Cari Blog Ini

Sabtu, 19 Agustus 2017

Wiranto, Jenderal Perang Jokowi Penangkal Ormas Radikal dan Anti Pancasila


Image : tribunnews.com

Tiga tahun sudah pemerintahan Jokowi berjalan. Selama Jokowi memimpin Indonesia banyak permasalahan dan gejolak yang terjadi. Banyak isu yang menggoyang pemerintahan, seperti isu PKI, isu Sara, isu presiden lemah sampai ke isu presiden diktator.
Ditengah banyaknya permasalahan yang dihadapi Jokowi tidak membuatnya jadi lemah atau bahkan tumbang. Justru sebaliknya terjadi, Jokowi semakin populer dan pembangunan di Indonesia semakin menggeliat. Buktinya, Jokowi masuk dalam 50 tokoh muslim berpengaruh di dunia dan mendapatkan penghargaan kepercayaan tertinggi oleh masyarakat. Nama Jokowi juga semakin bersinar, yang mana dia capres terkuat 2019 saat ini.
Memang kerja Jokowi dalam mewujudkan Nawacitanya sangat keras. Seperti yang diakui oleh Archandra Tahar. Archandra mengatakan Jokowi, presiden tidak pernah istrirahat bekerja, sehingga dia juga harus bekerja setiap hari tanpa istirahat sampai akhirnya jatuh sakit.
Jokowi selalu memberi target yang tinggi kepada menterinya. Menteri yang tidak becus siap-siap disindir oleh Jokowi pada saat sidang kabinet. Bahkan kejadian yang terburuk ditendang dari kabinet, seperti Anies Baswedan, Rizal Ramli, Yudi Chrisnandi dan lain-lain.
Lecutan Jokowi kepada menteri-menterinya untuk lebih giat bekerja membuat beberapa menteri  jadi popular dan disorot masyarakat, seperti Susi Pudjiastuti yang terkenal karena kekuatan tekadnya menjaga laut Indonesia. Kapal-kapal asing yang ketahuan mencuri ikan di laut Indonesia dihancurkan tanpa ampun. Sampai-sampai ada orang yang mau menyogoknya 5 triliun agar mundur dari kursi menteri.
Kemudian srikandi Jokowi yang tak kalah popular adalah Sri Mulyani. Ekonom, mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini baru menjabat sudah sangat popular dan menjadi media darling. Hal ini tak lepas dari prestasi Sri Mulyani yang mampu menekan pembiayaan tak perlu dan keberhasilannya menuntaskan program Tax Amnesty atau pengampunan pajak. Dari program ini saja negara mendapatkan masukan dari pajak mencapai 135 triliun. Selain itu Sri Mulyani juga sedang berjuang membangun kepercayaan masyarakat di bidang perpajakan dan mereformasi perpajakan di Ditjen pajak dan beacukai untuk mengurangi  penyelundupan barang berbahaya seperti narkoba, senjata api dan lainnya.
Selanjutnya ada juga menteri yang banyak disorot karena permasalahan ancaman ormas radikal dan anti Pancasila yaitu Wiranto, Menko Polhukam saat ini. Wiranto ditunjuk oleh Jokowi menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno pada resufle kabinet jilid 2 yang lalu.
Terkait dengan permasalahan yang dihadapi Indonesia saat ini, tidak salah jika Jokowi memilih Wiranto. Wiranto merupakan menteri yang punya catatan dan sejarah terpanjang. Karir militer dan politik sudah diraihnya. Di dunia militer Wiranto pernah menjadi panglima TNI yaitu pada tahun 1997. Kemudian sebelum menjadi menteri Jokowi ,Wiranto telah beberapa kali menjai menteri yakni menteri Pertahanan dan Keamanan pada Kabinet Reformasi (1998-1999) dan Menko Polhukam pada Kabinet Gusdur (1999-2000). Di dunia politik Wiranto merupakan pendiri partai Golkar dan juga sempat menjadi Capres 2004 dan Cawapres 2009.
Alasan Jokowi memilih Wiranto tidak lepas dari pengalaman dan petualangannya yang panjang di dunia militer dan politik, sehingga dia disegani oleh kawan maupun lawan politiknya. Memang Wiranto pernah dikaitkan dalam pelanggaran HAM di Timor-Timor, namun bukan berarti kita harus menampikkan kontribusinya terhadapt keutuhan NKRI.
Saat menjabat Menko Polhukam  Wiranto mendapatkan tugas berat dari Jokowi yaitu menangkal ormas radikal dan anti Pancasila yang sedang mengancam Indonesia. Beberapa ormas ini telah tumbuh subur layaknya jamur di musim hujan. Ormas-ormasi ini yang kemudian mengacaukan persatuan dan kesatuan Indonesia.
Ada yang memasuki lembaga-lembaga pemerintah dan mahasiswa dengan menyebarkan ideologi anti Pancasila. Ada pula yang mengambil kewenengan aparat kepolisian dengan melakukan persekusi dan sweeping. Kemudian ada pula yang melakukan kampanye sara dengan menolak gubernur non muslim. Ada banyak lagi yang telah mereka lakukan dan merugikan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Permasalahan ini sebenarnya sudah cukup lama. Beberapa kali Ahok didemo oleh mereka yang menolak gubernur non muslim. Padahal dalam peraturan di Indonesia, gubernur non muslin tidak melanggar konstitusi. Namun sebelum pemerintahan Jokowi, ormas anti Pancasila dibiarkan berkembang sehingga telah merambah ke sendi-sendi kehidupan. Sampai ada anak-anak yang sudah terpengaruh oleh ideologi anti Pancasila ini.
Tugas Wiranto  adalah membubarkan ormas radikal dan anti Pancasila, seperti HTI. Dan tugas ini sudah dijalankannya dengan baik. HTI sudah dibuarkan. Sebelumnya pemerintah menerbitkan Perppu Nomor 2 tahun 2017 tentang Ormas, kemudian Dirjen AHU Kemenkumham, mencabut Surat Keterangan (SK) Badan Hukum HTI yang merupakan tindak lanjut dari terbitnya Perppu Nomor 2 tahun 2017 tentang Ormas.
Semenjak pembubaran ormas anti Pancasila ini beberapa kali Wiranto bicara di depan umum seperti saat di memberi pembekalan kepada para rektor, ketua, direktur, dan koordinator Kopertis Perguruan Tinggi di kantor Kemenhan. Dalam pertemuan ini Wiranto menyampaikan pembubaran HTI karena aktivitasnya yang bertentangan dengan demokrasi, nasionalisme, dan NKRI. Ideologi HTI juga tidak cocok dengan demokrasi, nasionalisme dan NKRI.
Kedepan kebijakan pembubaran HTI ini perlu diawasi dan ditindaklanjuti. Dan yang terpenting adalah mencegah organisasi anti Pancasila kembali berkembang di Indonesia. Selama Wiranto menjadi Menko Polhukam tentu harapan masyarakat besar terhadapnya, yaitu bagaimana pemerintaah meningkatkan kesadaran bela negara khususnya untuk generasi muda penerus bangsa yang akan memegang kendali kunci tegaknya Pancasila di Indonesia ini ke depan.
Kura-kura demikian

0 komentar:

Posting Komentar