Cari Blog Ini

Senin, 06 Maret 2017

Satu Lagi Bukti Tingginya Irasional Di Bumi Datar (Berhubungan Dengan “Ketik Amin”)



Satu lagi nih cerita tentang warga penghuni bumi datar yang selalu fenomenal dan bikin greget. Hal ini berhubungan dengan orang-orang pencari “like” dengan cara “ketik amin” untuk meningkatkan nilai jual suatu fanspage yang banyak kita jumpai dan laku keras di group bumi datar. Dan dari hal tersebut dapat kita jadikan sebagai pengukur tingkat kerasionalan warga.
Fanspage (FP) adalah sebuah halaman atau komunitas yang dibuat oleh penggemar yang tertarik pada selebriti, fenomena, acara televisi, film, blog atau untuk mempromosikan produk/webnya dan si pembuat berusaha agar fanspagenya memiliki banyak like.
FP ini merupakan salah satu fasilitas atau layanan di Facebook, dan bila telah memiliki banyak like, dapat kita manfaatkan untuk mempromosikan blog atau website sehingga blog atau website tersebut akan banyak dikunjungi khususnya liker dalam FP tadi. Dengan banyaknya pengunjung di website yang di promosikan ini, otomatis pendapatan atau bayaran dari iklan yang tampil di blog atau web tadi akan naik. Fanspage yang banyak “like”nya memiliki nilai jual yang tinggi. Atau si pemilik fanspage bisa juga mendapatkan penghasilan dari orang yang ingin memasang iklan untuk membantu mempromosikan produknya.
Berbagai cara dan tehnik dilakukan untuk menarik “like” dari para netizen, mulai dari nge-add pertemanan, hingga menampilkan berita-berita yang menarik atau lucu. Terdapat juga cara yang cukup unik, mereka menampilkan gambar yang menyayat hati atau menyedihkan dari seorang nenek atau bapak-bapak, dan memberi Capture “semoga nenek ini dimudahkan rezekinya, dan jika kita adalah orang yang beriman tidak akan mengabaikan gambar ini tanpa ketik amin atau like”. Ada juga “yang like atau komen amin akan masuk surga” dan seterusnya.
Para pembaca Seword pasti tidak asing dengan kalimat di atas, dan familiar juga dengan kalimat “ketik amin” atau “ketik angka 1” dan lain sebagainya, karena kalimat ini sering muncul di beranda FB kita.
Dalam pengembaraan di dunia maya, saya terkadang bertandang masuk ke group kaum bumi datar, hanya untuk sekedar melihat-lihat keadaan di sana. Terus terang aja begitu menginjakan kaki di sana langsung saya merasakan hawa yang agak panas dan membuat gerah, hal ini seperti perasaan seseorang yang terbiasa hidup di daerah pegunungan yang sejuk dan banyak pepohonan, masuk ke daerah gurun pasir yang panas, terasa asing.
Ada sesuatu yang menarik dan menyita perhatian, setiap saya masuk ke group bumi datar, saya selalu melihat postingan yang meminta “ketik amin”, atau minta “like”, dan ternyata banyak peminatnya, rata-rata coment (ketik amin) atau like nyampai 1000 lebih. Dalam hati saya berkata, ternyata di sini rakyatnya pada royal dengan “like” dan “amin”. Ini merupakan surga bagi pencari “like”.
Kalau sedang tidak ada kegiatan, dan lagi nyantai, sesekali pembaca Seword coba deh masuk ke group mereka dan posting gambar yang menyedihkan lalu suruh mereka ketik “amin” atau suruh nge-like, dan tunggu dalam beberapa jam, lihat hasilnya, pasti fantastis (boom like dan coment).
Fenomena ini menunjukan rendahnya kadar rasional dalam cara mereka berpikir. Ini lah salah satu penyebab gampangnya mengumpulkan massa untuk diajak demo. Tidak menjadi masalah tema demo itu apa, karena yang menjadi faktor pentingnya adalah bagaimana cara mempengaruhi pola pikir dengan memanfaat ke irasionalan yang menumpuk dalam otaknya. Dan tentu saja cara yang paling ampuh untuk mempengaruhi kaum irasional adalah dengan membawa agama.
Mengapa agama menjadi cara terampuh mempengaruhi kaum irasional, karena agama berhubungan dengan keabstrakan. Bagi kaum rasional keabstrakan agama mereka kaji secara mendalam sehingga menimbulkan kesadaran dan pemahaman religius yang benar, tetapi bagi kaum irasional keabstrak ini tidak mampu mereka kaji secara mendalam, akibatnya mereka menerima mentah-mentah ilmu agama tersebut. Jangankan mengkaji keabstarakan agama, mengkaji maksud dan tujuan postingan minta “ketik amin” saja mereka tidak mampu, Buktinya hanya dengan menampilkan gambar yang menyedihkan, mereka menaggapinya dengan serius dan percaya begitu saja, padahal sejatinya gambar tersebut berlatar belakang kejadian apa mereka tidak tahu.
Keabstrakan agama membutuhkan kajian yang mendalam dengan kemampuan kecerdasan dan kebijaksanaan yang mumpuni untuk memperoleh pemahaman yang sebenarnya dari tujuan ilmu agama tersebut. Bila tidak dikaji secara mendalam, atau oleh kecerdasan dan kebijaksanaan yang mumpuni, hasilnya akan menyesatkan dan tidak sesuai tujuan sebenarnya.
Orang yang kebijaksanaannya rendah, akan cenderung irasional, dan kaum irasional (dalam hal agama) bila tidak mendapat guru agama yang tepat atau bahkan mendapat guru yang sesat, akan keblinger dan menjadikan agama alat untuk menyerang dan merugikan masyarakat lain.
Dalam hal membela agama, sejatinya agama hanya merupakan alat atau cara untuk mencapai tujuan, secara umum tujuan itu adalah keteraturan hidup, yang akhirnya menimbulkan atau memunculkan kebahagiaan (surga), lalu apakah rasional dan masuk akal jika agama itu justru menjadi sumber ketidak teraturan dan penderitaan karena alasan membela ini tadi. Saya rasa ini tidak terjangkau oleh pemikiran irasional.
Di Indonesia saat ini kaum irasional cenderung meningkat, ini terbukti dengan makin banyaknya sikap intoleran yang muncul akhir-akhir ini.

0 komentar:

Posting Komentar