan aman kemudian ia sendiri memasang bendera tersebut.
“Kemudian, setelah dirasa sepi dan aman
pada tanggal 3 Juli 2017 sekitar pukul 03.00 WIB, pelaku memasang
sendiri bendera ISIS,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi
Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto melalui keterangan tertulis,
Minggu (9/7).
Pelaku juga meletakkan surat ancaman yang
sebelumnya sudah dibuat sejak berangkat dari rumah. Dalam melakukan
aksinya, pelaku terinspirasi salah satu pentolan ISIS di Indonesia Aman
Abdurrahman.
Seperti disampaikan Rikwanto, Ghilman
berpendapat pembuatan surat juga terinspirasi dari buku karangan Aman.
“Kemudian, dia buat sendiri di rumahnya pada 2 Juli 2017,” kata
Rikwanto.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pelaku
pemasangan bendera ISIS bertujuan memberi peringatan kepada seluruh
aparat mengenai haramnya hukum demokrasi.
“Dia juga mengingatkan kepada seluruh aparat bahwa Islam akan berkuasa di dunia dan mendirikan khilafah,” terang Rikwanto.
Sebuah bendera berwarna hitam bertuliskan
huruf Arab, identik dengan milik ISIS terpasang di depan kantor Polisi
Sektor Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (4/7). Bendera itu diduga
dipasang oleh seorang pengendara motor.
Saat ini, Ghilman telah diamankan pihak
berwajib. Ia ditangkap sekitar pukul 21.00 WIB pada Jumat (7/7) di
sekitar Jalan H Nurisan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Rikwanto menyebutkan, pelaku mendapatkan
pemahaman radikal sejak 2015 lalu lewat grup Telegram bernama Manjanik,
Gruroba, UKK, dan Khilafah Islamiyah. Pelaku sendiri berbaiat pada ISIS
sejak pertengahan 2017.
“Setelah baiat, kemudian pelaku menyiapkan fisik dengan lari, sit up, push up, dan back up di rumahnya,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri
Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menyatakan, pemasang bendera ISIS itu
bisa dijerat dengan pidana Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
“Pelaku bisa dikenai pasal terorisme.
Membuat takut, mengancam, itu pengancaman. Sudah meresahkan,” kata Setyo
di Mabes Polri, beberapa waktu lalu.
Aksi-aksi teror yang kini kerap terjadi
dan berkaitan dengan ISIS menyebabkan pemerintah wajib waspada terhadap
serangan pemuja ISIS di Indonesia. Di Irak dan Suriah ISIS semakin
terdesak, di Mosul jumlah mereka tinggal 100an saja dan semakin
terkepung di Kota Tua Mosul. Banyak orang Indonesia yang bertempur
disana bersama ISIS kini kembali ke Indonesia.
Bom panci di Bandung ternyata memiliki
kaitan dengan ISIS, dari rumah pelaku polisi berhasil mendapatkan surat
yang berisi baiat atau sumpah setia pelaku terhadap ISIS. Beruntung bom
tersebut keburu meledak sebelum rencana dijalankan. Kabarnya pelaku akan
meledakkan di sebuah kafe di Bandung, kebayang berapa korban jiwa yang
jatuh jika ia berhasil melakukannya.
Beberapa waktu yang lalu juga beredar
video orang Indonesia yang sedang latihan perang, ada juga video mereka
seperti iseng menggunakan senjata jenis AK. Sepertinya mereka saat ini
sedang mempersiapkan diri.
Pemerintah harus waspada jangan sampai
satu kota di Indonesia menjadi seperti Marawi. Lihat saja, hingga saat
ini pemerintah Filipina masih berusaha membebaskan kota tersebut dari
ISIS cabang Asia Tenggara. Tidak menutup kemungkinan hal yang sama akan
terjadi di Indonesia.
Sayangnya hingga hari ini DPR nampaknya
lebih asik dengan angket KPK ketimbang soal teroris ISIS. Padahal sudah
jelas mereka saat ini berada diantara kita, berjalan diantara kita, dan
diam-diam mempersiapkan diri untuk suatu hari nanti akan menyerang satu
persatu kota di Indonesia.
Oleh karena itu tingkatkan juga kekuatan
Polri dan TNI, tidak hanya dari segi peralatan saja tapi juga
undang-undang yang bisa mendukung gerakkan pemberantasan teroris. Jangan
sampai mereka berhasil mengumpulkan kekuatan yang telah tercerai berai
di Timur Tengah kemudian bangkit di Indonesia. Pasukan ISIS yang
berperang di Irak dan Suriah berasal dari berbagai negara.
Jika sampai terlambat maka kita bisa lihat
efeknya di Marawi, bagungan hancur berantakan hingga wanita-wanita
dijual sebagai budak seks persis di Irak dan Suriah.
Begitulah kelelawar
sumber:
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20170709155342-12-226615/pelaku-sempat-survei-lokasi-pemasangan-bendera-isis/?utm_source=twitter&utm_campaign=cmssocmed&utm_medium=oa
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20170709145523-12-226612/polisi-tangkap-pemasang-bendera-isis-di-polsek-kebayoran/?utm_source=twitter&utm_campaign=cmssocmed&utm_medium=oa
0 komentar:
Posting Komentar