Cari Blog Ini

Senin, 17 Juli 2017

Semua yang Sudah Berbaiat ke ISIS Harus Ditendang Keluar dari Indonesia!


Tadi saya mendapat kiriman dari grup telegram. Ya, saya masih menggunakan aplikasi telegram. Saya memanfaatkan teknologi sebaik mungkin dengan tidak merugikan orang lain. Dan ya, saya suka dan nyaman menggunakan telegram. Dan saya katakan YA, saya setuju seribu persen (1000 %) kalau Pemerintah dan Menkominfo ingin memblokir telegram, saya tidak keberatan sama sekali kalau hal itu bisa memblokir, mengurangi, menahan laju perkembangan sel-sel  ISIS di Indonesia.
Masih banyak media chatting alternatif lain yang bisa digunakan, terlebih Kapolri Tito Karnavian sudah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa ternyata telegram merupakan saluran komunikasi paling favorit oleh kelompok teroris. Kasus-kasus yang terjadi selama ini, mulai dari bom Thamrin sampai bom Kampung Melayu, terakhir teror di Masjid Falatehan, di Bandung, ternyata komunikasi yang mereka gunakan semuanya menggunakan telegram,” terangnya.
Terlepas apakah pemerintah hanya menggertak telegram supaya bersedia bekerjasama, atau memang serius ingin menutup, saya setuju dan mendukung keputusan pemerintah. Terbukti Pavel Durov pun langsung tergopoh-gopoh membalas email dan mengajukan 3 solusi terkait wacana pemblokiran telegram di Indonesia ini. Seperti yang kita ketahui bersama, entah ini prestasi yang membanggakan atau sebaliknya, tapi pengguna media sosial di Indonesia adalah yang paling cerewet, paling aktif, paling bawel. Pasti Durov pun tak ingin hengkang begitu saja dari market yang menggiurkan di Indonesia. Hah!
Kembali ke kiriman foto yang saya terima tadi. Tepatnya rangkaian screen shots tentang betapa masif dan nyatanya ancaman ISIS di Indonesia, terbukti dari chatting dalam grup simpatisan ISIS.  Ada anak berusia 14 tahun yang sudah bersumpah setia menjadi pengikut ISIS. Masa akhil balik, baru puber, mungkin kencing saja belum lurus! Kelas 2 SMP (atau kelas 8) kemungkinan, masa di mana hormonnya sedang deras merestrukturisasi tubuhnya, masa ketika jerawat bermunculan, masa –masa awal mulai merasakan ketertarikan kepada lawan jenisnya. Jelas, bukan masa yang dilewati dengan meluncurkan sumpah melaknat dan bersedia menerima azab atas dirinya dan seluruh anggota keluarganya kalau terbukti berkhianat dan hanya memata-matai  gerombolan dajjal itu di telegram!
Ada yang berisikan ajakan atau seruan untuk meracuni makanan di restoran dan kafe di dalam makanan kaum Salibis. Tulisan dalam bahasa Inggrisnya adalah Crusaders  yang berarti Tentara Salib, perang yang sudah lawas di abad 11-13 Masehi kenapa dibawa-bawa lagi. Berdasarkan penelusuran singkat, ternyata Salibis/Tentara Salib mengalami peyoratif (pergeseran makna menjadi lebih buruk atau lebih menghina dari makna sebelumnya) menjadi  Orang Kristen atau yang beragama Kristen, entah hanya di Indonesia saja atau sudah global, saya belum jelas.  Slide foto berikutnya bertuliskan kalimat “Darah Orang Kafir itu HALAL Bagimu, Maka Tumpahkanlah”.
Juga ada screenshot tentang rencana mereka untuk melakukan serangan teror tanggal 17 Agustus 2017 nanti, dengan sasarannya barisan anshor thogut almurtaddin. Halaaah! Siapa yang thogut? Siapa yang murtad? Kelakuan kalian itu jelas-jelas kelakuan dajjal yang nyata! Belum cukup, saya meringis ngeri melihat slide yang berisi ajakan untuk menusuk polisi dan militer. Ini saya ketikkan ulang sesuai foto aslinya:
Media Acheh Sumatra
Pantau terus kegiatannya anggota POLISI dalam perjalanan dinasnya. Tikam dari belakang, atau tendang keretanya dari belakang. Biarkan mereka tersungkur ke tanah,  hidup atau mati. Tanpa pandang bulu. Lumpuhkan kinerja polisi #SEGERA. Akhiri.
Itu yang kita mampu, lakukan dengan TENANG.
Dalam Aksi lakukan penyamaran, bila perlukan cukur jenggot buat penyamaran serangan. Rubah penampilan kita untuk aksi kapanpun.
Marwan Cobra
Team Lintas Sumatra

Apa salah polisi-polisi itu? Polisi yang kalian incar itu sedang berjihad menjaga keamanan di bumi NKRI, mereka berjihad mencari nafkah untuk keluarganya, mereka adalah seorang suami/istri, seorang ayah/ibu, dan juga seorang anak bagi kedua orangtuanya. Dasar Kamvrettt!
Yang membuat saya geram, murka dan mendidih adalah mereka menggunakan bahasa Indonesia, mereka berdomisili di wilayah Indonesia, mereka hidup dan dilindungi, dijamin hak-haknya oleh pemerintah Indonesia, mereka lahir di Indonesia, besar di Indonesia, mencari makan di Indonesia, dan kemungkinan mereka juga akan mati di Bumi Pertiwi. Di mana rasa nasionalismenya?!?
Bukannya bersama-sama dengan pemerintah membangun Indonesia ke arah yang lebih baik, menjadikan Indonesia sejajar dengan negara-negara tetangganya di Asia bahkan memimpin Asia  terutama dalam bidang ekonomi. Saya punya cita-cita, atau katakanlah harapan, yang besar kepada pemerintahan sekarang. Dengan presiden yang terbaik yang pernah saya rasakan, Presiden Joko Widodo yang nyata KERJAnya, saya merasakan nasionalisme saya bangkit dan menggelora. Saya meresapi target Nawacita mulai terlaksana, demokrasi, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali dari Sabang sampai Merauke. Saya melihat Pancasila bersinar, semangat toleransi bergaung, dan empat pilar kebangsaan ditegakkan. Saya tinggal di bumi yang bulat, kalau kalian tidak bisa melihatnya mungkin kita hidup di bentuk belahan bumi yang berbeda.
Presiden Jokowi bukan manusia super, beliau manusia biasa yang terus-terusan berusaha dijatuhkan dan dijegal oleh banyak pihak. Saya sebut saja musuh-musuh utama bangsa Indonesia adalah (1) koruptor dan mafia, (2) narkoba, (3) politikus dan pengusaha korup, (4) para teroris dan simpatisan.  Dan kita tidak boleh hanya diam berpangku tangan, abstain, dan bersikap Golput saat 2019 nanti. Indonesia bisa kembali ke masa kegelapan kalau bukan Jokowi yang terpilih di 2019. Serius. Sekarang saatnya silent majority untuk bangkit, dan LAWAN.
Saya bukan Jokower. Saya hanya pro kepada orang-orang yang baik yang duduk di pemerintahan dan yang jelas bekerja membangun Indonesia. Saya pro kepada kewarasan. Saya pro kepada agen-agen toleransi di Indonesia. Saya pro kepada mereka yang masih memiliki kebanggaan dan kecintaan kepada NKRI. Saya pro kepada mereka yang bekerja demi kepentingan rakyat banyak.
Saya tidak ingin mimpi buruk saya jadi kenyataan, saya pernah bermimpi lima puluh tahun dari sekarang, generasi saat itu melihat lembaran sejarah dan memaki kita sekarang. “Lihat, tahun 2017-2019 adalah masa di mana kehancuran Indonesia seharusnya dapat dicegah, kalau saja para leluhur kita saat itu tidak bersikap apatis dan apolitis”. Malu. Miris. Menyedihkan. Memilukan. Saya harap mimpi buruk saya tidak terwujud.
Saya ingin mewariskan Indonesia yang lebih baik untuk anak dan cucu saya kelak. Saya bayar ‘harganya’ sekarang. Saya ingin ikut ambil bagian menjaga Indonesia. Menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia supaya tetap berdaulat. Menjaga Indonesia tetap toleran, dengan semangat gotong royong, dalam kebersamaan, dengan keberagaman dan keberagamaannya, dengan kemajemukan dan pluralismenya, dengan 17.504 pulau, 1.340 suku bangsa, dan sekitar 1.200 bahasa daerahnya.
Tentukan di mana posisimu berdiri. Di belahan bumi mana kau hidup. Apakah kau ingin aktif membangun dan bekerja untuk Indonesia yang lebih baik? Atau hanya diam dan nyinyir, merusak dan membodohi sekelilingmu? Posisi saya jelas dan tegas. Dan saya serukan dukungan untuk Pemerintah, Polri, TNI dan instansi-instansi yang terkait supaya tidak ragu mengambil langkah yang tegas demi menjaga keutuhan NKRI, menjaga Pancasila sebagai dasar negara kita. Jangan ragu memblokir telegram, kalau itu memang bisa mencegah meluasnya paham radikal dan takfiri. Jangan ragu untuk mengesahkan Perppu 2/2017 untuk mempercepat pembubaran ormas yang radikal dan ingin menodai Pancasila. Jangan ragu mencopot kewarganegaraan orang yang sudah terbukti berbaiat ke ISIS, tendang saja mereka keluar dari Indonesia. Dan jangan terima kembali mereka yang sudah terbukti meninggalkan Indonesia untuk bergabung dengan ISIS. Termasuk 435 orang WNI anggota ISIS yang tertangkap di Turki.
Rayalah, Indonesiaku.

0 komentar:

Posting Komentar