Cari Blog Ini

Jumat, 14 Juli 2017

Mengapa Din Syamsuddin Tega Menjerumuskan HTI dengan Meminjam Ide Kafir?


Apa benar sih, Din Syamsuddin itu anak ideologis Amien Rais? Kok model dan gaya berpikirnya punya kemiripan yang eksklusif. Sebutlah pada kasus Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang harus menghadapi Perppu Nomor 2 Tahun 2017 atas Perubahan UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Politisi renta PAN yang belum penuhi nazar jalan kaki Jogja-Jakarta membela HTI dengan mengatakan bila HTI dibubarkan Jokowi melakukan kesalahan fatal.
Dengan segala bumbu pemanis mulut dan berpikir keras, HTI jelas-jelas mengusung ide khilafah. Suatu Negara Islam. Mendukung demokrasi tetapi tidak demokratis, karena tidak menerima eksistensi keberagaman sebagai tiang penyangga demokrasi.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan azas dan dasar Pancasila tidak bisa khilaf dan harus waspada terhadap kekhilafahan. Lagi pula, menurut tokoh-tokoh Muslim seperti Kyai Aqil Shiradj, Yenni Wahid, Pancasila itu sudah Islami. Nilai-nilai dan dakwah Islam sudah terkandung dalam Pancasila.
Mengamalkan Pancasila adalah pengamalan terhadap Islam yang rahmatin lil ‘alamin. Kurang ciamik apa, Pancasila? Sebagai pecinta dan pengguna motor berhijab yang berasap yang menurut saya sudah syar’i, juga tidak dilarang di bumi Pancasila. Dengan ide khilafah saya justru khawatir motor saya yang sudah berhijab itu malah dilarang, karena produk kafir! Kalau sampai terjadi ini kan penistaan terhadap motor berhijab kepunyaan saya.
Entah mengapa mBah Amien Rais tetap memperlihatkan otot leher dengan mendukung HTI sembari ketakutan pada hantu PKI. Padahal, demi memenuhi nazar kalo mau merevisi jalan kaki Jogja-Jakarta dengan naik motor berhijab saya tidak keberatan motor saya dipinjam mBah Amien dengan posisi olie samping full.
Sekarang membahas anak ideologis Amin Rais, Din Syamsuddin. Sebenarnya membincang Pak Syamsu akan lebih nikmat dengan tarikan asap Dji Sam Soe, sayang saya bukan perokok terbaik di kampoeng halaman. Apa boleh buat, perbincangan dengan andalkan berita dari Metrotvnews.com saja.
Sepintas, Pak Syamsu kelihatannya hendak mendukung HTI sebagaimana gurunya, Professor Dr. Amien Rais. Mengingat, tokoh Muhammadiyah ini Din menilai cita-cita wacana pendirian negara khilafah oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tak perlu direspon pemerintah dengan menuding mereka sebagai kelompok anti-Pancasila.
Mari dicerna, wacana pendirian negara khilafah oleh HTI bukan anti Pancasila. Apa-apaan maksud Pak Syamsu ini. Mari berpikir ala ahli fikir dadakan. Apa yang hendak dijelaskan tokoh gemuk mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
Masya Alloh, ternyata menurut Din Syamsu (bukan: Dji Sam Soe), khilafah bagi umat Islam layaknya eksistensi Vatikan yang menjadi kiblat umat Katolik di seluruh dunia. Sekali lagi, masya Alloh. Ini kan menyudutkan HTI dengan cara yang nista. Masak, khilafah yang syar’i dibandingkan dengan ‘kekafiran’ ala Vatikan. (Maaf, saya tidak bermaksud mengatakan Katolik kafir loh ya. Dengan menyebut kekafiran ala Vatikan, saya mencoba berusaha mengikuti logika HTI dengan kelompok sejidatan dan sedasteran yang gampang mengkafirkan).
Kira-kira perasaan kelompok HTI bagaimana ya, ide cemerlangnya tentang khilafah hanya disamakan dengan Vatikan. Pasti terasa perih dan sakit sekali kelompok HTI. Ngapain susah-susah mengusung khilafah kalau hanya dianggap sama dengan Vatikan.
Belum lagi, dalam teologi Vatikan ada garis tegas perbedaan negara dan agama berkat refleksi mendalam dari sekularisasi. Vatikan tidak menolak sekularisasi, demokrasi dan pluralitas agama dan budaya. Kalau HTI?
Ketika Din Syamsu menyamakan cita-cita khilafah dengan gagasan Vatikan, selain tidak tepat ini juga membahayakan akal sehat. Ujung-ujungnya kasihan HTI. Sangat mungkin akan merasa disudutkan dan tambah sakit. Ide dari kafir kok jadi rujukan.
Maka, ketika Din Samsu menjelaskan, dengan cita-cita seperti itu, (maksudnya cita-cita khilafah) pemerintah seharusnya tak terlalu cepat melabeli HTI sebagai kelompok anti-Pancasila, logika yang terpakai sudah salah. Apalagi kata-kata berikutnya: “Tak berarti umat Katolik di Indonesia yang patuh ke Vatikan anti-Pancasila. Saya memahami posisi pemikiran HTI itu.” Sebuah perbandingan yang berbeda bagaikan bumi dan langit.
Intinya, kasihan HTI. Ide khilafah akhirnya didegradasi, diremehkan sedemikian oleh Din Syamsu karena disamakan dengan Vatikan dengan teologi Katoliknya. Masya Alloh, maksud hati membela HTI, Din Syamsu malah menjerumuskan.
Referensi:
  • https://m.detik.com/news/berita/d-3558053/amien-rais-hti-dibubarkan-tapi-pki-di-depan-mata-dibiarkan
  • http://m.metrotvnews.com/news/hukum/GNGLrAxb-din-ide-khilafah-hti-mirip-eksistensi-vatikan
Sumber 

0 komentar:

Posting Komentar