Cari Blog Ini

Kamis, 30 Maret 2017

Jangan Takut Aksi 313, Justru Dalang Aksi 313 yang Sedang Takut Kalah

Aksi 313…

Aksi 313 yang akan diadakan hari Jumat 31 Maret 2017 menjadi sebuah aksi penolakan atas tokoh Pak Basuki Tjahaja Purnama sebagai gubernur. Aksi yang dilakukan adalah menuntut (entah siapa yang dituntut) Pak Ahok untuk turun dari jabatan gubernur.
Prediksi saya, aksi ini akan dihadiri oleh belasan juta warga yang tidak pernah mendengar tentang hasil kerja Pak Ahok dan upaya yang dilakukannya untuk Jakarta. Mereka hanya mendengar dakwah-dakwah dari ulama yang tidak bertanggung jawab dan menggunakan momen pilkada ini untuk mendompleng popularitas mereka.
“Sambil menyelam, minum air. Sambil berkotbah, menyulut api.”
Begitulah kira-kira apa yang dilakukan oleh dalang dan provokator. Mereka tidak berani berdemo sendiri. Buat apa berpanas-panasan untuk melakukan aksi? Dalang-dalang semacam ini merupakan sekumpulan orang yang memiliki masa lalu yang gelap dan tetap ingin dikubur. Mereka takut jika terbongkar masa lalu mereka, banyak hal yang akan merugikan mereka. Maka mereka menggunakan alat yang paling mutakhir dan paling anarkis, yaitu manusia. Mereka akan memenuhi jalan-jalan sekitaran ibukota Jakarta dan akan melakukan aksi tidak jelas mereka. Tentu hal ini akan menjadi perhatian kita semua.
Tidak perlu takut, karena merekalah yang sejatinya pengecut
Untuk aksi 313, tentu warga Jakarta tidak perlu takut, karena ada aparat kepolisian yang (sejauh ini masih) netral di dalam urusan Pilkada. Setelah KPU DKI yang terlihat tidak netral, Bawaslu yang terindikasi menindak kebijakan paslon dengan cara tebang pilih, diharapkan aparat kepolisian Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Pak Tito dapat bekerja profesional.
Dalang aksi ini mulai kehabisan uang, namun sulit jika hal ini dikerjakan dan mendapatkan “restu” dari keluarga “kayu wangi” alias…. Tidak perlu saya sebutkan, karena jikalau terlalu jelas, saya ditembak oleh Petrus. Masih banyak pemikiran saya yang harus saya tuliskan di Seword ini untuk membuka mata-mata buta kalian yang membenci kebenaran dan pemerintahan yang bersih.
Pendukung Anies yang masih belum mengakui kinerja Ahok juga hampir pasti akan ikut meramaikan aksi 313 yang diadakan nanti. Mengapa? Karena ciri-ciri orang takut adalah menggertak. Mereka yang menggertak sebenarnya mereka yang ketakutan.
Membandingkan atlet lempar lembing dan “atlet” lempar batu
Jikalau kita mengetahui ada atlet lempar lembing melempar lembingnya untuk mendapatkan medali emas, pasukan ini tidak akan ragu-ragu untuk melempar batu untuk mendapatkan nasi bungkus dan beberapa lembar uang. Inilah kegagalan kaum bumi datar.
Pasukan pendemo ini memiliki akses untuk melihat olahraga olimpiade melalui siaran di TV (kemungkinan besar MNC TV). Namun mereka tidak pernah memiliki akses untuk sampai ke sana. Maka untuk melampiaskan hasrat melemparnya, mereka melempar batu kepada orang-orang yang selama ini merawat mereka dan menjamin keadilan sosial bagi mereka.
Setelah 100 miliar, masih ada uang yang tidak terbatas, akan keluar dari “kayu wangi”
Orang yang gagal paham, tentu akan melihat aksi 313 merupakan aksi yang paling seru dan paling melimpah nasi dan bungkus-bungkusnya. Orang yang mendalangi aksi ini tentu akan memberikan reward yang terbaik kepada mereka. Setelah 100 Miliar habis, masih ada uang yang akan datang dari keluarga “kayu wangi”, untuk mendukung aksi yang dilakukan 31 Maret 2017 ini.
Lebih berbahaya dari 100 M, uang dari keluarga merupakan uang yang (menurut legenda) tidak akan habis selama 7 keturunan, bahkan untuk puluhan generasi di bawahnya. Jika mereka dapat memenuhi keinginan mereka, tentu dari puluhan generasi, akan menjadi satu dinasti yang paling berbahaya di muka bumi ini.
Ahok itu urusan kecil, urusan besarnya adalah keinginan besar orang-orang lama. Jadi jangan sampai aksi ini menjadi aksi mendorong rezim lama bangkit lagi.
Betul kan yang saya katakan?

0 komentar:

Posting Komentar