Cari Blog Ini

Jumat, 10 Maret 2017

Apakah Jonru Mengerti Agama, atau Sekedar Memanfaatkannya?

Jonru adalah salah satu orang yang memanfaatkan agama untuk menarik simpatik orang, sehingga dia mendapatkan follower di media sosial yang cukup lumayan. Dengan memiliki pengikut yang banyak, tentu saja itu dapat digunakan untuk banyak hal berkaitan dengan promosi yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah, hal tersebut sangat dimanfaatkan Jonru, diantaranya untuk berjualan seprei, jualan kaos, jualan buku sampai jualan anu.
Jika saya boleh mengungkapkan fakta tanpa mengurangi rasa hormat kepada kesucian sebuah ajaran agama dan keyakinan yang ada di bumi bulat ini, agama saat ini banyak digunakan oleh golongan-golongan tertentu untuk meraup keuntungan bagi kepentingan pribadi saja, sungguh terlalu bukan?
Beberapa tahun yang silam, disaat mengikuti pertemuan bersama komunitas kecil yang mewadahi kebhinekaan, saya tertegun mendengarkan seseorang teman yang mengatakan kutipan dari Buya Safi’i Ma’arif mengenai “ Haji”.
Buya mengkritik orang-orang yang melaksanakan ibadah Haji, tetapi tidak memaknai akan hal tersebut. Gelar haji digunakan hanya sebagai gelar saja, tetapi tidak dimaknai, sehingga orang-orang dengan gelar Haji atau Hajjah tidak malu dengan gelarnya, dengan melakukan korupsi. Bahkan kasus yang terakhir, ada Haji yang merupakan hakim MK disuap oleh seorang Pendeta, walaupun hakim MK tersebut, teriak-teriak umat Islam jangan mau dipimpin kafir, tetapi uang jua lah yang menyatukan mereka.
Hal tersebut tentu saja berlaku untuk semua pemeluk agama, bahwa semua harus dimaknai dengan benar-benar, apapun itu agamanya, pasti mengajarkan satu titik temu yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan sang pencipta, yang tentu saja titik temu tersebut ada di cinta kasih yang ada disetiap ajaran agama manapun, itulah normalnya orang beragama, karena agama pada dasarnya digunakan untuk mengatur tatanan kehidupan, bukan merusaknya.
Kembali kepada Jonru, yang begitu bangga menjadi “nabi” bagi para pengikutnya, disini saya tidak akan menyoal bahwa dia simpatisan dari PKS atau mungkin kader PKS,dan saya juga tidak menyoal, dia belajar agama dimana dan berapa lama sehingga dia menjadi orang yang begitu percaya diri akan masuk surga, dan bahkan mengatakan neneknya masuk neraka karena kafir, padahal bukannya itu ranah yang punya surga?
Bukan rahasia lagi, jika Jonru begitu membenci pemerintahan, dan bahkan dengan segala fitnah kejinya, yang jika ketahuan bahwa dia berbohong, dengan mudah dia katakan sedang khilaf, dan lucunya, khilaf pun meminta maaf dengan nyinyir merasa tidak bersalah, kan anu jadinya.
Salah satu nyinyiran yang sungguh memuakkan yaitu dengan membawa-bawa agama, mengapa memuakkan? Karena mau disadari atau tidak, sosok Jonru dapat membuat nama Islam menjadi buruk, karena menggunakan agama sebagai alat politik.
Mengapa saya berani dan lancang mengatakan Jonru menggunakan agama sebagai alat politik? Tentu saja sudah banyak bukti yang tidak perlu dijelaskan satu persatu, karena sudah menjadi rahasia umum.
Jika kita mau mengikuti pola Jonru dan para pengikutnya yang sangat hobi dengan teori konspirasi, dari konspirasi anu sampai bumi datar. Kita juga bisa ikut-ikutan membuat teori seperti itu, misalnya kita  bisa mengkaitkan Jonru sebagai pion kaum anu yang bertujuan untuk memecah belah bangsa, membenturkan rakyat dengan pemerintah sehingga ujung-ujungnya para kaum anu yang bukan rahasia lagi ingin mengubah ideologi yang ada menjadi ideologi Anu yang akhirnya bisa disetir oleh anu, dan tentu saja rakyat yang akan menjadi korban jika terjadi konflik horizontal dan vertikal demi kekuasaan kaum anu.
Salah satu contoh, dimana Jonru menggunakan agama sebagai alat politik adalah dengan meng-upload foto Jokowi disaat shalat. Foto Jokowi sedang salat dengan menggunakan kaos kaki ditambahi kata-kata”lagi-lagi terbukti, Shalat di Padang Cuma pencitraan. Bahkan shaf sengaja dimundurkan agar wartawan mudah memotret adegan shalatnya. Dan ups..Ternyata dia shalat masih pakek kaos kaki. Ya sudah positif thingking saja. Semoga sebelumnya sudah wudhu, dan kaos kaki dipakai lagi ( walau ini  bukan kebiasaan yang lazim)”.
Tetapi ketika Raja Salman yang menggunakan sepatu di dalam masjid Istiqlal, si Jonru santai-santai saja, tidak heboh seperti disaat Jokowi yang menggunakan kaos kaki.
Dari situ bisa kita liat tujuan Jonru sudah tampak jelas, intinya bagaimana caranya menghina Jokowi, membuat rusuh dan fitnah untuk mencekoki para umatnya(follower-nya) dengan hal-hal yang berbau sara dan kebencian-kebencian yang membabi buta.
Dari informasi yang saya dapat, menggunakan alas kaki tidak apa-apa yang penting suci, seperti yang diungkapkan oleh Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat KH Cholil Nafis yang termuat di laman kumparan.com, dan juga penjelasannya seperti dibawah ini:
Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang shalat dengan tidak beralas kaki dan kadang shalat dengan memakai sandal. (HR. Abu daud 653, Ibnu Majah 1038, dan dinilai Hasan Shahih oleh al-Albani).
“Apabila kalian shalat, hendaknya dia pakai kedua sandalnya atau dia lepas keduanya untuk ditaruh di kedua kakinya. Janganlah dia mengganggu yang lain.” (HR. Ibnu Hibban 2183, Ibnu Khuzaimah 1009 dan sanadnya dinilai shahihkan al-Albani).
“Apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat dengan menggunakan sandal?”Jawab Anas: “Ya.” (HR. Bukhari 386, Turmudzi 400, dan yang lainnya).
“Bersikaplah yang berbeda dengan orang Yahudi. Sesungguhnya mereka tidak shalat dengan menggunakan sandal maupun sepatu.” (HR. Abu Daud 652 dan dishahihkan al-Albani).
Sahabat al-Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu menceritakan, bahwa beliau pernah bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah safar. Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu, akupun menunduk untuk melepaskan sepatu beliau. Namun beliau melarangnya dan mengatakan, Biarkan dia, karena saya memakainya dalam kondisi suci. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusapnya. (HR. Bukhari 206 & Muslim 655).(https://kumparan.com/indra-subagja/rombongan-raja-salman-memakai-sepatu-di-istiqlal-bagaimana-hukumnya)
Jadi, bagaimanakah menurut pendapat anda?
 

0 komentar:

Posting Komentar