KIta belum membahas mengenai arti sebenarnya dari radikal, artinya secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip): perubahan yang –; Pol amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan); maju dalam berpikir atau bertindak; (kbbi)
Radikal dapat berarti positif maupun negatif, kita akan bahas yang negatif saja sebagai pendahuluan artikel kedua ini. Radikal adalah perubahan yang amat keras menuntut perubahan undang-undang, sedangkan Radikalisme
merupakan paham atau aliran yang radikal dalam politik; paham atau
aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik
dengan cara kekerasan atau drastis; sikap ekstrim dalam aliran politik.
Radikalisme adalah pemikiran atau sikap keagamaan yang ditandai oleh empat hal.
- Sikap tidak toleran, tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain.
- Kedua, sikap revolusioner, yaitu cenderung menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan.
- Umumnya radikalisme muncul dari pemahaman agama yang tertutup dan tekstual.
- Kaum radikal selau merasa kelompok yang paling memahami ajaran Tuhan. Karena itu, mereka suka mengkafirkan orang lain atau menganggap orang lain sesat.
Radikalisme terdiri dari dua wujud:
- Radikalisme dalam pikiran (fundamentalisme).
- Radikalisme dalam tindakan (terorisme).
Kartosuwiryo dengan DI/TII, Kahar Muzakar
di Sulsel, dan di Aceh ada GAM. Kemudian menjelma menjadi Jamaah
Islamiyah (JI), kemudian diganti Majelis Mujahidin Indonesia, kemudian
berganti Jamaah Ansyaruttauhid, dan sekarang berganti ISIS. Inilah yang
akan kita bahas, evolusi radikalisme di Indonesia semenjak DI/TII hilang
dan diganti dan bergeser ke jaman modern. Tetapi sebelum itu, kenapa
radikalisme tidak ada pada masa orde baru Soeharto?
Akar dari pembentukan orde baru soeharto
adalah Partai Komunis Indonesia. PKI adalah bentuk radikalisme dalam
pikiran, sebagai mana saya jelaskan dalam artikel pertama mengenai NII
(DI/TII) karena NII adalah juga bentuk fundamentalis. Sedangkan PKI lebh
bergerak sebagai partai politik daripada gerakan separatis di era
sebelum orde baru yakni era orde lama.
Munculnya gerakan-gerakan fundamentalis
semacam PKI (Musso) sebenarnya adalah bentuk kekecewaan akibat adanya
ketidakadilan (perceived injustice) terhadap pemerintah karena kondisi
negara yang carut marut. Masyarakat jelas melihat dan menilai aparat
negara yang sebagian banyak justru “mengambil uang rakyat” demi
kepentingan personal melalaikan beribu-ribu rakyat kelaparan. Dalam hal
ini masyarakat merasa adanya ketidakadilan (perceived injustice)
kemudian individu-individu tersebut membentuk sebuah kelompok untuk
mengembalikan fungsi negara sebagaimana mestinya.
Inilah kenapa menjadi dasar PKI banyak
memiliki pengikut dari kalangan bawah. Saya tidak akan membahas mengenai
pergerakan PKI pada masa penjajahan Belanda, tetapi PKI setelah Musso,
DN Aidit dan Njoto yang berkiblat ke Uni Soviet. Radikalisme yang
dibahas adalah peristiwa Madiun yang menewaskan Musso dan pemberontakan
30 September. Tidak usah banyak pembahasan, karena bahasan ini sangat
panjang dan bisa melebar kemana-mana, intinya adalah PKI Musso dan DN
Aidit bersifat radikal dengan cara ingin mempersenjatai rakyat untuk
menentang pemerintahan, diakhiri dengan penculikan jendral militer yang
menjadi penghalang mereka saat itu.
Di masa orde baru yang terkenal paling
vokal menyuarakan kemerdekaan adalah Gerakan Aceh Merdeka (GAM),
Republik Maluku Selatan (RMS) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Yang
saya tahu GAM adalah sisa-sisa DI/TII yang masih bertahan dan menyatakan
keluar dari negara Indonesia, bahkan GAM juga membentuk pemerintahan
sendiri dipimpin oleh Daud Beureuh dan bergabung dalam NII, di masa orde
baru GAM melancarkan pemberontakan dengan dipimpin oleh Hasan Di Tiro.
Pemerintahan orde baru juga melancarkan aksi militer yang lebih dikenal
dengan Daerah Operasi Militer (DOM) yakni penumpasan Gerakan Aceh
Merdeka. Konflik dengan pemerintahan bertahan hingga tahun 2003 dan
berhasil mencapai kesepakatan damai di tahun 2005 dengan disepakatinya
pembentukan partai lokal di aceh dan amnesti untuk anggota GAM.
RMS adalah gerakan separatis yang berasal
dari kepulauan Maluku dan memulai pergerakan sejak kemerdekaan
Indonesia, Pertahanan utama RMS di Pulau Ambon dipatahkan oleh militer
Indonesia pada November 1950, sedangkan perjuangan gerilya kecil-kecilan
masih berlanjut di Pulau Seram sampai 1962. Kekalahan di Ambon berujung
pada pengungsian pemerintahan RMS dari pulau-pulau tersebut dan
mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di Belanda. Tahun berikutnya,
12.000 tentara Maluku bersama keluarganya berangkat ke Belanda dan
mendirikan pemerintahan dalam pengasingan “Republik Maluku Selatan”. Di
sana, sebagian gerakan RMS melakukan serangan teror di Belanda. Sejumlah
penelitian berpendapat bahwa serangan ini muncul akibat frustrasi tidak
adanya dukungan dari pemerintah Belanda.
OPM adalah organisasi yang didirikan pada
tahun 1965 untuk mengakhiri pemerintahan provinsi Papua dan Papua Barat
yang saat ini di Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian
Jaya, dan untuk memisahkan diri dari Indonesia. Gerakan ini dilarang di
Indonesia, dan memicu untuk terjadinya kemerdekaan bagi provinsi
tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan. Sejak awal OPM telah
menempuh jalur dialog diplomatik, melakukan upacara pengibaran bendera
Bintang Kejora, dan dilakukan aksi militan sebagai bagian dari konflik
Papua.
Pergerakan GAM dan OPM lebih didasari
oleh bentuk kekecewaan akibat adanya ketidakadilan (perceived
injustice) terhadap pemerintah seperti yang saya jabarkan diatas. Ketiga
gerakan tersebut adalah murni dari konflik dalam negeri baik sebelum
atau sesudah kemerdekaan atau sebelum dan sesudah revolusi atau
peralihan dari masa orde lama ke masa orde baru. Nah setelah orde baru
runtuh, muncullah gerakan-gerakan yang lebih ekstrim yang sangat masif
tersebar ke seluruh Indonesia. Apakah itu? Nanti akan ada di bagian tiga
tulisan ini.
0 komentar:
Posting Komentar