Cari Blog Ini

Kamis, 17 Agustus 2017

Indonesia Selamanya Harus Memperingati HUT Kemerdekaan RI, Jangan Memberi Celah



Besok pagi saat fajar menyingsing bersamaan kokok ayam jantan membangunkan kelelapan istirahat manusia di bumi bulat Indonesia (karena ada juga yang merasa tinggal di bumi datar), hari itu juga manusia bumi bulat Indonesia terbakar oleh rona semangat nuansa kemerdekaan negara Republik Indonesia. Dan yakinlah bahwa  masyarakat bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki “NKRI” apalagi sudah dengan banderol “harga Mati”, (termasuk aku lho ya…) akan terkobarkan semangatnya bersama ratusan juta penduduk Indonesia dari segala penjuru tanah air tercinta ini. Harga mati NKRI ini harus kita pertahankan karena telah terbukti menjadi rumah bangsa bagi berbagai suku, agama, ras, dan golongan.
Inilah moment ketahanan nasional sejatinya, yaitu ketahanan berbangsa dan bernegara Indonesia dengan pilar kekuatannya yang berupa UUD 1945 dan Pancasila, berawal dari dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan RI. Dan pada tiap tahunnya kita peringati bersama sebagai Hari Kemerdekaan bangsa Indonesia. MERDEKA, Kawan!!
Jangan Berikan Celah Sekecil Apapun
Isu-isu SARA yang mengarah pada perpecahan kesatuan bangsa Indonesia, sengaja ditiupkan dengan dahsyat akhir-akhir ini oleh ormas-ormas radikal penentang Pancasila berkedok agama. Diperkeruh lagi oleh tokoh-tokoh politik, anggota DPR, kaum bumi datar yang menghalalkan segala cara, kelompok-kelompok yang nalar pikirnya terbaik, dan orang per orang yang menganggap dirinya paling benar. Semua itu mengarah pada makna “ancaman” bagi stabilitas dan keamanan negara Indonesia. Dan juga ancaman bagi kesejahteraan bangsa.  Akankah kita diam? Jawabannya: TIDAK DAN JANGAN.
Mengapa demikian? Karena trik-trik jahat yang dilakukan oleh orang dan kelompok yang disebutkan di atas tadi, sudah dengan terang-terangan menentang keberadaan Pancasila, sebut saja HTI bahkan berniat menghancurkan keberadaan NKRI dengan menggantikan bentuk negara khilafah.
Tindakan pemerintah segera membubarkan ormas HTI yang anti pancasila melalui Perppu Nomor 2 tahun 2017, mengenai pembubaran ormas radikal anti-NKRI, anti-Pancasila, dan anti-UUD 1945,
merupakan sikap tegas dan tidak main-main, tatkala keberadaan kedaulatan terancam, demi menjaga keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia yang kita cintai ini.
Tentunya kita layak mencurigai dan mewaspadai, siapa-siapa yang menentang diterbitkannya Perppu Nomor 2 Tahun 2017, karena sudah pasti yang menentang terbitnya Perppu, pasti berkeinginan ormas-ormas radikal penentang Pancasila tetap eksis demi kepentingannya.
Bangsa dan negara ini, melalui pemerintah di bawah Presiden Jokowi, telah membetengi kedaulatannya, agar celah kesempatan berkembangnya radikalisme tertutup rapat.  Kita yang “NKRI Harga Mati” harus mampu mempertahankan penutup celah-celah berkembangnya radikalisme. Karena bumi bulat Indonesia setiap tahun masih ingin selalu ada “Perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia” selamanya.
Menyadari Perubahan Nyata Indonesia
Kawan pencinta kemerdekaan Repubik Indonesia, kita bukan golongan manusia pembenci, penebar fitnah, pendek nalar, penyiyir, pendendam, apalagi pengacau kedamaian di bumi Indonesia. Kita punya agama masing-masing yang mengajarkan kebaikan dengan nalar yang baik pula. Kita diajarkan untuk memberi maaf, mengasihi, dan mencintai dengan ketulusan mutlak buat sesama. Rasanya sangat yakin jika kita mempunyai kekuatan untuk “membulatkan” datarnya bumi mereka, sehingga mereka menjadi benar dalam bernalar, benar dalam bertindak, benar dalam bertutur kata, dan benar dalam berbangsa bernegara. Itu kerinduan kita bersama bukan?
Memang perbedaan pandangan dan pendapat merupakan hal yang biasa, selama itu disikapi dengan saling menghargai, saling menghormati, dan tidak memaksakan kehendak. Kita ambil contoh Pak Basuki Tjahaja Purnama, ibarat pipi kirinya ditampar dia bahkan memberikan pipi kanannya, ini mengandung nilai pengorbanan dan memaafkan dengan tujuan mulia. Bukan karena takut, tapi demi kepentingan yang lebih besar yaitu bangsa dan negara Indonesia. Demikian pula dengan Pak Jokowi, caci maki, hujatan, nyinyiran tanda iri, dan bahkan sebagai pihak yang disalahkan terhadap ketidakpuasan masyarakat, beliau menanggapinya dengan “gas pol” bekerja, bekerja, dan bekerja. Tidak heran jika Indonesia melesat di berbagai bidang dalam 3 tahun, dengan prestasi melebihi presiden yang menjabat 10 tahun lamanya.
Dengan perubahan yang nyata ini, diharapkan kaum penyiyir, pencela, dan kaum pendek nalar dapat tersadar dari khayalannya. Karena seharusnya mereka sadar pula bahwa dia bernapas di bumi Indonesia, mendapatkan makan sampai buncit juga karena bumi Indonesia, mendapat gaji juga dari pajak masyarakat Indonesia.
Belajarlah mengakui yang nyata, janganlah memunafikkan kemajuan yang dapat dirasakan saudara-saudara kita di berbagai pelosok tanah air. Mengakui kebenaran adanya perubahan itu bentuk dukungan terhadap kokohnya persatuan dan kesatuan NKRI, sekaligus pula menghargai jasa-jasa para pahawan bangsa.
Seworder tetaplah bersatu menyuarakan kebenaran, supaya bangsa dan negara ini benar-benar merdeka, karena bersih dari penyobek keberagaman yang telah menjadi ciri Indonesia.
Biarlah perayaan HUT Kemerdekaan RI identik dengan lomba panjat pinang dan lomba makan kerupuk, karena dari yang sederhana itulah terbangun kekuatan bangsa ini.
Salam Kemerdekaan.

0 komentar:

Posting Komentar