Cari Blog Ini

Kamis, 10 Agustus 2017

Nusron Wahid : Ironi, Partai Mengaku Pancasila tapi Bela Ormas Anti Pancasila


Image : jawapos.com
Lantaran ujaran, kembali memicu heboh negeri ini. Viktor Laiskodat ketua Fraksi Nasdem di DRP-RI mengucapkan perihal yang membuat panas beberapa golongan. Tidak tanggung-tanggung 4 partai yang tersinggung gara-gara ucapan Viktor, yakni Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN.
Perkara ini bermula saat Viktor pidato di Kupang Nusa Tenggara Timur pada Selasa (01/08/2017) yang lalu. Anak buah Surya Paloh ini membicarakan khilafah dan Parpol yang menolak Perpu No 2 Tahun 2017 Tentang Ormas.
Berikut pidato Viktor yang dilansir detik.com (04/08/2017) :
Kelompok-kelompok ekstremis ini ada mau bikin satu negara lagi, dong tidak mau di negara NKRI, dong mau ganti dengan nama negara khilafah. Negara khilafah itu berarti … (bahasa daerah) dengan NKRI. Ada sebagian kelompok ini yang hari ini mau bikin negara khilafah. Dan celakanya partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga. Yang dukung supaya ini kelompok ini ekstremis ini tumbuh di NTT, partai nomor 1 Gerindra. Partai nomor dua itu namanya Demokrat. Partai nomor tiga namanya PKS. Partai nomor empat namanya PAN. Situasi nasional ini partai mendukung para kaum intoleran, intoleran itu … (suara tidak terdengar jelas) intoleran. Yang dong suka orang lain, dong suka …. (suara tidak jelas)           
Jadi catat baik-baik, yang calon bupati, calon gubernur, calon DPR yang dari partai tadi tersebut, kalau tusuk tertusuk tumbuh untuk sampeyan pilih itu, maksudnya pilih supaya ganti negara khilafah.            
Mengerti dengan khilafah? Semua wajib salat. Semua lagi yang di gereja, mengerti? Mengerti? Negara khilafah tidak boleh ada perbedaan, semua harus salat.          
Saya tidak provokasi, nanti orang timur yang nanti, nanti negara hilang kita bunuh pertama mereka sebelum kita dibunuh. Ingat dulu PKI 1965? Mereka tidak berhasil kita eksekusi mereka. Gue telepon lu punya ketua umum di sana, suruh you jangan tolak tolak itu perppu yang melarang untuk perppu nomor 2 tahun 2017 (prokprokprok). Duduk di sini dari partai apa nih? Nah oli tamoes.. tau oli tamoes, tadi masih di Gerindra… (bahasa daerah).
Buntut dari orasi ini beberapa partai yang sebenarnya dekat dengan kaum ekstremis dan anti Pancasila seperti Gerindra dan PKS melaporkan Viktor ke polisi.
Jumat (04/08/2017) Gerindra dan PAN resmi melapor ke Bareskrim Polri. Kubu Gerindra mengaku Viktor telah mengihina partainya dan menganggap kader Nasdem tersebut telah menyuarakan ujaran kebencian, dapat memicu perpecahan umat dan anak bangsa. Beserta sangat berbahaya dalam sistem demokrasi Indonesia. Pihak Gerindra juga meminta Viktor mempertanggungjawabkan ucapannya dan akan menilai apakah hukum akan berkeadilan, yaitu berani menindaklanjuti laporan mereka.
Sedangkan PAN berpendapat ujaran Viktor adalah penodaan agama dan dapat menyebabkan terjadinya gesekan tidak hanya secara politik tapi juga secara sosial dan keagamaan. Faksi PAN juga memiliki bukti rekaman dari orang yang hadir di pidato Viktor dan mengantongi saksi yang mendengar dan dan melihat langsung di TKP.
Menurut saya, yang diucapkan Viktor sedikit banyak ada benarnya. Beberapa partai yang disebutnya memang memiliki kedekatan dengan kaum ekstemis dan anti Pancasila. Saat Ahok dituduh menista agama, beberapa partai ini berada dalam satu kubu dengan kaum ekstrimis (HTI dan FPI). Bahkan saat Pilkada DKI Jakarta PKS, Gerindra, PAN, FPI dan HTI masuk ke tim pemenangan Anies-Sandi. Yang kita tahu bahwa Anies pernah menyambangi Ketua Ormas radikal Riziek Sihab yang kini melarikan diri ke Arab Saudi, lantaran kasus pelanggaran hukum berjibun yang menimpanya.
Kaum ini juga (PKS, Gerindra, PAN, HTI) menolak Perpu Ormas. Padahal peraturan ini penting untuk menyelamatkan demokrasi di Indonesia, karena ada Ormas anti Pancasila (HTI) yang memiliki agenda mengubah sistem demokrasi Indonesia ke sistem khilafah. Situasi ini tidak main-main, sudah jutaan orang dari anak-anak sama kakek-kakek dan dari pendidikan yang paling rendah sampai ke doktor telah terpengaruh oleh ideologi HTI.
Dalam UU Ormas yang lama, Ormasi anti Pancasila dan demokrasi tidak masuk dalam daftar organisasi terlarang. Sehingga perlu Perpu untuk membubarkan organisasi yang dapat merusak keutuhan NKRI.
Kisruh antara Viktor dan partai-parta penantang Perpu Ormas ini mendapat komentar dari mantan ketua GP Ansor Nusron Wahid. Nusron menjelaskan pidato Viktor tidak perlu dibesar-besarkan. Apabila partai-partai tersebut benar-benar mendukung Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945 hendaknya dibuktikan dengan tindakan nyata.
Kepala BNP2TKI ini juga menilai langkah pemerintah dalam membubarkan HTI sudah tepat karena HTI tidak menerima Pancasila sebagai dasar negara. Nusron justru mempertanyakan dasar partai politik membela HTI. Sungguh ironi ada partai yang mengakui Pancasila tapi mati-matian bela Ormas yang membahayakan Pancasila, lanjut Nusron.

0 komentar:

Posting Komentar