Cari Blog Ini

Jumat, 25 Agustus 2017

Pantaskah Seorang Oknum Guru PNS Mendukung Khilafah dan “Melecehkan” Presiden ?

Ada yang masih ingat tulisan penulis tentang seorang oknum guru di Nusa Tenggara Barat (NTB), seorang “simpatisan” FPI yang mendidik putri kecilnya untuk menjadi seorang “pembunuh” para pendukung Ahok dan Jokowi ???
Dalan tulisan tersebut, penulis sengaja menutupi wajah istrinya, karena penulis berpikir itu hanya ulah ayahnya saja. Tetapi ternyata salah. Setelah penulis mengangkat kasus tersebut, ternyata akun Facebook milik yang bersangkutan “menghilang”. Mungkin karena malu karena kasusnya sudah menjadi viral di media sosial ya 😀
Tiga hari kemudian, penulis mengangkat lagi update kasus tersebut dengan menampilkan wajah kedua suami istri tersebut karena ternyata keduanya mempunyai sifat yang sama “parahnya” karena sama-sama “simpatisan” FPI. Bagi pembaca setia di Seword yang ingin membaca auto data tulisannya, silahkan klik di https://seword.com/politik/update-oknum-guru-rasis-dan-radikal-di-ntb
Penulis bingung sekaligus ngeri membayangkan bagaimana nasib anak-anak kita jika ada oknum guru seperti itu ya…
Apa yang akan diajarkan kepada anak-anak kita ???
Akan jadi apa anak-anak kita kelak jika gurunya radikal seperti itu…
Jika sebelumnya penulis sudah mengangkat oknum suami istri yang radikal di NTB, kali ini penulis akan mengangkat seorang oknum guru PNS di Surabaya, Jawa Timur yang juga sifatnya “radikal”…
Yang lebih mirisnya adalah bahwa oknum guru tersebut adalah seorang wanita…
Mari kita lihat lebih dalam kasus ini….
Ada sebuah akun milik seorang wanita yang bernama Riza Rakhmawati yang beralamat di https://www.facebook.com/riza.rakhmawati.7
Akun Facebook Riza Rakhmawati
Penampakan Riza Rakhmawati
Sebelum penulis melanjutkan tulisan ini, penulis ingin menyampaikan terlebih dahulu bahwa penulis juga memiliki beberapa teman yang menggunakan cadar, tetapi mereka sangat mencintai Indonesia, mendukung Presiden Jokowi dan tidak radikal seperti oknum guru PNS di atas…
Jadi tulisan ini bukan untuk menyudutkan orang yang menggunakan cadar, tetapi fokus kepada pemikiran yang radikal dan itu sangat berbahaya. Apalagi dalam foto di atas adalah seorang oknum guru PNS yang sangat dekat hubungannya dengan anak-anak kita yang masih muda sehingga sangat “mudah” disusupi dengan pemikiran radikal yang “dibungkus” dengan agama…
Dalam akunnya berikut ini, dia mengakui sendiri bahwa akunnya adalah asli…
Akun FB Riza Rakhmawati
Dalam akun Facebook di atas, dia juga mengatakan bahwa dia adalah seorang guru PNS di SMKN 1 di Surabaya…
Yang mirisnya, dia menuliskan bahwa jika ada yang mengebom atas namanya, maka itu suatu kebutuhan ???
Maksudnya gimana ya…
Apakah dia BANGGA jika ada yang melakukan bom atas namanya ???
Mengebom adalah suatu kebutuhan ???
Maaf, penulis ingin bertanya apakah dia “waras” ???
Dalam postingan tersebut, dia juga mengatakan need panji hitam ???
Apakah panji hitam yang dimaksud oleh Riza Rakhmawati itu adalah bendera HTI, ormas yang sudah dilarang di Indonesia seperti yang terlihat dalam akun Facebook-nya ini ???
Riza Rakhmawati mengupload foto profilnya
Yang jelas, dia mengakui sendiri sebagai pro khilafah seperti yang terlihat dalam postingannya berikut ini :
Postingan Riza Rakhmawati pro khilafah
Penulis ingin tegaskan sekali lagi bahwa tidak ada yang salah dengan kalimat dalam bendera hitam di atas. Yang menjadi masalah bukanlah kalimatnya, tetapi orang-orang yang “memanfaatkan” kalimat tersebut untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya !!!
Sebagai umat Islam seharusnya kita berhati-hati dengan orang yang “memanfaatkan” kalimat-kalimat suci dan dibubuhkan pada bendera hitam. Contohnya adalah seperti bendera teroris ISIS berikut ini :
https://news.okezone.com/read/2014/09/01/340/1032732/simpan-bendera-isis-eks-teroris-bom-buku-diamankan-polisi
Tidak ada yang salah dengan kalimat yang ada dalam bendera ISIS tersebut, tetapi yang salah adalah orang yang “memanfaatkan” bendera tersebut demi kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Apakah pantas kita memuja teroris ISIS hanya karena mereka menggunakan bendera hitam yang berisi kalimat suci ???
Teroris ISIS membakar, memenggal, memperkosa bahkan membunuh orang lain dengan keji, lalu kita harus mendukung mereka HANYA karena bendera hitam yang mereka gunakan ???
Apakah membakar, memenggal, memperkosa bahkan membunuh itu DIBENARKAN dan sesuai dengan ajaran agama ???
Jadi hati-hati terhadap orang-orang yang membawa bendera hitam dan menggunakan simbol-simbol agama tetapi tindakannya tidak sesuai dengan ajaran agama itu sendiri !!!
Bukankah Imam Ali pernah memperingati kita untuk berhati-hati jika kita melihat bendera-bendera hitam seperti yang dilansir dalam situs resmi milik NU yang bisa diakses di http://www.nu.or.id/post/read/53439/sayyidina-ali-pernah-peringatkan-waspadai-kelompok-ini ???
Sebenarnya sangat mudah melihatnya…
Jika ada yang membawa bendera hitam, mengklaim dirinya pembela agama tetapi kerjanya mengkafirkan orang lain bahkan mengkafirkan orang diluar kelompoknya jadi jelas mereka bukan orang baik !!!
Begitu juga jika ada yang membawa bendera hitam seperti teroris ISIS tetapi kerjaannya malah tidak sesuai dengan ajaran agama itu sendiri. Tapi Alhamdulillah Majelis Ulama Indonesia sudah MENGHARAMKAN teroris ISIS seperti yang dilansir dalam situs https://news.detik.com/berita/d-3548278/ketum-mui-isis-organisasi-teroris-menyimpang-dari-ajaran-islam
Selain sikapnya yang aneh menganggap mengebom adalah suatu “kebutuhan”pro khilafah, Riza Rakhmawati juga “melecehkan” Presiden seperti yang terlihat dalam postingannya berikut ini :
Dalam postingan di atas, begitu mudahnya dia mengatakan bahwa Presiden Jokowi “mudah” disuruh mencuri hanya karena Pak Jokowi mau menggunakan pakaian dalam foto di atas ???
Penulis bingung, kenapa dia yang mengenakan baju “besar” bahkan cadar tapi pemikirannya sangat “picik” seperti itu ???
Apa dia TIDAK MALU dengan pakaian yang dipakai olehnya ???
Menutup aurat tetapi TIDAK BISA menjaga lisan…
Menjelekkan Pemerintah tetapi dia sendiri sebagai oknum guru PNS yang digaji oleh Pemerintah !!!
Penulis berharap oknum guru pro khilafah seperti di atas yang mengatakan mengebom adalah sebuah kebutuhan dan mudahnya berburuk sangka kepada orang lain (Presiden) tidak berhak “mengajar” untuk mencegah agar anak-anak kita tidak mudah “DIRACUNI” oleh pemikiran radikal.
Bagaimana menurut pembaca setia di Seword ???
Wassalam,

0 komentar:

Posting Komentar