Sebagai seseorang yang baru masuk Islam dan belum lama belajar Islam, Felix Siauw dianggap terlalu kurang ajar karena berani menyalahkan ulama-ulama yang keilmuannya jauh di atasnya. Felix Siauw tidak sedikitpun merasa ragu bahwa pendapatnya adalah paling benar. Melalui cuitannya di Twitter, Felix Siauw kerap membuat gaduh, diantaranya keinginannya agar Indonesia menjadi khilafah, membela tanah air tidak ada dalilnya, bolehnya membajak dan mengcopy karya orang dengan dalih semua milik Allah, serta kegaduhan-kegaduhan yang lain.
Sebagai orang yang baru mengenal Islam, sikap yang ditunjukan Felix Siauw sangat tidak pantas. Saya senang dia mau masuk Islam namun alangkah baiknya jika dia terus mendalami Islam terlebih dahulu, bukannya menyalahkan para ulama dan menganggap dirinya paling benar. Saya sampai sekarang belum paham siapa yang memberikan gelar ustadz kepada Felix Siauw. Apakah memang gelar ini pemberian dari ustadz, atau hanya pengakuan diri sendiri saja. Yang saya pahami, tidak sembarang orang bisa jadi ustadz. Bahkan orang yang sejak kecil sudah Islam tidak mesti jadi ustadz. Anehnya, Felix yang belum lama masuk Islam sudah disebut ustadz.
Ceramah-ceramah Felix juga lebih banyak membuat emosi, dibanding membuat kesejukan. Provokasinya tentang khilafah terus dipropagandakan lewat ceramah-ceramahnya serta twitternya. Ceramah Felix lebih banyak memicu permusuhan dan pertikaian antar kelompok yang berbeda. Padahal, seorang yang katanya ustadz harusnya lebih banyak memberikan kedamaian dan kesejukan, serta menyatukan antar kelompok yang berbeda, bukan malah semakin mempertentangkan. Wajar jika kedatangan Felix dianggap meresahkan masyarkat.
Sebanyak lima organisasi kemasyarakatan (ormas) di Kota Semarang, Jawa Tengah menolak kedatangan Ustaz Felix Y Siauw. Penolakan ormas itu dilakukan karena mereka menilai ustaz tersebut merupakan aktivis ormas Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah dinyatakan terlarang, dan masih dalam proses pembubaran pemerintah.
Rencana kedatangan Felix diundang Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) untuk mengisi dua agenda acara, yaitu halal bihalal di Masjid At Taufiq, Jalan Durian Raya, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Minggu (9/7), dan acara milad ke 63 YBWSA di Universitas Sultan Agung (Unisulla) Kota Semarang, Senin (10/7).
Terkait penolakan tersebut, pengurus YBWSA dengan lima ormas yaitu GP Ansor, Patriot Garda Nasional (PGN), PMII Semarang, Ganaspati dan IPNU menggelar pertemuan di Polrestabes Semarang.
Pertemuan itu berjalan tertutup dan dimediasi Kasat Intelkam Polrestabes AKBP Ventie Bernard Musak dan Kapolsek Genuk Kompol Eko Heru di Mapolrestabes Semarang Jalan Dr Sutomo, Kota Semarang, Jumat (7/7).
“Intinya kami tidak setuju Felix Siauw datang ke Semarang, karena latar belakangnya yang tidak sejalan dengan NKRI,” ungkap Komandan Banser GP Ansor Suharmanto kepada awak media di sela pertemuan.
Sekretaris PGN, Choirul Anwar mengungkapkan pernyataan yang sama, Felix dinilai salah satu aktivis HTI. “HTI bagian dari ormas yang selalu menyampaikan propaganda-propaganda yang justru merusak kerukunan itu sendiri. Pemerintah juga sudah melarangnya dan akan membubarkan melalui pengadilan. Bagi kami Kota Semarang selama ini dikenal sebagai kota yang aman dan rukun. Untuk itu, kami menolak kedatangannya di Kota Semarang,” ungkapnya.
Saya yakin Felix Siauw adalah orang yang menentang keras dengan dibubarkannya HTI oleh pemerintah. Cita-citanya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara khilafah semakin menemui jalan terjal. Saat ini, nyaris hanya HTI yang jelas-jelas punya misi ke arah itu. Ormas lain tidak ada yang ingin Indonesia menjadi negara khilafah. Jika FPI, meskipun termasuk ormas radikal, namun saya kira gerakan-gerakannya tidak sampai untuk menjadikan negara Indonesia menjadi negara khilafah. HTI memang ormas paling berbahaya di Indonesia.
Jika Felix Siauw mau berpifir sejenak dan merenungi kejadian-kejadian yang terjadi di Indonesia, harusnya dia malu terus mengkampanyekan khilafah. Pertama, meskipun Felix Siauw keturunan China, namun dia adalah WNI yg sah. Dia harus menjaga keutuhan NKRI, bukan malah seperti HTI yg ingin Indonesia menjadi negara khilafah, pasalnya Hizbut Tahrir itu berasal dari luar Indonesia. Jadi alangkah baiknya Felix Siauw mengikuti ormas seperti NU dan Muhammadiyah.
Keduaaa, Felix Siauw adalah orang yang baru masuk Islam. Pemahamannya tentang Islam belum seberapa. Harusnya dia malu koar-koar khilafah karena para ulama di Indonesia justru menerikakkan NKRI harga mati. Sebagai orang yang baru masuk Islam, harusnya dia mengikuti orang yang benar-benar ulama, sehingga jalannya tida tersesat. Sedangkan Felix Siauw, boro-boro mengikutin jalan orang yang benar-benar ulama, dia bahkan berani menyalahkan.
Ditolaknya dirinya dan HTI di beberapa wilayah di Indonesia harusnya membuat dia sadar dan intropeksi diri. Dirinya ditolak pasti karena ada sesuatu yang keliru. Cari dulu sesuatu yang keliru tersebut. jika sudah ketemu, segeralah perbaiki. Ikuti jalan orang-orang yang benar-benar ulama, yang membawa kedamaian untuk seluruh alam. Jangan mengikuti orang-orang yang hanya ingin membuat kegaduhan dan perpecahan.
Untuk Felix Siauw, belajarlah Islam terlebih dulu yang rajin. Pahami Islam sampai ke akar-akarnya. Jangan sampai baru belajar hanya di kulit sudah berani menyalahkn para ulama dan menganggap dirinya paling benar.
0 komentar:
Posting Komentar