Mataram, NTB - Kampus sebagai ranah publik mudah
dijadikan sasaran teroris untuk menanamkan paham radikalisme ke
mahasiswa. Lanjutnya, mahasiswa rawan sekali terhadap
radikalisme karena mereka memiliki jiwa muda yang masih ingin mencari
jati dirinya. Kedua, mahasiswa cenderung memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap sesuatu. Untuk itu, mahasiswa
harus mampu berpikir kritis sehingga dapat memahami persoalan yang ada
di masyarakat.
Penanaman
ideologi Pancasila dan pendekatan agama menjadi faktor penting untuk
mencegah masuknya paham radikalisme di kampus. Tidak hanya sebagai MKU
(Mata Kuliah Umum-red) semata, namun bagaimana implementasinya di dalam
kehidupan sehari-hari. Mata kuliah yang baik harus mampu
menjawab permasalahan yang ada di lingkungan. Mahasiswa sebagai kaum
intelektual harus bisa memahami dan ikut mencegah terjadinya masalah
tersebut
Terakhir, upaya
pencegahan paham radikal terorisme di perguruan tinggi harus dilakukan
secara berkesinambungan. Penyadaran tidak hanya dilakukan oleh
pemerintah saja, namun juga dosen dan mahasiwa harus memiliki kepedulian
untuk melawan radikalisme.
Penanaman ideologi Pancasila dan UUD 1945 penting bagi
mahasiswa dan kampus agar tidak mudah disusupi terorisme. BNPT telah
melakukan upaya pencegahan radikalisme ke perguruan tinggi secara lebih
masif dan terstruktur di tahun 2016, melalui program nasional dalam
bentuk dialog publik.
0 komentar:
Posting Komentar