Cari Blog Ini

Sabtu, 22 Juli 2017

Setelah Undang-Undang Pemilu Disahkan, Amien Rais Sebut Radikalisme Dapat Memecah Belah Bangsa, Ada Apa?


Amien Rais (detik.com)

Sungguh aneh tapi nyata. Itulah Amien Rais. Pernyataannya pada hari Jumat (21/7/2017) bertolak belakang dengan apa yang telah Amien Rais perbuat selama ini. Amien Rais menyatakan bahwa radikalisme dapat memecah belah bangsa. Ada apa dengan Amien Rais?
Amien Rais selalu berseberangan dengan pemerintah. Apa pun yang diperbuat oleh Presiden Jokowi selalu salah menurut pandangan Amien Rais. Oleh karena itu, Amien Rais terlihat bergabung dengan kelompok-kelompok yang bertentangan dengan pemerintahan Jokowi.
Sebut saja Amien Rais terlihat selalu bersama dengan GNPF, FPI mau pun kelompok-kelompok yang melakukan demo-demo sampai berjilid-jilid itu. Pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulut Amien Rais selalu bertentangan dengan Presiden Jokowi. Kelompok-kelompok radikal terlihat selalu berada di pihak Amien Rais yang terus mencari panggung untuk kembali ke kancah politik. Siapa tahu ada yang melirik dirinya untuk dijadikan calon Presiden.
Amien Rais baru-baru ini juga berseteru dengan KPK, dimana pada sidang tipikor yang melibat mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyebutkan bahwa ada aliran dana sebesar Rp600 juta ke rekening Amien Rais yang ditransfer dari Yayasan Sutrisno Bachir. Sedangkan Yayasan Sutrisno Bachir diduga menerima aliran dana dari korupsi pengadaan Alkes tersebut.
Walau pun dugaan tersebut telah dibantah langsung oleh Sutrisno Bachir bahwa aliran dana sebesar Rp600 juta yang diterima oleh Amien Rais adalah dana operasional Amien Rais yang diberikan oleh Yayasan Sutrisno Bachir. Tetapi KPK tetap akan mengusut aliran dana tersebut, apakah memang benar murni dari Yayasan Sutrisno Bachir dan bukan dari dugaan kasus korupsi Alkes yang melibatkan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari tersebut.
Amien Rais yang selalu bersuara lantang mengkritik pemerintahan Jokowi ini, tiba-tiba berbicara tentang radikalisme. Tentu saja ada yang aneh. Karena kita tahu bahwa Amien Rais selama ini senantiasa berada di kelompok radikal yang ingin melengserkan Jokowi dengan menggerakkan kekuatan massa. Tetapi kali ini Amien Rais justru berbicara tentang radikalisme yang dapat memecah belah bangsa. Dan saya pun bertanya-tanya ada apa dengan Amien Rais?
Apakah pengesah RUU Pemilu menjadi Undang-Undang telah mengubah pola pikir dari Amien Rais? Undang-Undang Pemilu yang mensyaratkan ambang batas pemilihan presiden sebesar 20% dari kursi DPR atau 25% suara sah nasional pemilu legislatif itu telah mengubah pola pikir Amien Rais?
Dengan ambang batas pemilihan Presiden sebesar tentu kans bagi Amien Rais untuk maju menjadi calon presiden menjadi pupus. Tak akan ada harapan lagi bagi Amien Rais untuk mengajukan diri menjadi calon presiden mau pun wakil presiden. Karena PAN sebagai lokomotif dari Amien Rais untuk maju menjadi calon presiden tentu tidak punya hak untuk mengajukan calon presiden sendiri.
Dan kenapa PAN ngotot tetap mempertahankan ambang batas pemilihan presiden sebesar 0% walau harus mengkhianati Presiden Jokowi (karena Ketua Umum PAN sudah berjanji akan berada dipihak pemerintah). Kemungkinan besar adalah ingin mengajukan Amien Rais sebagai calon presiden. Karena dengan ambang batas pemilihan presiden sebesar 0%, maka partai mana pun bisa mengajukan calon presidennya sendiri, begitu juga dengan PAN. Tapi apa lacur, koalisi pemerintah ternyata sangat solid (minus PAN) sehingga UU Pemilu disahkan dengan ambang batas pemilihan presiden sebesar 20% dari kursi DPR atau 25% dari suara sah nasional pemilu legislatif.
PAN yang tidak lagi bisa mengajukan sendiri calon presidennya, tentu membuat galau banyak pihak oposisi. Sebut saja Prabowo dengan partai Gerindranya, AHY dengan partai Demokratnya, Hari Tanoe dengan partai Perindonya yang sama-sama tidak bisa mengajukan calon presiden sendiri. Maka pupuslah harapan mereka untuk dapat menjadi orang nomor satu di Indonesia, begitu juga dengan Amien Rais.
Setelah merasa dirinya tidak lagi mempunyai kesempatan untuk mencalonkan diri pada pemilihan presiden tahun 2019 nanti, Amien Rais mulai mencari muka terhadap pemerintah. Pernyataan Amien Rais bahwa radikalisme dapat memecah belah bangsa mengisyaratkan hal tersebut. Karena kita tahu bahwa pemerintahan sekarang sedang gencar-gencarnya memerangi radikalisme, karena pemerintahan sekarang tidak ingin NKRI menjadi terpecah belah oleh adu domba sesama anak bangsa.
Amien Rais pun mulai mencari muka terhadap pemerintahan Jokowi. Pernyataan Amien Rais yang tidak setuju dengan radikalisme seakan-akan membela pemerintah. Amien Rais mulai memainkan peranannya berada di pihak pemerintah. Dengan harapan, suatu saat nanti Jokowi akan melirik dirinya untuk dijadikan sebagai pendamping dalam pemilihan presiden tahun 2019 nanti. Siapa tahu khan? Namanya juga usaha. Daripada pupus sama sekali, khan lebih baik mencari kesempatan di pihak lain.
Ya sudahlah…. saya kira begitu saja.

0 komentar:

Posting Komentar