Cari Blog Ini

Kamis, 09 Maret 2017

Toleransi sebagai Alat Pemersatu Bangsa

Toleransi sebagai alat pemersatu bangsa harus dipupuk secara terus menerus dan konsisten. Salah satu agenda besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tantangan untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa tersebut salah satunya adalah masalah kerukunan umat beragama dan kerukunan bangsa. Kerukunan intern beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah. Kerukunan itu bukan barang gratis. Ada penggalan sejarah kelam di mana kerukunan pernah terkoyak di negeri ini.
Toleransi sebagai Alat Pemersatu Bangsa

Bukan hanya harta benda yang hilang terbakar, tetapi berapa banyak nyawa manusia tak bersalah juga melayang sia-sia. Kita sebagai masyarakat terpelajar harus berperan serta secara aktif dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara, menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat, berpartisipasi dalam menjaga kerukunan, di mana saja kita berada dan kapan saja waktunya.

Rasulullah Saw. bersabda dalam sebuah Hadis yang artinya: “Dari Anas ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia mencintai tetangganya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari Muslim)

Melalui hadis di atas, Rasulullah saw. mengajak kepada umat Islam untuk saling menghargai, saling menghormati, dan saling mencintai di antara sesama.

Akhir-akhir ini, nilai kerukunan yang dijaga dengan baik oleh masyarakat mulai terkikis, mengalami degradasi. Semboyan bhinneka tunggal ika sudah ada gejala mulai luntur dalam pemahaman dan pengamalan masyarakat.

Ini bisa dilihat berbagai konflik yang terjadi di berbagai daerah seperti kasus Poso, Ambon, Sampang yang mengatasnamakan agama. Konflik-konflik yang mengatasnamakan agama ini bahkan disinyalir telah mengancam terjadinya disintegrasi (perpecahan) dalam negara Indonesia.

Perhatikan peristiwa berikut ini!
  1. Tawuran antarpelajar menjadi trend bagi pelajar-pelajar sekarang. Seolah-olah tidak asyik kalau tidak tawuran. Sialnya, mereka yang terlibat langsung akan menjadi korban, ada yang korban fisik, ada yang harus masuk tahanan polisi, ada pula yang kemudian dikeluarkan dari sekolah. Bahkan, kepolisian sudah membuat kebijakan bagi pelajar-pelajar yang pernah terlibat tawuran akan diberi peringatan berupa dipersulit ketika mau membuat surat keterangan kelakuan baik (SKKB).
  2. Pengrusakan tempat-tempat ibadah, tawuran antarwarga, demonstrasi mahasiswa, dan berbagai macam tindakan kekerasan lainnya telah menggambarkan secara jelas pudarnya persatuan dan rasa toleransi. Apa yang kamu lakukan melihat kondisi seperti ini?
  3. Saat lebaran tiba, semua muslim bersahaja, bergembira menyambut Idul Fitri. Saling bersilaturrahmi dan saling memaafkan menjadi kebiasaan baik di setiap lebaran. Yang tua memaafkan yang muda, yang muda meminta maaf. Sungguh pemandangan yang perlu dilestarikan. Bagaimana tanggapanmu apabila suasana tersebut berlangsung setiap saat?
Cermati peristiwa di atas, kemudian berikan tanggapanmu dari beberapa sudut pandang (contoh dari sisi agama, sosial, budaya, dan sebagainya)!


Mari kita renungkan dan amati suasana kehidupan bangsa Indonesia. Kondisi bangsa Indonesia yang berbhinneka ini harus kita pertahankan demi ketenteraman dan kedamaian penduduknya. Salah satu cara mempertahankan kebhinnekaan ini adalah dengan toleransi atau saling menghargai.

Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kerukunan hidup antarsuku, ras, golongan dan agama harus selalu dijaga dan dibina. Kita tidak ingin bangsa Indonesia terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain karena masalah di atas.

Berikut perilaku-perilaku toleransi yang harus dibina sesuai dengan ajaran Islam.
  1. Saling menghargai adanya perbedaan keyakinan. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain agar mereka mengikuti keyakinan kita. Orang yang berkeyakinan lain pun tidak boleh memaksakan keyakinan kepada kita. Dengan memperlihatkan perilaku berakhlak mulia, insya Allah orang lain akan tertarik. Rasulullah saw. selalu memperlihatkan akhlak mulia kepada siapa pun termasuk musuh-musuhnya, banyak orang kafir yang tertarik kepada akhlak Rasulullah saw. lalu masuk Islam karena kemuliaannya.
  2. Saling menghargai adanya perbedaan pendapat. Manusia diciptakan dengan membawa perbedaan. Kita mencoba menghargai perbedaan tersebut.
  3. Belajar empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lalu bantulah orang yang membutuhkan. Sering terjadi tindak kekerasan disebabkan hilangnya rasa empati. Ketika mau mengganggu orang lain, harus sadar bahwa mengganggu itu akan menyakitkan, bagaimana kalau itu terjadi pada diri kita. Masih banyak lagi contoh perilaku toleransi yang harus kita miliki.


Dengan toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan saling menghormati, akan terbina kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.
 

0 komentar:

Posting Komentar