Abadi, yang
mengenakan seragam militer hitam, melakukan perjalanan ke Mosul pada
hari Minggu untuk secara resmi merebut kembali kota yang hancur itu,
yang sekarang menjadi bayangan pusat bisnis yang direbut oleh ekstrimis
pada tahun 2014.
Ribuan orang
telah meninggal, hampir satu juta penduduk telah melarikan diri, dan
kota telah dirusak menjadi reruntuhan selama perang panjang yang
melelahkan, termasuk masjid dan menara kuno al-Nuri yang merupakan salah
satu landmark terkenal di Mosul
Pemimpin Isis
Abu Bakr al-Baghdadi mengumumkan “kekhalifahan” di Irak dan Suriah dari
masjid bersejarah itu hampir persis tiga tahun lalu. Pasukan
Isis meledakkannya pada bulan lalu di hari-hari terakhir kemunduran
mereka, tampaknya untuk mencegah pasukan pemerintah Irak mengibarkan
bendera nasional Irak dari atas menara mesjid yang merupakan sebuah
simbol kemenangan.
Kemenangan di
Mosul merupakan tonggak strategis dan simbolis bagi pejuang Irak yang
didukung oleh pasukan koalisi pimpinan AS, dan memicu perayaan di
seluruh negeri, termasuk di Baghdad dimana orang-orang Irak yang bangga
dan lega turun ke jalan-jalan, melambai-lambaikan bendera nasional dalam
kegirangan.
Kota ini
merupakan benteng kota besar terakhir Isis di Irak, dan kekalahan di
sana mendorong kelompok tersebut mundur jauh, dan hanya menguasai
beberapa kota serta hamparan padang pasir yang jarang penduduknya di
bawah kendali mereka.
Abadi
“mengucapkan selamat kepada pejuang heroik dan rakyat Irak atas
pencapaian kemenangan besar tersebut”, sebuah pernyataan yang
dikeluarkan pada hari Minggu saat tembakan dan serangan udara masih
terdengar di Mosul. Dia telah
mengumumkan akhir efektif “negara palsu” Negara Islam seminggu
sebelumnya, setelah pasukan keamanan merebut kembali masjid al-Nuri.
Namun pengumuman
hari Minggu tersebut mengindikasikan pemerintah meyakini bahwa Isis
telah digulingkan dan tinggal beberapa ratus meter persegi saja dari
wilayah kota tua tersebut yang dikuasai militan.
Presiden
Prancis, Emmanuel Macron, memberi selamat kepada tentara pro-pemerintah
Irak dan sekutunya untuk merebut kembali kendali kota tersebut.
Macron mentweet pada hari Minggu, “Mosul dibebaskan dari Daesh. Salam hormat dari Prancis ke semua rakyat Irak, dan pasukan kami, yang berkontribusi pada kemenangan ini, “
Seorang juru
bicara angkatan bersenjata Prancis mengatakan pekan lalu bahwa jet
tempur Prancis telah meluncurkan 600 serangan udara terhadap Isis untuk
mendukung pasukan Irak di Mosul.
Kelompok
tersebut telah bersumpah untuk berperang sampai mati, namun sebelumnya
pada hari Minggu 30 militan mencoba melarikan diri melintasi sungai
Tigris, yang melintasi pusat kota, dan terbunuh ujar juru bicara militer
Irak Brigjen Yahya Rasool mengatakan kepada televisi pemerintah.
Pekan-minggu
terakhir pertempuran telah semakin intens jalanan, saat pasukan Irak
masuk ke kota tua di mana mereka menghadapi musuh yang telah
berbulan-bulan mempersiapkan lapisan barikade dan jebakan bom, dan juga
kader bom bunuh diri.
Gerilyawan yang
terpojok mengirim pengebom untuk pura-pura mati di jalan sampai tentara
pemerintah mendekati, atau mengirim pembom bunuh diri wanita dan
bersembunyi di antara warga sipil yang melarikan diri dari pertempuran
tersebut.
Di hari-hari
terakhir dari kampanye tersebut, ribuan warga sipil telah muncul dari
kota tersebut untuk mencari pertolongan, mereka terluka, kekurangan gizi
dan ketakutan setelah berbulan-bulan dalam pengepungan.
Intensitas
pertempuran yang tinggi mengakibatkan beberapa daerah dipenuhi oleh
bangunan yang rusak dan roboh, dan Isis sengaja menghancurkan beberapa
infrastruktur dari perpustakaan hingga masjid. Bahkan
area yang masih berdiri bisa ada jebakan bom, dan membutuhkan tim
pembersihan ranjau yang cukup rumit dan mahal untuk membuatnya aman.
Membangun kembali masyarakat yang telah lama membentuk kota Mosul juga akan sulit. Dataran
Ninevah di mana Mosul telah lama berdiri dikenal karena keragamannya,
namun peraturan Isis dan pertarungan panjang untuk merebut kembali kota
telah tmemperburuk friksi etnis dan sektarian.
Demikian berita menggembirakan dari Mosul yang saya terjemahkan dari theguardian.com Setidaknya
kini warga Mosul bisa bergembira meski wilayahnya hancur berantakan.
Semoga menjadi bahan renungan bagi kita dan para pemimpin kita serta
para tokoh agama. Sebuah pepatah lama masih berlaku, kalah jadi abu,
menang jadi arang. Hanya rakyat tidak berdosa yang akhirnya menjadi
korban.
Begitulah kelelawar
0 komentar:
Posting Komentar