Cari Blog Ini

Selasa, 15 Agustus 2017

Para Pahlawan Tak Lagi Bisa Berjuang, Kini Kitalah yang Harus Berjuang demi NKRI!


 

Saya agak tergelitik melihat gambar di atas ketika melihat-lihat beranda Facebook saya. Tak lama, saya pun berkomentar:
“Apakah mungkin mereka diturunkan kembali (dihidupkan) untuk menghadapi pada bedebah2 yang mencoba mencerai-beraikan Indonesia?!?!”
Saya pun langsung teringat dengan film The Mummy: Tomb of The Dragon Emperor. Ada adegan dimana terjadi pertarungan para mumi yang tak terhitung jumlahnya, yang dibangkitkan oleh “Sang Jenderal” Emperor (diperankan oleh Jet Li) melawan para pasukan dari masa lalu yang dibangkitkan lewat pembacaan mantera yang dilakukan oleh Zi Yuan (diperankan oleh Michelle Yeoh).
Sekalipun akhirnya peperangan dimenangkan lewat pertarungan Rick O’Connell melawan Emperor, tetapi tak bisa dibayangkan apa yang terjadi jikalau sekumpulan besar mumi itu tak dilawan dengan pasukan dari masa lalu juga. Emperor dan pasukannya tentu akan menang dan Emperor dapat melakukan apa pun yang dia mau. Apalagi, Emperor yang merupakan raja dari “masa lalu” memiliki kekuatan yang luar biasa dan sanggup mengubah dirinya menjadi sosok makhluk yang buas dan sangat kuat.
Kembali pada komentar saya di atas …
Seandainya para pahlawan yang ada pada gambar di atas bisa “dihadirkan” kembali, lalu diminta untuk berkomentar mengenai apa yang terjadi beberapa bulan terakhir di Indonesia , saya sangat yakin mereka tak hanya akan berkomentar. Bahkan seandainya mereka sudah lanjut usia pun, mengingat apa yang pernah mereka perjuangkan demi kemerdekaan Indonesia, saya yakin mereka akan kembali memegang senjata, lalu ikut berjuang pada barisan terdepan.
Seandainya mereka masih hidup, maka pastilah mereka akan berada paling depan pada setiap aksi penyalaan lilin yang dilakukan di daerah mereka masing-masing. Jika ada yang berani melarang atau mencoba melakukan kekerasan, saya yakin para preman berjubah itu akan langsung kabur karena mereka tak berani berhadapan dengan para pahlawan yang gagah berani.
Siapa berani menghadapi Kapitan Pattimura dengan pedang panjangnya?
Siapa tak ciut nyali menghadapi seorang Jenderal Sudirman?
Siapa yang tak bergetar mendengar Indonesia Raya dikumandangkan, dengan W.R. Soepratman berada di barisan terdepan?
Siapa yang bisa mencegah Bung Karno menggerakkan masa untuk membela bangsanya dari pihak-pihak yang ingin memecah-belah keutuhan bangsa?
Siapa yang tak berpikir ulang sebelum maju menghadapi pasukan yang dikomando secara langsung oleh Pangeran Diponegoro?
Secara fisik, kita tahu pasti bahwa hal itu tak dapat dilakukan lagi. Para pahlawan bangsa ini tak bisa lagi dibangkitkan atau dihadirkan kembali. Namun, spirit perjuangan mereka BISA DIHADIRKAN KEMBALI dalam diri kita. Cara bertempurnya pun tidak lagi secara fisik, sekalipun tetap ada kemungkinan ke arah sana, kalau suatu saat TERPAKSA harus terjadi “pertarungan” secara fisik. Kondisi yang sudah pasti akan membuat kita menangis pilu di tengah kegeraman karena harus berperang melawan saudara sebangsa sendiri. Kondisi yang tak terjadi pada masa perang kemerdekaan, ketika para pahlawan bangsa memimpin rakyat untuk berjuang melawan dan mengusir penjajah dari bumi nusantara ini.
Hari-hari ini, jiwa nasionalisme kita mungkin sudah tergugah dan bangkit melihat adanya upaya untuk memecah-belah dan mengadu domba bangsa kita. Seruan bernada provokatif, saling membenturkan, maupun fitnah sudah tidak lagi bersembunyi di balik tembok. Para pemimpin negara, tokoh agama, orang berpengaruh, hingga kaum awam pun tak luput dari upaya yang ujungnya membawa kerusakan pada tenunan kesatuan dan persatuan bangsa ini.
Ini waktunya bangkit dan bersuara.
Ini waktunya bangkit dan beraksi.
Ini waktunya keluar dari persembunyian.
Ini waktunya melakukan aksi nyata, tak sekadar berdoa.

Menulislah, jika kita bisa menulis.
Melukislah jika jari-jemari kita dianugerahi Tuhan untuk melukis.
Berbicaralah jika memang kita diberi karunia untuk berbicara.
Memotretlah, jika hasil jepretan kita dapat menggugah nasionalisme bangsa.

Lakukan apa yang kita bisa.
Lakukan dengan kobaran semangat membara.
Lakukan dengan cara-cara yang positif.
Lalu … satukan dengan rekan-rekan lainnya yang setujuan.
Jika para pahlawan tak lagi mungkin berbaris, berteriak, dan memimpin pasukan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kita masih bisa melakukan sesuatu!
Mari kita rapatkan barisan, satukan tujuan, kobarkan semangat untuk melakukan sesuatu demi keutuhan bangsa ini. INDONESIA seharusnya menjadi bangsa yang hebat. Indonesia seharusnya dipenuhi dengan orang-orang yang mengerti dan menerapkan dalam keseharian tentang indahnya toleransi, hidup berdampingan dan rukun, tepo-seliro, ramah, hidup damai seorang akan yang lain, dan tak lagi mudah diadu domba oleh segelintir oknum atau kelompok yang mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
Indonesia masih layak untuk diperjuangkan, seperti para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan NKRI hingga berkorban jiwa dan raga. Mari lanjutkan perjuangan kita, demi NKRI. Para Pahlawan Tak Lagi Bisa Berjuang, Kini Kitalah yang Harus Berjuang demi NKRI. Apa yang telah dipersatukan oleh para pahlawan, jangan pernah biarkan dipecah-belah!
Merdeka! Merdeka! Merdeka!

0 komentar:

Posting Komentar