https://news.detik.com/berita/d-3547477/pemasang-bendera-isis-ke-polisi-kami-akan-buat-jakarta-seperti-marawi
Kabar gembira dari Mosul, pasukan Irak sedang bersiap-siap merayakan pembebasan Mosul dari tangan ISIS. Teroris ISIS telah menguasai Mosul selama 3 tahun kebelakang dan kini mereka mengalami kekalahan besar-besaran setelah digempur pasukan Irak dan koalisi.

Iraqis are preparing to celebrate an expected victory over Islamic State (IS) extremists in Mosul, even as the final desperate militants put up a last stand in the few districts they still control.
U.S.-backed Iraqi troops on July 2 were seen putting up white banners and Iraqi flags on damaged buildings in the Old City, including on the ruined minaret of the Grand Al-Nuri Mosque, which the extremists blew up as the battle turned against them.
sumber: https://www.rferl.org/a/iraq-mosul-preparations-expected-liberation-islamic-state/28593743.html
Setiap ISIS semakin terdesak, biasanya akan diikuti dengan aksi-aksi teror dari kantong-kantong ISIS ditempat lain. Marawi misalnya yang diduga akibat ISIS semakin terdesak di Irak. Indonesia juga menjadi sasaran ISIS berikutnya. Hari ini Selasa 7 Juli, bendera ISIS dipasang oleh simpatisannya di Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Mereka meninggalkan pesan ancaman yang ditulis dalam karton kuning. Dalam pesan tersebut tertulis, salah satunya, mengenai Jakarta yang akan dibuat seperti Marawi, Filipina. Berikut ini adalah tulisan pada pesan tersebut.
Dan ketahuilah kami akan terus meneror kalian sebagai mana kalian meneror kami (para muwahidin) dan kami akan memburu kalian sebagaimana kalian memburu saudara seiman kami diposo. Ketahuilah, perang telah dimulai, akan kami buat Jakarta ini seperti Marawi. Akan kami gulingkan hukum jahiliyah serta berhala pancasila yang kalian banggakan dan akan kami tinggikan hukum Allah yang mana adil dan sempurna (QS Al Maidah:50) di atas pedang-pedang kami, Khilafah Islamiyah Ala Minhajin Nubuwah akan segera tegak di tanah air ini Insya Allah Biidznillah.

Peristiwa tersebut terjadi pada hari ini sekitar pukul 05.30 WIB. Setelah itu, para petugas, yang dipimpin Wakapolsek Kebayoran Lama, berpatroli dan memeriksa setiap sudut kantor untuk mencari bendera lain atau benda mencurigakan yang ditinggalkan orang tersebut.
Polisi telah mengecek rekaman CCTV dan meminta keterangan dari saksi yang berada di sekitar lokasi Polsek Kebayoran Lama.
Mari kita semua berharap dan berdoa agar Kepolisian diberikan kekuatan untuk menumpas teroris ISIS di Indonesia. Dan juga semoga pelaku segera tertangkap sehingga bisa ditelusuri siapa saja yang terlibat. Jelas ini merupakan salah satu ancaman dari serangkaian serangan yang menargetkanan aparat kepolisian selama ini.
Jangan sampai Jakarta menjadi seperti Marawi, Marawi merupakan kota di selatan Filipina, yang terletak di Pulau Mindanau. Penghuni pulau tersebut mayoritas beragama Islam.
Kelompok militan yang ada di Marawi bernama Maute, yang dibantu beberapa militan asing. Mereka menyatakan terafiliasi dengan ISIS. Pemerintah Filipina juga telah menyatakan mereka berniat mendirikan wilayah kekhalifahan di Marawi.
Serangkaian kejadian teror dan ancaman yang menggunakan nama ISIS seharusnya sudah cukup bagi DPR untuk segera mengesahkan UU Anti teror yang baru. Perlu berapa bayak korban dari pihak kepolisian dan sipil untuk menyadarkan para elit yang duduk di kursi DPR? Sudah waktunya polisi kita diperkuat dan dilindungi dengan undang-undang anti teror yang baru.
Saat ini beredar petisi online yang mendesak DPR RI untuk segera mensahkan UU Anti teror, berdasarkan uraian pada petisi tersebut, Charles Honoris mengatakan pembahasan Revisi Undang-Undang Anti-Terorisme sangat lambat prosesnya karena dihambat oleh ideologi Ketua panitia khusus (Pansus) RUU Terorisme Muhammad Syafi’i dari Fraksi Partai Gerindra. (sumber: http://www.beritasatu.com/nasional/434116-charles-honoris-syafii-tak-pantas-pimpin-pansus-ruu-terorisme.html)
Ketua Pansus punya ideologi lebih dekat kepada pelaku teror dibanding ideologi sebagai Ketua Pansus yang membahas Undang-undang Tindak Pidana Terorisme.
“Kita lihat‎ Syafi’i yang menjadi Ketua Pansus statemen-statemennya kontraproduktif. Saya ingat dalam kunjungan pansus terorisme ke Poso, Ketua Pansusnya menyampaikan bahwa sebetulnya yang teroris di sini bukan Santoso, tapi polisi yang teroris”
Saat ini petisi tersebut telah didukung oleh 1.528 pendukung.

Begitulah kelelawar