Cari Blog Ini

Senin, 06 Maret 2017

Raja Salman Minta Masyarakat Indonesia Jaga Kemajemukan dan Toleransi Antar Umat Beragama

 
 
Diantara kehebohan  kedatangan rombongan kerajaan Arab Saudi, bagi saya salah satu hal yang mengembirakan dalam lawatan  Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud Raja Salman adalah pertemuan dengan  tokoh lintas agama di Indonesia . Pertemuan  yang berlangsung sekitar 1 jam  tersebut digelar pada  Jum’at (3/3/2017) di Hotel Raffles, Jalan Prof. Dr. Satrio, Jakarta Selatan.
Terdapat 28 tokoh agama di Indonesia yaitu  sembilan tokoh Islam, empat tokoh Protestan, empat tokoh Katolik, empat tokoh Budha, empat tokoh Hindhu, dan tiga tokoh Konghucu.
Sembilan tokoh Islam yang hadir yaitu  Din Syamsuddin, Azyumardi Azra, Kammarudin Amin, Alwi Shihab, Zannuba Arriffah C. Rahman alias Yenny Wahid, Abdul Mufti, Masyakuri Abdillah, Komaruddin Hidayat dan Yudie Latief.(kompas.com)
Dari serangkaian acara Raja Salman, pertemuan lintas agama menjadi istimewa karena secara tidak langsung menunjukkan kepada warga Indonesia khususnya  kelompok islam  yang selama ini selalu titik-titik, bahwa orang nomor satu dari Arab Saudi tersebut  menghargai keberagaman.
Hal itu di kuatkan dengan pernyataan Baginda Raja Salman, yang saya rinci dalam point sebagai berikut  (http://www.cnnindonesia.com/nasional/20170303172253-20-197672/raja-salman-minta-ri-perkuat-toleransi-dan-kebinekaan)
Pertama, Raja Salman  memberikan apresiasi kepada Indonesia dalam hal kehidupan antar umat beragama yang terjalin dengan damai.
Kedua,  Raja Arab Saudi tersebut  meminta masyarakat Indonesia tetap menjaga kemajemukan dan toleransi antarumat beragama.
Ketiga , Raja Salman juga  meminta umat Muslim Indonesia untuk mempertahankan Islam moderat yang rahmatan lil alamin.
Keempat,  Raja Salman juga menyampaikan pentingnya menjaga toleransi dan harmoni antar umat Islam dan agama lain di Indonesia. Pelayan dua kota suci tersebut juga menambahkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki stabilitas ekonomi dan politik yang baik. 
Menurut beliau, stabilitas dan keamanan ini tidak akan bisa dijaga tanpa kemajemukan, toleransi, rasa saling menghormati, dan menghargai di tengah masyarakat yang beragam. Harmoni menjadi salah satu pilar penyokong stabilitas di Indonesia.
Rizieq Shihab cs mestinya paham pernyataan Raja Salman
Rizieq Shihab dan kelompok titik-titik mungkin tidak pernah menduga bahwa Raja Salman akan memberikan pernyataan seperti itu. Pernyataan yang sangat toleran dan menyejukkan. Perkiraan saya, mereka sangat shock dengan apa yang disampaikan Raja Salman. Mungkin mereka berharap Raja Salman akan ikut mendukung  aksi bela islam yang dilakukan berjilid-jilid  kemarin, memberikan apresiasi atas kuatnya pembelaan mereka terhadap islam, juga mencari waktu khusus untuk bertemu dan nge-date empat mata dengan pentolan mereka. Setidaknya itulah yang digembar-gemborkan, dibanggakan kelompok titik-titik  tersebut dalam media sosial.
Tetapi apa daya, ternyata  semua hanya tinggal impian. Bak mimpi di siang bolong, ternyata Raja Salman tidak ada aganda   bertemu dengan  Rizieq Shihab, atau sekedar berkirim salam. Tidak mengapresiasi aksi bela islam mereka. Bahkan Raja Salman malah memberikan pernyataan tentang penekanan pentingnya toleransi antar umat beragama di Indonesia.
Jika membaca pernyataan dari Raja Salman tersebut,  Raja memberikan penekanan pada pentingnya toleransi, rasa saling menghormati  antar umat beragama  di Indonesia.  Raja Salman terlihat sangat memahami  kebesaran Indonesia, kestabilan kondisi ekonomi dan politik   salah satunya karena faktor keberagaman  di Indonesia. Indonesia yang besar dengan bermacam agama tidak mendorong perpecahan tetapi justru  semakin menguatkan.
Penekanan  pada pentingnya toleransi antar umat beragama, menurut saya telah menohok dan menampar  Rizieq Shihab dan kelompok titik-titik, yang  dalam beberapa bulan ini ribut dengan aksi yang berjilid-jilid dengan label bela agama.
Sepertinya, secara tidak langsung, Raja Salman  telah menyampaikan pesan kepada pimpinan Front Pembela Islam tersebut, bahwa seharusnya isu-isu SARA tidak dibawa-bawa dan dibesar-besarkan karena berpotensi menyulut perpecahan dan pertikaian antar bangsa Indonesia sendiri. Paling tidak  itu sudah terbukti selama aksi berjilid-jilid telah menimbulkan keresahan, memicu ketegangan, permusuhan, kemarahan, ketakutan  banyak pihak, tidak hanya antar umat beragama tetapi juga sesama  umat islam sendiri.
Bagi saya, mestinya kelompok titik-titik  tersebut  mulai menyadari dan segara berubah sikap karena apa yang selama ini dilakukan ternyata lebih sekedar penurutan emosi   dan sesungguhnya mereka  hanya  cenderung ikut-ikutan, asal-asalan tanpa tahu persis ada agenda  politik di balik serangkaian kegiatan yang mereka lakukan. Belum ada kata terlambat untuk lebih bersikap arif dan mau mengerti orang lain serta tidak memaksakan kehendak seolah-olah bahwa itu memang seperti yang dipikirkannya.
Pada akhirnya, penting bagi mereka untuk mulai belajar  menjaga toleransi dan harmoni antar umat Islam dan agama lain di Indonesia. Seperti pesan Baginda Raja Salman. Semoga.***
 

0 komentar:

Posting Komentar