Cari Blog Ini

Kamis, 31 Agustus 2017

Gawat! Polda Metro Buka Aduan Saracen, PPATK Bisa Telusuri Pengguna Jasa Saracen. Cepat Tiarap!

Saya sebenarnya mau bahas seseorang yang kemarin malam menjadi narasumber di acara ILC, tapi karena orang ini sudah dibahas banyak penulis, lebih baik saya mundur saja. Takutnya makin terkenal nanti. Masih terkait dengan isu Saracen, ternyata Polda Metro Jaya membuka posko pengaduan di mana masyarakat yang merasa dirugikan oleh Saracen bisa melaporkan ke pihak kepolisian.
“Ada ribuan laporan yang diterima Mabes Polri. Polda Metro juga membuka posko laporan tersebut dan kami terima,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono seperti diberitakan detik.com. Laporan yang diterima ini akan ditangani oleh Mabes Polri. Anda lihat sendiri, ada ribuan laporan terkait, ini jumlah yang sangat fenomenal. Sepertinya Saracen bakal terkencing-kencing diserang balik oleh banyaknya laporan yang mengarah ke dirinya.
Tapi saya juga punya analisis tambahan. Saya berpikir strategi membuat aduan sangat tepat karena ini bisa dijadikan sarana untuk mengumpulkan barang bukti. Mungkin saya kebanyakan nonton film, tapi ada kemungkinan sih. Setiap laporan pasti akan dilampirkan barang bukti entah apa pun bentuknya. Jika ada ribuan laporan, bayangkan saja berapa banyak bukti yang akan terkumpul? Dan syukur-syukur bukti tersebut dapat mengarah ke pelaku atau pemesan atau biang kerok Saracen ini.
Siapa tahu dari barang bukti tersebut ada sedikit petunjuk atau clue yang bisa ditelusuri lebih dalam lagi. Kalau pun tidak ada, setidaknya ini bisa dijadikan acuan untuk menghancurkan Saracen hingga hangus tak tersisa. Dan banyaknya laporan pun bukan sesuatu yang mengejutkan kalau melihat betapa masifnya sindikat ini, ada 800.000 akun yang terlibat.
Selain itu ada satu lagi hal yang membuat Saracen kian terjepit. Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin mengatakan pihaknya bisa menelusuri pihak-pihak yang diduga sebagai pengguna jasa kelompok Saracen. “Ya kami melihat uangnya saja. Ya kalau ada aliran transaksi ya bisa. Konsumennya siapa saja. Pasti kan dia membayar pada suatu rekening. Dari rekening itu tinggal kami telusuri,” kata Kiagus seperti diberitakan kompas.com.
Meski belum menerima permintaan dari penyidik, statement ini seolah memberikan sebuah harapan untuk menangkap biang kerok sekaligus sebuah mimpi buruk bagi pemesan jasa Saracen. Sebelumnya PPATK juga telah menelusuri aliran dana dari First Travel yang mana sebagian dana digunakan untuk kepentingan bisnis perjalanan umrah dan haji dan sebagian digunakan untuk investasi bisnis dan kepentingan pribadi. Saya yakin kalau PPATK sudah dilibatkan, meski tidak mudah, kita tinggal menunggu waktu sambil makan popcorn untuk mengetahui siapa dalang di balik semua ini.
PPATK memang harus dilibatkan untuk menelusuri aliran dana apalagi sudah ada indikasi Saracen menyebarkan postingan berdasarkan pesanan. Dengan tarif yang bernilai puluhan juta, ini adalah bisnis yang menggiurkan buat pemilik dan alat yang ampuh untuk mencapai tujuan politiknya bagi yang berkepentingan. Kalau sudah melibatkan uang, tentunya PPATK sangat bisa diandalkan untuk mencari tahu lebih lanjut.
Nah, dengan proses penelusuran dan penyidikan yang sudah sejauh ini, mungkin saran saya yang selama ini suka tebar hoax, fitnah dan hatespeech lebih baik tiarap atau sembunyi di goa. Ini sangat gawat. Bila perlu tak usah nongol lagi. Minimal negara ini aman sentosa. Karena ulah mereka, masyarakat terpecah belah. Keharmonisan terganggu akibat potensi konflik horizontal. Isu SARA makin panas gara-gara orang gila seperti ini.
Dan bagi dalang atau siapa pun yang pernah menjadi klien, sadarlah dan bertobatlah. Tapi rasanya ucapan ini akan dianggap kentut yang akan berlalu. Demi ambisi dan nafsu, apa pun rela dilakukan, termasuk memecah belah bangsa ini. Sungguh luar biasa… menjijikkan. Bikin mual. Di luar koar-koar bangun bangsa, majukan negeri, sejahterakan rakyat.
Tapi di belakang pakai permainan SARA yang mengobrak-abrik negara, membenturkan rakyat. Inikah yang dimaksud membangun negara dan mensejahterakan rakyat? Orang yang dari awal sudah berani pakai hoax, isu SARA dan hatespeech untuk mencapai tujuannya, apakah bisa disebut cinta negara? Bullshit. Dari awal saja niatnya ingin memecah belah, apanya yang cinta negara?
Sayangnya banyak yang menutupinya dengan topeng berwajahkan sosok polos, nasionalis bak pahlawan. Banyak juga yang sudah menjadi korban dengan tertipu oleh penampilan luar mereka. Makanya salah satu jalan ampuh adalah menguak siapa dalang di balik layar, biar masyarakat tahu siapa yang selama ini menjadi musang berbulu domba.
Bagaimana menurut Anda?

0 komentar:

Posting Komentar