Cari Blog Ini

Senin, 10 Juli 2017

Pemasang Bendera ISIS di Polsek Ditangkap, Pelaku Terinspirasi Pemimpin ISIS Kawasan Asia Tenggara


Ghilman Omar Harridhi, pelaku pemasangan bendera ISIS berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian. Pelaku telah merencanakan aksinya satu hari sebelum peristiwa tersebut berlangsung. Ia sengaja melakukan survei terlebih dahulu pada 2 Juli lalu.

Pada 3 Juli 2017 sekitar pukul 03.00 WIB ia merasa lokasi sepi dan aman kemudian ia sendiri memasang bendera tersebut.
“Kemudian, setelah dirasa sepi dan aman pada tanggal 3 Juli 2017 sekitar pukul 03.00 WIB, pelaku memasang sendiri bendera ISIS,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto melalui keterangan tertulis, Minggu (9/7).
Pelaku juga meletakkan surat ancaman yang sebelumnya sudah dibuat sejak berangkat dari rumah. Dalam melakukan aksinya, pelaku terinspirasi salah satu pentolan ISIS di Indonesia Aman Abdurrahman.
Seperti disampaikan Rikwanto, Ghilman berpendapat pembuatan surat juga terinspirasi dari buku karangan Aman. “Kemudian, dia buat sendiri di rumahnya pada 2 Juli 2017,” kata Rikwanto.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pelaku pemasangan bendera ISIS bertujuan memberi peringatan kepada seluruh aparat mengenai haramnya hukum demokrasi.
“Dia juga mengingatkan kepada seluruh aparat bahwa Islam akan berkuasa di dunia dan mendirikan khilafah,” terang Rikwanto.
Sebuah bendera berwarna hitam bertuliskan huruf Arab, identik dengan milik ISIS terpasang di depan kantor Polisi Sektor Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (4/7). Bendera itu diduga dipasang oleh seorang pengendara motor.
Saat ini, Ghilman telah diamankan pihak berwajib. Ia ditangkap sekitar pukul 21.00 WIB pada Jumat (7/7) di sekitar Jalan H Nurisan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Rikwanto menyebutkan, pelaku mendapatkan pemahaman radikal sejak 2015 lalu lewat grup Telegram bernama Manjanik, Gruroba, UKK, dan Khilafah Islamiyah. Pelaku sendiri berbaiat pada ISIS sejak pertengahan 2017.
“Setelah baiat, kemudian pelaku menyiapkan fisik dengan lari, sit up, push up, dan back up di rumahnya,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menyatakan, pemasang bendera ISIS itu bisa dijerat dengan pidana Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
“Pelaku bisa dikenai pasal terorisme. Membuat takut, mengancam, itu pengancaman. Sudah meresahkan,” kata Setyo di Mabes Polri, beberapa waktu lalu.
Aksi-aksi teror yang kini kerap terjadi dan berkaitan dengan ISIS menyebabkan pemerintah wajib waspada terhadap serangan pemuja ISIS di Indonesia. Di Irak dan Suriah ISIS semakin terdesak, di Mosul jumlah mereka tinggal 100an saja dan semakin terkepung di Kota Tua Mosul. Banyak orang Indonesia yang bertempur disana bersama ISIS kini kembali ke Indonesia.
Bom panci di Bandung ternyata memiliki kaitan dengan ISIS, dari rumah pelaku polisi berhasil mendapatkan surat yang berisi baiat atau sumpah setia pelaku terhadap ISIS. Beruntung bom tersebut keburu meledak sebelum rencana dijalankan. Kabarnya pelaku akan meledakkan di sebuah kafe di Bandung, kebayang berapa korban jiwa yang jatuh jika ia berhasil melakukannya.
Beberapa waktu yang lalu juga beredar video orang Indonesia yang sedang latihan perang, ada juga video mereka seperti iseng menggunakan senjata jenis AK. Sepertinya mereka saat ini sedang mempersiapkan diri.
Pemerintah harus waspada jangan sampai satu kota di Indonesia menjadi seperti Marawi. Lihat saja, hingga saat ini pemerintah Filipina masih berusaha membebaskan kota tersebut dari ISIS cabang Asia Tenggara. Tidak menutup kemungkinan hal yang sama akan terjadi di Indonesia.
Sayangnya hingga hari ini DPR nampaknya lebih asik dengan angket KPK ketimbang soal teroris ISIS. Padahal sudah jelas mereka saat ini berada diantara kita, berjalan diantara kita, dan diam-diam mempersiapkan diri untuk suatu hari nanti akan menyerang satu persatu kota di Indonesia.
Oleh karena itu tingkatkan juga kekuatan Polri dan TNI, tidak hanya dari segi peralatan saja tapi juga undang-undang yang bisa mendukung gerakkan pemberantasan teroris. Jangan sampai mereka berhasil mengumpulkan kekuatan yang telah tercerai berai di Timur Tengah kemudian bangkit di Indonesia. Pasukan ISIS yang berperang di Irak dan Suriah berasal dari berbagai negara.
Jika sampai terlambat maka kita bisa lihat efeknya di Marawi, bagungan hancur berantakan hingga wanita-wanita dijual sebagai budak seks persis di Irak dan Suriah.

Begitulah kelelawar
sumber:
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20170709155342-12-226615/pelaku-sempat-survei-lokasi-pemasangan-bendera-isis/?utm_source=twitter&utm_campaign=cmssocmed&utm_medium=oa
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20170709145523-12-226612/polisi-tangkap-pemasang-bendera-isis-di-polsek-kebayoran/?utm_source=twitter&utm_campaign=cmssocmed&utm_medium=oa

0 komentar:

Posting Komentar