Cari Blog Ini

Senin, 13 Maret 2017

Sedihnya Melihat Pak Djarot Diperlakukan Seperti Penjahat Saat Menghadiri Undangan Keluarga Cendana

Undangan Untuk Pak Djarot. Sumber Facebook Wagub Djarot Saiful Hidayat
Siporsuk Na Mamora – Maksud hati untuk menghadiri undangan solawat dan zikir memperingati Supersemar di Mesjid AT-TIN TMII, kehadiran pak Djarot malah disambut dengan perlakuan kasar tidak sopan dari para warga yang membenci pasangan Cagub DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki-Djarot. Mereka memperlakukan pak Djarot tak ubahnya seperti penjahat.
Sungguh sedih melihat kejadian ini, mungkin inilah puncak kesedihanku melihat kondisi republik saat ini, oke, mungkin aku orang yang tidak paham sama sekali dengan Agama Islam, karena saya adalah Kristen, tapi yang aku bingungkan, apa perlakuan seperti ini dibenarkan? Didalam Mesjid pulak.
Apa yang terfikir didalam otak mereka-mereka ini? Sedih sekali melihat umat Islam memperlakukan umat Islam lain seperti ini di dalam rumah ibadah, apa yang salah ketika pak Djarot Saiful Hidayat menghadiri solawat dan zikir memperingati Supersemar di Mesjid AT-TIN TMII ini? Apa mereka ingin mengatakan bahwa Djarot Saiful Hidayat tak layak ada di sana, tak layak masuk Mesjid? Mereka sekarang sudah semakin menggila karena Pilkada.
Kenapa tamu-tamu yang lain seperti Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mereka sambut bagaikan menyambut seorang nabi yang datang menyambangi rumah umatnya, mereka begitu hormat, memperlakukan mereka dengan standard tamu VVIP, bahkan mengawal sampai kedalam Mesjid AT-TIN TMII.
Ini tidak mendidik sama sekali, sungguh hati teriris. Lihat anak-anak yang ada disana, mental yang seperti itukah yang ingin mereka wariskan kepada anak-anak tersebut kedepan setelah mempertontonkan kelakuan biadab mereka di dalam rumah ibadah ini?
Kemarin kelompok mereka ini berteriak atas nama Agama, untuk memuliakan Islam, tetapi begitukah cara yang mereka maksud dengan membela Agama dan memuliakan Islam? Aku sungguh tak paham, sangat-sangat tak paham!
Ingat saat mereka yang mendadak NU? Tepat pada saat Ahok membentak Ketua MUI di pengadilan saat menjadi saksi ahli, provokasi begitu kencang terjadi dari pihat otak sumbu pendek seperti mereka ini. Kemudian ingat saat mereka menyudutkan NU setelah itu? Tepat pada saat GP Ansor dan Banser NU Sidoarjo menolak penceramah Khalid Basalamah di dalam acara pengajian di Masjid Shalahuddin Perum Puri Surya Jaya, Sabtu (4/3/2017), provokasipun kemudian begitu kencang dengan maksud agar keadaan semakin gaduh dengan menyebar meme yang bersifat propokatif di media sosial. Mereka mengecam Banser dan GP Ansor yang membubarkan pengajian, mereka bumbui pulak dengan kata-kata provokatif yang mengadu domba “Gereja dijaga, kenapa Pengajian di Bubarkan”, meme seperti ini sangat ramai di media sosial waktu itu, mungkin sampai sekarang.
Beruntung Banser NU dan GP Ansor sigap dalam meluruskan pemberitaan tersebut melalui pers rilis di DETIK.com, Banser NU dan GP Ansor mengatakan dengan tegas bahwa Banser NU dan GP Ansor bukan membubarkan pengajian, tetapi menolak isi pengajian Khalid Basalamahdi sering mengadu domba antar umat beragama, atau mengajak saling membenci antar umat beragama.
Ingat juga dengan kasus spanduk di Mesjid yang bernada menolak mensalatkan jenazah pendukung Ahok yang mereka sebut dengan penista Agama Islam? Setelah itu muncul lagi pemaksaan penandatanganan surat pernyataan untuk memilih paslon Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada hari pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang akan datang, hal ini dialami oleh warga RT 05/02 Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama bernama Yoyo Sudaryo (56), Yoyo terpaksa menandatangani surat pernyataan tersebut jika ingin jenazah mertuanya Siti Rohbaniah (80) disalatkan oleh pengurus salah satu masjid di Pondok Pinang. Lihat berita lengkapnya di TRIBUNnews.com.
Kiri : Perintah Ustad Tengku agar tidak mensalatkan pendukung Ahok, Kanan : Spanduk menolak mensalatkan pendukung Ahok
Sekarang, mereka meneriaki Djarot yang adalah seorang umat muslim yang ingin masuk kedalam Mesjid untuk mengikuti solawat dan zikir hari peringatan Supersemar di Mesjid AT-TIN TMII dengan teriakan yang sangat bringas sekali, tak sedikitpun menggambarkan keramahan seorang umat yang beragama, tentu kedamaian dan ketenangan yang biasa kita temukan di rumah ibadahpun juga akan buyar ketika oleh karena teriakan ini. Teriakan “usir…usirrr…usirrrrr” tak hanya keluar dari mulut kaum para pria, bahkan seorang ibu tertangkap berterik “kepo…kepo WOIIII……!!!!” sambil mengarahkan teriakannya kepada Djarot yang melintas di depannya, sangat kelihatan arogan dan bringas! Matanya melotot! Silahkan anda saksikan sendiri dalam video yang diunggah di cahannel youtube KOMPAS.com ini, tepatnya pada menit ke 01.06. Lihat berita di DETIK.com ini, dan juga video di DETIK.com ini.
Ibu-ibu teriaki Pak Djarot saat memasuki Mesjid At-Tin
Sungguh tontonan yang sangat mengejutkan dan tidak mendidik sama sekali, bagaimana mungkin kata-kata seperti itu keluar dari mulut seorang ibu-ibu berpakaian sangat Islami? Itu tidak pernah terfikirkan olehku, di area Mesjid pulak. Keterlaluan kelakuan seperti itu, apa segitu bencinya mereka dengan Djarot? Tak ada lagi hati yang damai bagi mereka, semua seperti kesetanan dan menjadi bringas bagaikan manusia singa yang sedang kelaparan kekuasaan.
Hari ini saya melihat mereka berani memperlakukan Djarot yang adalah Wakil Gubernur non-aktif DKI Jakarta bagaikan seorang penjahat yang sangat berdosa di depan publik, mungkin karena dia adalah wakilnya Ahok.
Tak habis fikir, bagaimana lagi perlakuan mereka terhadap rakyat biasa yang memilih Ahok-Djarot?
Kemudian saya mulai memahami, apakah ini keinginan dan niat asli mereka? Atau ada arahan atau provokasi yang tersistematis yang sengaja dipelihara untuk menyebar ketakutan, dengan harapan masyarakat kemudian akan dengan terpaksa memilih Anies-Sandi karena tidak tahan dengan caci maki dari kaum mereka lagi!
Ah… Apakah mereka layak disebut umat beragama? Sementara mereka telah berani berbuat sangat kasar terhadap saudara seiman mereka hari ini, lantas bagaimana lagi mereka akan memperlakukan orang yang berbeda keyakinan dengan mereka seperti saya ini?
Ya Tuhan Yang Maha Esa, apa salah ibu pertiwi? Sehingga republik ini menanggung beban yang sangat berat begini.
Semoga Bapak Djarot tetap kuat dan tak berhenti tersenyum menghadapi orang-orang kasar dan tak punya hati seperti itu. Senyummu adalah bukti ketegaran hatimu yang selalu mendapatkan fitnah dari orang-orang yang sangat haus akan jabatan, bahkan mereka menghalalkan segala cara, termasuk mengintimidasi umat beragama, menebar kebencian, ketakutan dan bahkan mengorbankan kesucian Agama pun mereka lakukan untuk ambisinya untuk mengalahkan Basuki-Djarot.
Dasar mereka semua memang pengikut Orde Baru! Kejam, tak punya hati, budak nafsu kekuasaan! Mereka tak pantas berkuasa lagi di republik ini, sampai kapanpun!

0 komentar:

Posting Komentar