Cari Blog Ini

Jumat, 24 Maret 2017

Pilkada Jakarta, Radikalisme Atau Bhinneka Tunggal Ika?

Rizieq Shihab, yang ditahbiskan menjadi ‘Ulama’ besar di Mesjid Istiqlal pada tanggal 11 Februari 2017, baru-baru ini kembali ‘berulah’. Nafsu Rizieq Shihab untuk ‘menguasai’ Jakarta tampaknya sudah sampai ke ubun-ubun. Bagaimanapun, Pilkada Jakarta ibarat medan pertempuran yang harus dimenangkan dari sang pemimpin kafir.
Aksi blusukan kampanye ke Mesjid-mesjid yang dilakukan Rizieq Shihab beserta segenap anggota FPI, GNPF-MUI, dan kawan-kawan secingkrangnya semakin gencar dilakukan. Khotbah-khotbah rutin ke rumah Allah tersebut tak ubahnya kampanye hitam terselubung yang tidak berdaya dihentikan oleh siapa pun.
Setelah gerakan penolakan mengurus dan mensholatkan jenazah sesama Muslim pengikut Ahok mulai sulit dilakukan, karena mulai banyak perlawanan dari aparat setempat dan anggota Banser NU. Mereka pun beralih ke politik ‘senyap’. Berikut beberapa foto buktinya:
 
Sungguh ironis, Rizieq Shihab yang selalu mencerca Ahok sebagai pemimpin bermulut ‘jamban’, tapi mulutnya sendiri jauh lebih kotor daripada Ahok. Hampir semua tokoh besar perpolitikan Indonesia (tentunya yang bersebrangan dengannya dan FPI) semuanya pernah dikata-katai dengan kasar. Mulai dari Soekarno, Gus Dur, Megawati, Jokowi, Hary Tanoesoedibjo, dll.
Baru-baru ini beredar video Rizieq Shihab tengah mendoakan para pemilih kafir (Ahok) yang isinya teramat keji:
Berikut kutipan isi doa Rizieq Shihab tersebut:
“Barang siapa tetap memilih pemimpin dari orang kafir,
Maka persulit hidupnya
Jangan sembuhkan sakitnya
Tambah penyakitnya biar lebih keras lagi
Jangan kasih obatnya
Sempitkan rezekinya
Susahkan urusannya
Hancurkan kehidupanya
Jangan kasih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Amin Ya Robbal Alamin…
Boleh nggak doa begitu? Boleh. Kok ketawa? Boleh nggak doa begitu? Boleh. Makanya mulai hari ini di mimbar-mimbar saya mau baca doa begitu. Kalau dikasi tahu nggak ngerti, didoain baik nggak bisa baik, ya sumpahin aja!…”
Doa, tapi isinya membawa malapetaka, penyakit, kesedihan, dan kehancuran. Saya curiga, jangan-jangan doa Rizieq Shihab ini sebenarnya dialamatkan bukan kepada Allah, tapi ke setan! Karena sejatinya doa kepada Allah selalu ditujukan untuk membawa keberkahan bagi seluruh umat, bukan malah mendoakan keburukan manusia lain, apalagi alasannya hanya karena berbeda pilihan politik! Hadeehh
Ada penggalan doa di agama saya yang berbunyi:
“Ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada Kami…”
Kalimat doa yang bertujuan mengingatkan, bahwa kita semua sama kedudukannya di mata Tuhan, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Jadi kita harus mengampuni terlebih dulu kesalahan dan dosa-dosa orang lain, barulah kita layak memohon ampunan atas dosa-dosa Kita.
Mendengar doa Rizieq Shihab yang mengharapkan keburukan terhadap orang lain terus terang menghancurkan hati saya. Apalagi doa tersebut dilakukan khusus, hanya pada masa Pilkada Jakarta saja. Kenapa tidak dilakukan pada waktu lain atau di tempat lain yang juga tengah melakukan Pilkada? Sebenarnya ini doa atau pesanan dari paslon tetangga ya? Hehehe
Sudah jelas jika doa Rizieq Shihab itu sejatinya untuk memenangkan paslon Anies Sandi. Untuk Rizieq sendiri, tentunya ada sesuatu yang diharapkan dari kemenangan paslon Anies Sandi. Ingat, di dunia politik, tidak ada ‘makan siang’ yang gratis! Mungkin dana rutin yang diambil dari APBD DKI Jakarta yang besarannya sekitar Rp 70 Trilyun per tahun itu yang diincar Rizieq Shihab.
Karena seperti yang sudah diberitakan berbagai media, Cagub Anies (tiba-tiba) menjanjikan akan memberikan dana terhadap semua ormas di Jakarta. Berikut kutipan pernyataan Anies terhadap wartawan, sabtu 18 Maret 2017:
“Komitmen kita adalah kita ingin memastikan semua ormas di Jakarta dapat dukungan dari Pemda dan dananya ada. Begitu ada keberpihakan, dananya bisa disalurkan kepada mereka,”
Luar biasa pandainya, menjanjikan uang rakyat, uang pajak rakyat untuk kepentingan pemenangan Pilkada… Saya jadi curiga, apakah program bagi-bagi uang untuk seluruh ormas di Jakarta ini, sebelumnya sudah masuk dalam visi misi paslon Anies Sandi atau belum? Bawaslu mana Bawaslu?
Sedangkan jika Ahok yang menang, jangankan bermimpi dapat bagian dana rutin dari APBD Jakarta, yang ada malahan Ahok sejak lama sudah gatal hendak membubarkan FPI! Hahaha
Hubungan saling menguntungkan antara paslon Anies Sandi dengan Rizieq Shihab, FPI dan secingkrangnya patut diwaspadai. Karena kalau sampai berhasil, akan membuat paham radikalisme semakin tumbuh subur di Indonesia.
Menurut saya, Pilkada Jakarta putaran kedua ini pilihannya hanya dua, yaitu paham radikalisme dan paham Bhinneka Tunggal Ika.
Pilih yang mana?
Unity in diversity, love, peace and harmony…
 

0 komentar:

Posting Komentar