Cari Blog Ini

Jumat, 25 Agustus 2017

Fitnah Keji HTI, Halalkan Dusta Demi Khilafah?

Baru-baru ini jagat maya dihebohkan dengan pemberitaan tidak lazim dari  lingkungan kementerian agama yang diliput oleh website resmi kelompok anti pancasila yaitu Hizbut Tahrir Indonesia.
Seperti dikutip dari web resmi HTI , artikel berita ini diberi judul ” Kanwil Kemenag Kalbar Apresiasi Hizbut Tahrir”.
HTI Press, Pontianak. Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Barat mengapresiasi metode Hizbut Tahrir dalam memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah. Hal itu, disampaikan Kepala Kanwil Kemenag saat menerima kunjungan silaturahim Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalimantan Barat, Rabu (12/1) di Kanwil Kemenag, Jalan Sutan Syahrir No 12, Pontianak.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua HTI Kalbar Kurniawan mengungkapkan HTI beraktivitas untuk membangun kesadaran umat, agar umat mampu bangkit untuk melanjutkan kehidupan Islam yang kafah sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Ditekankan pula bahwa dalam beraktivitas, HTI tidaklah menggunakan cara-cara kekerasan karena berpegang pada prinsip dakwah Rasulullah SAW. Kepala Kantor Kemenag Prov Kalbar sangat menyambut baik kunjungan silaturahmi ini dan ia juga ingin sekali mengenal lebih jauh tentang HTI dan aktivitasnya. Pada kesempatan itu pula dari Pihak Kemenag menyampaikan posisi Kemenag sebagai institusi yang mewadahi seluruh elemen umat dan menjaga agar tidak terjadi perpecahan. Kepada HTI Kalbar, Kepala Kanwil Kemenag Syahrul Yadi berpesan agar tetap menjalankan dakwah mendidik umat dengan tanpa kekerasan dan menjaga persatuan umat Islam.
Merupakan suatu hal yang mengerikan jika aparatur sipil negara sudah berani mendukung ormas yang menyuarakan pembubaran sistim pancasila demokrasi yang dibuat para pendiri Bangsa Indonesia. Syukurlah, faktanya orang yang bersangkutan membantah pernyataan dari berita tersebut.
Klarifikasi Menteri Agama
Sebenarnya artikel tersebut sudah bertengger di Website resmi HTI sejak Januari 2016 lalu, namun sepertinya baru terendus masyarakat umum baru-baru ini. Seorang netizen pun meminta klarifikasi dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin via jejaring sosial twitter. Klarifikasi yang dimuat di Nukhatulistiwa.com  ini baru muncul per tanggal 30 April 2017. Berikut isi dari klarifikasinya.
Benarkah Kakanwil Kemenag Kalbar Dukung Khilafah?
HTI Catut Nama Syahrul Yadi
PONTIANAK, NUKHATULISTIWA – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kalbar, Syahrul Yadi, secara tegas membantah dirinya mendukung khilafah sebagaimana pemberitaan di portal hizbut-tahrir.or.id berjudul “Kanwil Kemenag Kalbar Apresiasi Hizbut Tahrir”, 30 Januari 2016 lalu.
“Secara tegas saya katakan, saya tidak mendukung konsep negara khilafah,” ujar Syahrul Yadi kepada NU Khatulistiwa di Pontianak, Minggu (30/4/2017).
Pada link berita hizbut-tahrir.or.id/2016/01/30/kanwil-kemenag-kalbar-apresiasi-hizbut-tahrir/ disebutkan, Kakanwil Kemenag Kalbar mengapresiasi metode yang dilakukan Hizbut Tahrir dalam memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah.
Syahrul mengatakan, isi dalam pemberitaan tersebut telah melenceng dari maksud pertemuan antara pihak Kemenag dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalbar di Kanwil Kemenag Kalbar, Jalan Sutan Syahrir, Pontianak, Rabu (12/1/2016), yaitu audiensi sekaligus bersilaturahmi.
“Saya nyatakan dengan tegas bahwa berita itu tidak benar, keliru. Yang benar adalah mereka datang audiensi dan mohon berkali-kali. Karena saya sebagai Kepala Kantor, saya coba ya saya terima audiensi mereka. Dengan diterima itu, saya dikatakan mengapresiasi,” terangnya.
Syahrul mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut dirinya menyampaikan kepada HTI bahwa organisasi yang boleh beraktivitas di Indonesia yaitu organisasi yang mengikuti empat pilar kebangsaan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.
“Kalau (syarat) itu tidak bisa (diikuti), maka saya mengimbau kepada semua organisasi, apapun nama organisasinya, untuk jangan sampai berkembang di Kalimantan Barat khususnya. Karena memang bertentangan dengan azas negara kita,” kata Syahrul menerangkan penyampaiannya kala itu.
Lebih lanjut Syahrul mengatakan, tidak ingin menilai apakah HTI termasuk dalam salah satu organisasi yang bertentangan dengan ideologi negara. Namun, setiap organisasi yang tidak mau menerima empat pilar, maka tidak berhak hidup di Kalbar.
“Semua organisasi, kalau tidak menerima Pancasila sebagai azas, itu wajib ditolak. Karena memang Pancasila sudah final,” tegasnya yang juga sebagai Ketua Syuriah PWNU Kalbar ini.
Syahrul mengimbau kepada masyarakat, agar tidak mudah percaya dengan pemberitaan yang belum jelas kebenarannya, khususnya pemberitaan yang telah mencatut namanya sebagai Kakanwil Kemenag Kalbar yang seolah mendukung gerakan HTI dalam memperjuangkan negara khilafah.
“Saya imbau kepada semua yang sudah membaca pemberitaan tentang saya, supaya memahami apa yang saya sampaikan ini. Bahwa berita itu keliru dan tidak benar. Yang benar, apa yang saya klarifikasi (saat) ini,” tuturnya.
Kakanwil Kementerian Agama Kalimantan Barat (NUkhatulistiwa.com)
Sekarang kita sudah tahu bahwa pernyataan dukungan Kakanwil Kalbar terhadap khilafah ternyata merupakan berita hoax. Sekarang yang menjadi pertanyaan selanjutnya, kenapa HTI berbohong kalau memang yang mereka perjuangkan adalah khilafah? apakah kelompok mereka menghalalkan dusta semacam ini untuk memuluskan agenda politik pribadi? bukankah itu sudah bertentangan dengan nilai-nilai Islam sendiri? apakah masyarakat akan rela membiarkan orang-orang yang suka memanipulasi pemberitaan seperti ini berada di tampuk kekuasaan di Negeri super jumbo ini? mau jadi khilafah macam apa memangnya? apa bedanya dengan komunisme ala korea utara yang pemberitaannya selalu nyeleneh tak berdasarkan fakta demi menyenangkan rakyatnya? Amit-amit. Semoga bangsa kita tetap kuat terutama kaum mudanya dari ancaman ancaman ormas transnasional yang selalu berusaha mengganti ideologi kita Pancasila, yang menggunakan cara-cara tidak beradab seperti ini.  Kalau HTI memang benar memperjuangkan Islam, ada baiknya artikel fitnah tersebut segera dihapus. Penulis pribadi hingga saat ini masih berinteraksi dengan beberapa kader HTI yang memiliki pergerakan kuat di Kampus tempat penulis menuntut ilmu. Penulis yakin mereka tidak serendah level portal-portal  Piyungan dan personality seperti Jonru yang suka menyuarakan kebohongan tanpa dasar fakta yang jelas demi agenda politik P*S, karena yang diperjuangkan HTI murni nilai-nilai Islam yang dengan sangat menyesal penulis fahami tidak cocok diterapkan di Indonesia (seperti yang pernah dinyatakan Ketua MUI yang juga merupakan Rais Syuriah NU K.H Ma’ruf Amin)Baru-baru ini jagat maya dihebohkan dengan pemberitaan tidak lazim dari  lingkungan kementerian agama yang diliput oleh website resmi kelompok anti pancasila yaitu Hizbut Tahrir Indonesia.
Seperti dikutip dari web resmi HTI , artikel berita ini diberi judul ” Kanwil Kemenag Kalbar Apresiasi Hizbut Tahrir”.
HTI Press, Pontianak. Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Barat mengapresiasi metode Hizbut Tahrir dalam memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah. Hal itu, disampaikan Kepala Kanwil Kemenag saat menerima kunjungan silaturahim Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalimantan Barat, Rabu (12/1) di Kanwil Kemenag, Jalan Sutan Syahrir No 12, Pontianak.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua HTI Kalbar Kurniawan mengungkapkan HTI beraktivitas untuk membangun kesadaran umat, agar umat mampu bangkit untuk melanjutkan kehidupan Islam yang kafah sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Ditekankan pula bahwa dalam beraktivitas, HTI tidaklah menggunakan cara-cara kekerasan karena berpegang pada prinsip dakwah Rasulullah SAW. Kepala Kantor Kemenag Prov Kalbar sangat menyambut baik kunjungan silaturahmi ini dan ia juga ingin sekali mengenal lebih jauh tentang HTI dan aktivitasnya. Pada kesempatan itu pula dari Pihak Kemenag menyampaikan posisi Kemenag sebagai institusi yang mewadahi seluruh elemen umat dan menjaga agar tidak terjadi perpecahan. Kepada HTI Kalbar, Kepala Kanwil Kemenag Syahrul Yadi berpesan agar tetap menjalankan dakwah mendidik umat dengan tanpa kekerasan dan menjaga persatuan umat Islam.
Merupakan suatu hal yang mengerikan jika aparatur sipil negara sudah berani mendukung ormas yang menyuarakan pembubaran sistim pancasila demokrasi yang dibuat para pendiri Bangsa Indonesia. Syukurlah, faktanya orang yang bersangkutan membantah pernyataan dari berita tersebut.
Klarifikasi Menteri Agama
Sebenarnya artikel tersebut sudah bertengger di Website resmi HTI sejak Januari 2016 lalu, namun sepertinya baru terendus masyarakat umum baru-baru ini. Seorang netizen pun meminta klarifikasi dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin via jejaring sosial twitter. Klarifikasi yang dimuat di Nukhatulistiwa.com  ini baru muncul per tanggal 30 April 2017. Berikut isi dari klarifikasinya.
Benarkah Kakanwil Kemenag Kalbar Dukung Khilafah?
HTI Catut Nama Syahrul Yadi
PONTIANAK, NUKHATULISTIWA – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kalbar, Syahrul Yadi, secara tegas membantah dirinya mendukung khilafah sebagaimana pemberitaan di portal hizbut-tahrir.or.id berjudul “Kanwil Kemenag Kalbar Apresiasi Hizbut Tahrir”, 30 Januari 2016 lalu.
“Secara tegas saya katakan, saya tidak mendukung konsep negara khilafah,” ujar Syahrul Yadi kepada NU Khatulistiwa di Pontianak, Minggu (30/4/2017).
Pada link berita hizbut-tahrir.or.id/2016/01/30/kanwil-kemenag-kalbar-apresiasi-hizbut-tahrir/ disebutkan, Kakanwil Kemenag Kalbar mengapresiasi metode yang dilakukan Hizbut Tahrir dalam memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah.
Syahrul mengatakan, isi dalam pemberitaan tersebut telah melenceng dari maksud pertemuan antara pihak Kemenag dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalbar di Kanwil Kemenag Kalbar, Jalan Sutan Syahrir, Pontianak, Rabu (12/1/2016), yaitu audiensi sekaligus bersilaturahmi.
“Saya nyatakan dengan tegas bahwa berita itu tidak benar, keliru. Yang benar adalah mereka datang audiensi dan mohon berkali-kali. Karena saya sebagai Kepala Kantor, saya coba ya saya terima audiensi mereka. Dengan diterima itu, saya dikatakan mengapresiasi,” terangnya.
Syahrul mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut dirinya menyampaikan kepada HTI bahwa organisasi yang boleh beraktivitas di Indonesia yaitu organisasi yang mengikuti empat pilar kebangsaan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.
“Kalau (syarat) itu tidak bisa (diikuti), maka saya mengimbau kepada semua organisasi, apapun nama organisasinya, untuk jangan sampai berkembang di Kalimantan Barat khususnya. Karena memang bertentangan dengan azas negara kita,” kata Syahrul menerangkan penyampaiannya kala itu.
Lebih lanjut Syahrul mengatakan, tidak ingin menilai apakah HTI termasuk dalam salah satu organisasi yang bertentangan dengan ideologi negara. Namun, setiap organisasi yang tidak mau menerima empat pilar, maka tidak berhak hidup di Kalbar.
“Semua organisasi, kalau tidak menerima Pancasila sebagai azas, itu wajib ditolak. Karena memang Pancasila sudah final,” tegasnya yang juga sebagai Ketua Syuriah PWNU Kalbar ini.
Syahrul mengimbau kepada masyarakat, agar tidak mudah percaya dengan pemberitaan yang belum jelas kebenarannya, khususnya pemberitaan yang telah mencatut namanya sebagai Kakanwil Kemenag Kalbar yang seolah mendukung gerakan HTI dalam memperjuangkan negara khilafah.
“Saya imbau kepada semua yang sudah membaca pemberitaan tentang saya, supaya memahami apa yang saya sampaikan ini. Bahwa berita itu keliru dan tidak benar. Yang benar, apa yang saya klarifikasi (saat) ini,” tuturnya.
Kakanwil Kementerian Agama Kalimantan Barat (NUkhatulistiwa.com)
Sekarang kita sudah tahu bahwa pernyataan dukungan Kakanwil Kalbar terhadap khilafah ternyata merupakan berita hoax. Sekarang yang menjadi pertanyaan selanjutnya, kenapa HTI berbohong kalau memang yang mereka perjuangkan adalah khilafah? apakah kelompok mereka menghalalkan dusta semacam ini untuk memuluskan agenda politik pribadi? bukankah itu sudah bertentangan dengan nilai-nilai Islam sendiri? apakah masyarakat akan rela membiarkan orang-orang yang suka memanipulasi pemberitaan seperti ini berada di tampuk kekuasaan di Negeri super jumbo ini? mau jadi khilafah macam apa memangnya? apa bedanya dengan komunisme ala korea utara yang pemberitaannya selalu nyeleneh tak berdasarkan fakta demi menyenangkan rakyatnya? Amit-amit. Semoga bangsa kita tetap kuat terutama kaum mudanya dari ancaman ancaman ormas transnasional yang selalu berusaha mengganti ideologi kita Pancasila, yang menggunakan cara-cara tidak beradab seperti ini.  Kalau HTI memang benar memperjuangkan Islam, ada baiknya artikel fitnah tersebut segera dihapus. Penulis pribadi hingga saat ini masih berinteraksi dengan beberapa kader HTI yang memiliki pergerakan kuat di Kampus tempat penulis menuntut ilmu. Penulis yakin mereka tidak serendah level portal-portal  Piyungan dan personality seperti Jonru yang suka menyuarakan kebohongan tanpa dasar fakta yang jelas demi agenda politik P*S, karena yang diperjuangkan HTI murni nilai-nilai Islam yang dengan sangat menyesal penulis fahami tidak cocok diterapkan di Indonesia (seperti yang pernah dinyatakan Ketua MUI yang juga merupakan Rais Syuriah NU K.H Ma’ruf Amin)

0 komentar:

Posting Komentar