UU anti teror yang sedang diusulkan mengalami hambatan dan hingga kini belum disahkan saja. Bahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah meminta revisi UU no 15 tahun 2013 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dipercepat. Ia menganggap perlu ada tindakan hukum terhadap proses persiapan seorang teroris sebelum melancarkan aksinya.
Panglima TNI juga mengungkapkan hal yang senada, Gatot mengakui bahwa UU Anti-Terorisme yang hendak direvisi itu memang sudah tidak relevan lagi.
“Saya katakan, alangkah bodohnya bangsa ini kalau masih menggunakan undang-undang (Anti-Terorisme) yang sekarang ini,” ujar dia.
Gatot menjelaskan secara historis, UU Anti-Terorisme yang berlaku saat ini, dibuat dalam rangka mempermudah dan mempercepat proses penyelidikan dan penyidikan perkara bom Bali. Oleh sebab itu, fokus UU Anti-Terorisme ini adalah penindakan.
Namun kini, Gatot mengatakan bahwa dunia terorisme berkembang pesat. Indonesia perlu memperbaharui Anti-UU Terorismenya.
“Kalau kita masih menggunakan UU seperti itu, ya kita tinggal tunggu saja teroris akan berpesta di sini karena tempat paling aman di sini,” ujar Gatot.
Saat ini ISIS semakin terdesak di Timur Tengah, pasukan mereka banyak yang kembali ke negara asalnya. Termasuk kabar kembalinya sejumlah ‘penjuang’ ISIS asal Indonesia, dari juru masak hingga ahli IT.
Dan baru-baru ini sebuah video yang disebar di media sosial, mereka memerintahkan para pengikutnya melakukan ‘pertempuran’ di Asia Tenggara.
Video tersebut berdurasi 2 menit 45 detik. Dalam video itu, seorang pengikut ISIS memakai penutup kepala dan duduk di pinggir pantai mengeluarkan perintah dengan bahasa Melayu.
Orang tersebut diduga merupakan warga negara Malaysia. Ia menyerukan, pendukung ISIS di Indonesia, Thailand, dan Filipina bersatu.
Setelah itu, pria tersebut memerintahkan agar mereka melakukan aksi teror di negara masing-masing bilang tidak bisa bergabung bersama ISIS yang sedang bertempur di Suriah dan Irak. Pria itu pun menyuruh para pendukung ISIS bergabung dengan milisi di Filipina untuk pendirian khilafah di bawah pimpinan Abu Abdullah yang telah diberi wewenang oleh Abu Bakar Al-Baghdadi. Cara teror yang dipakai adalah menikam, menabrak, dan mengebom.
Kelompok teror ISIS kembali menebar teror. Lewat video yang disebar di media sosial, mereka memerintahkan para pengikutnya melakukan ‘pertempuran’ di Asia Tenggara.
Video tersebut berdurasi 2 menit 45 detik. Dalam video itu, seorang pengikut ISIS memakai penutup kepala dan duduk di pinggir pantai mengeluarkan perintah dengan bahasa Melayu.
Orang tersebut diduga merupakan warga negara Malaysia. Ia menyerukan, pendukung ISIS di Indonesia, Thailand, dan Filipina bersatu.
Setelah itu, pria tersebut memerintahkan agar mereka melakukan aksi teror di negara masing-masing bilang tidak bisa bergabung bersama ISIS yang sedang bertempur di Suriah dan Irak.
Pria itu pun menyuruh para pendukung ISIS bergabung dengan milisi di Filipina untuk pendirian khilafah di bawah pimpinan Abu Abdullah yang telah diberi wewenang oleh Abu Bakar Al-Baghdadi.
Cara teror yang dipakai adalah menikam, menabrak, dan mengebom.
“Kepada saudaraku, dan ikhwan di Malaysia, Indonesia, Thailand dan Filipina, sudah saatnya bersatu dan bergabung dengan khilafah Islamiyah,” sebut pria tersebut.Selain seruan, video singkat itu menampilkan beberapa cuplikan saat milisi ISIS melakukan bersembunyi di hutan dan menyeberangi laut menggunakan perahu motor.
Setahun lalu, ISIS mengeluarkan video yang sama. Mereka menyerukan para pengikutnya melakukan aksi teror di Indonesia dan Malaysia.
Dalam video yang beredar, pria itu mengacung-acungkan telunjuknya dan berkata-kata dengan campuran bahasa serta aksen Melayu.
Si pria menyebut-nyebut pihak otoritas Nusantara terutama Indonesia dan Malaysia. Demikian dilansir dari Straits Times, Selasa (5/7/2016).
“Dengar ya… Kami tak lagi warga negara kalian, dan membebaskan diri dari Anda,” kata pria itu kepada kamera sambil memegang paspor Malaysia.
Teror bom dan penusukan semakin meningkat di Indonesia. Jika revisi UU anti teror disetujui maka pasukan anti teror Indonesia akan semakin kuat. Para teroris saat ini memiliki keunggulan, mereka tidak terikat dengan seperangkat aturan dan HAM. Lagipula dengan memperkuat Polri serta TNI maka tidak hanya masyarakat yang dilindungi tapi juga para aparat itu sendiri.
Begitulah kelelawar
sumber:
http://global.liputan6.com/read/3012229/isis-kembali-ancam-serang-indonesia-dan-malaysia?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter
http://megapolitan.kompas.com/read/2017/05/26/23174111/kapolri.minta.revisi.uu.anti-terorisme.dipercepat
http://nasional.kompas.com/read/2017/06/01/13285121/panglima.tni.bodoh.jika.masih.pakai.uu.anti-terorisme.yang.sekarang
0 komentar:
Posting Komentar