Cari Blog Ini

Kamis, 17 Agustus 2017

Yang Mendukung ISIS, Cabut Saja Kewarganegaraannya, Masih Mau Dibohongi Pakek Khilafah?


Bisa anda bayangkan, misalnya anda mempunyai istri atau pacar, lalu istri atau pacar anda pergi meninggalkan anda, sambil bilang anda bajingan, anda miskin, anda menjijikan, tidak berhenti disitu saja, anda diludahi, diinjak-injak, lalu dia pergi bersama lelaki lain, dan menganggap lelaki yang barunya adalah lelaki yang sempurna, bagaimana perasaan anda? Sesudah apa yang dilakukannya kepada anda, lalu si istri atau pacar anda ingin kembali kepada anda, karena dia dicampakan, dan dibohongi oleh lelaki tersebut, apakah anda mau menerimanya? Kalo saya sih ogah.
Sama seperti halnya para WNI yang berbaiat kepada ISIS, yang pergi meninggalkan Indonesia karena menganggap Indonesia berideologi Pancasila. Semua sistem mereka anggap thagut, dan menginginkan khilafah, dari itu dia meninggalkan Indonesia dan pergi menuju wilayah yang dikuasai oleh ISIS, dengan harapan tinggal di negara yang menerapkan hukum-hukum agama secara mutlak menurut versi dan pemahaman mereka.
Tetapi setelah kenyataan berkata lain, surga diharap namun neraka didapat, mereka merasa dibohongi pakek janji palsu khilafah. Padahal, para kaum radikal selalu menggunakan ayat-ayat untuk melakukan propaganda , apakah itu boleh dikatakan dibohongi pakek nganu? Sedangkan, Ahok yang bermaksud memberi pemahaman, jangan sampai dibohongi orang dengan propaganda yang menggunakan ayat-ayat dalam kepentingan politik saja tidak boleh, dan diarak bagaikan koruptor kelas kakap.
Seperti kita ketahui, Indonesia merupakan negara ke dua terbanyak yang terkait ISIS setelah Rusia. Seperti yang dilansir oleh berbagai media, berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri Turki dari total 4.957 milisi asing yang ditangkap, ada 804 orang dari Rusia dan dari Indonesia sebanyak 435 orang.
Jika dari rusia merupakan para fighter sedangkan dari Indonesia ada anak-anak dan perempuan. Bahkan sebelumnya ada juga WNI yang kembali dan mengaku merasa dibohongi, karena harapan yang muluk-muluk dari sistem khilafah yang dibawa ISIS.
Mereka datang ke negara yang dikuasai oleh ISIS, karena ingin hidup di negara berideologi Islam, dan ogah dengan Pancasila. Ini sudah jelas, mereka tidak mau hidup di Indonesia, jadi mengapa harus diperdulikan? Tetapi sebagai sesama manusia, kita pasti merasa iba, meskipun terkadang orang-orang seperti itu tidak tahu diri, karena bisa menusuk orang yang menolong mereka saat susah, dengan dalih tidak seakidah, meski berbuat baik, kalo kafir ya kafir, halal darahnya untuk dibunuh, toh itu yang sering dipropagandakan oleh ISIS. Apakah kita mau menerima kembali orang yang seperti itu? Ya tapi biarlah pemerintah yang memutuskan bagaimana baiknya, yang penting harus diawasi, karena isi kepala mereka sudah sama dengan yang dipikirkan ISIS, dan tidak mau hidup di Indonesia yang berideologi Pancasila.
Mereka banyak yang terpropaganda melalui internet, terutama melalui media sosial. Saya sangat muak, karena sampai saat ini, saya juga masih begitu gampang menemui propaganda-proganda semacam itu. Tentang ISIS, tentang khilafah dan konten bermuatan negatif yang berkaitan dengan radikalisme.
Jika ISIS ingin mendirikan khilafah dengan cara mengangkat senjata, di Indonesia ada ormas yang menginginkan khilafah namun menggunakan cara yang lebih halus. Sama seperti ISIS, HTI juga menganggap Pancasila dan demokrasi merupakan Thaghut, tetapi menggunakan demokrasi untuk mewujudkan khilafah .
Tidak berhenti di situ saja, demi tidak ingin kehilangan panggung, para elit politik brengsek menggoreng berbagai tindakan yang dilakukan pemerintah dalam upaya membrantas teroris dan radikalisme lainnya seperti upaya penggantian ideologi negara dengan isu menjijikan, dari menuduh pemerintah PKI, otoritor, anti Islam dan banyak lagi. Itu semua dilakukan dengan sadar, dan bukan karena mereka bodoh, tetapi karena mereka ingin membodohi rakyat demi panggung politik.
Sebagai manusia yang normal, saya secara pribadi menginginkan ada perhatian khusus untuk mereka-mereka yang sudah dibohongi melalui propaganda ISIS supaya disadarkan dari pengaruh cuci otak akibat propaganda khilafah ISIS. Tetapi jika tidak bisa disadarkan, ya entah harus bagaimana lagi, maka biarkan saja mereka menikmati neraka yang diciptakan  ISIS atas nama khilafah.
Orang-orang seperti mereka inilah yang sejatinya menistakan agama, membuat islamophobia terjadi hampir diseluruh dunia.

Sumber pendukung :

0 komentar:

Posting Komentar