Jokowi bertemu dengan GNPF-MUI
Pertemuan
Jokowi dengan GNPF-MUI sangat mengejutkan, bagai petir di siang bolong
tanpa ada tanda akan turun hujan. Saya awalnya mengira berita itu hanya
hoax, ternyata benar dan valid bahwa Presiden Jokowi menemui GNPF-MUI.
Kebesaran hati Jokowi
Ada dua hal yang saya perhatikan. Pertama,
menepis dugaan bahwa Jokowi dan pemerintah membenci golongan Islam
tertentu atau lebih lagi, membenci Islam. Jika ada yang mau menepis
kesimpulan saya ini silakan saja. Tetapi nyatanya memang pihak
GNPF-MUI-lah, yang berkaitan dengan kasus Ahok, yang menuduh presiden
membela penista agama. Kemudian menuduh pemerintah dan tentu termasuk
Jokowi sebagai pemimpinnya, mengriminalisasi ulama dan anti-Islam. Tidak
hanya itu, mungkin memang bukan GNPF-MUI, tetapi simpatisan dan
pengikut mereka, termasuk Riziek dan yang lain menuduh bahwa pemerintah
dan istana sebagai sarang PKI. Kejam dan keji bukan?
Bahkan
tuduhan-tuduhan itu sampai membuat Jokowi harus mengeluarkan ultimatum
yang sangat menggemparkan, ‘gebuk’. Jokowi sampai mengeluarkan ketegasan
dalam kata, yang menurut sejarah adalah kata keramat bagi siapa saja
yang mendengarnya.
Tetapi Jokowi
menunjukkan kebesaran hatinya lewat pertemuan dengan GNPF-MUI. Jokowi
mau menunjukkan sikap seorang pemimpin yang siap menerima kritik dan
sekaligus berani menerima segala perbedaan yang ada. Bahkan seolah
tuduhan-tuduhan keji dan kejam sebelumnya tidak pernah ada. Tidak mudah
bertemu dengan orang yang menuduh kita macam-macam.
Kedua,
Jokowi mengistimewakan GNPF-MUI. Menurut sumber berita yang diperoleh
dari media bahwa waktu pertemuan yang diluangkan Jokowi kepada GNPF-MUI
adalah waktu yang seharusnya waktu istirahatnya. Tetapi demi pertemuan
itu, Jokowi merelakan waktu istirahatnya untuk para wakil organisasi
kemasyarakatan berbasis keagamaan ini. Suatu cara menghargai yang sangat
istimewa.
Pokok pembicaraan pertemuan Jokowi dengan GNPF-MUI
Masih menurut
berita bahwa pertemuan itu dilakukan selain untuk silaturahmi di Hari
Raya Idul Fitri, juga GNPF-MUI mau menyampaikan aspirasi kepada
presiden, serta untuk menjalin informasi yang lebih kondusif. Sementara
Jokowi, sebagaimana biasanya pasti menyampaikan tantangan-tantangan yang
sedang dihadapi bangsa ini, juga memberi masukan kepada GNPF-MUI.
GNPF-MUI juga
ternyata mengapresiasi kerja keras pemerintah dalam membangun bangsa dan
negara ini. Jelasnya mereka mengapresiasi revolusi agraria ala Jokowi
sebagai wujud nyata keberpihakan pemerintah terhadap warganya.
Jadi tidak ada
yang baru soal pokok pertemuan dengan GNPF-MUI. Sama saja dengan
pertemuan dengan para pemuka agama dan organisasi lainnya. Berbicara
soal bangsa dan negara, sebagaimana laiknya seorang presiden berbicara
kepada masyarakat lainnya.
GNPF-MUI tanpa Riziek maih mungkin berkontribusi bagi Indonesia
Ternyata
pertemuan Jokowi dengan GNPF-MUI tidak seperti yang dibayangkan banyak
orang selama ini. Pertemuan berjalan dengan cair. Juga tidak seseram
yang orang pikirkan selama ini. Bahkan bisa dikatakan bahwa pertemuan
ini berlangsung laiknya seorang presiden dengan rakyatnya.
Tetapi menurut
saya ini justru menjadi ganjil dan mengherankan. Sangat berbanding
terbalik dengan apa yang sebelumnya terjadi. GNPF-MUI, yang sebelumnya
sangat gencar melayangkan tuduhan dan kecurigaan terhadap pemerintah,
ternyata bungkam di hadapan presiden. GNPF-MUI, yang selama ini meminta
rekonsiliasi, hanya ingin membangun komunikasi dengan presiden dan
pemerintah.
Benarlah apa
yang saya ungkapkan dalam tulisan saya sebelumnya mengenai rekonsiliasi
pemerintah dengan GNPF-MUI, tidak diperlukan sama sekali. Sebab memang
antara presiden dan pemerintah dengan GNPF-MUI tidak ada persoalan
apa-apa. Tidak dibutuhkan rekonsiliasi apa pun. Bahkan GNPF-MUI-lah yang
seharusnya meminta maaf kepada presiden dan pemerintahan karena sudah
menuduh dan mencurigai bahkan menghina.
Tetapi apakah
situasinya akan sama jika Riziek ada di antara mereka? Apakah presiden
akan mau menemui mereka? Saya kira akan sangat berbeda. Tidak mungkin
presiden menemui buronan, sekalipun Bersama dengan GNPF-MUI. Mungkin
juga GNPF-MUI tidak akan menemui presiden jika Riziek ada di antara
mereka, sebab Riziek pasti tidak mau menemui orang yang dianggapnya
goblok, ya kan. Sementara Jokowi pasti mau menemui siapa saja yang ingin
bertemu dengannya kecuali bertentangan dengan prosedur yang ada. Dan
saya kira, kurang bijaksana jika seorang presiden bertemu dengan
buronan. Hanya wakil presiden kita saja yang mau bertemu buronan India,
Zakir Naik. Upss…
Jadi menurut
pandangan saya, GNPF-MUI tanpa Rizieq bagai tanaman yang sedang
bertumbuh, akan mungkin menghasilkan buah atau layu sebelum berbunga.
Artinya mungkin saja semakin baik dan membantu pemerintah untuk
membangun bangsa, entah dengan kritik membangun pun juga dengan dukungan
sepenuhnya. Dan mungkin juga akan menjadi tak berguna, sebab dari
antara mereka sudah terlanjur dianggap sebagai penganut Islam radikal
Tetapi jika
ada Rizieq, sudah dipastikan akan menjadi ancaman bagi bangsa. Saya
punya alasan untuk itu. Sebagian besar fenomena menegangkan yang terjadi
selama ini diawali dari ceramah Rizieq, lalu didukung kawanannya. Mau
membantah? Siapa yang menyebut presiden goblok, ya Rizieq; siapa yang
menuduh Menteri agama sesat, ya Rizieq; siapa yang mengerahkan demo
untuk mengultimatum pemerintah agar segera memproses Ahok, ya Rizieq;
siapa yang dituduh menghina Soekarno, ya Rizieq; siapa yang menuduh
pihak BI disusupi PKI dengan alasan lambang uang kertas Rupiah ada
lambang palu-arit yang adalah lambang PKI, ya Rizieq.
Jokowi menundukkan GNPF-MUI
Tanpa banyak
kata-kata, Jokowi berhasil menundukkan GNPF-MUI. Jokowi tidak perlu
mengerahkan kekuasaannya demi menundukkan. Bahkan terkesan Jokowi
menundukkan GNPF-MUI dengan tidak menganggapnya bukan apa-apa. Ketika
mereka ribut ini-itu, Jokowi diam. Ketika mereka tuduh ini-itu, Jokowi
ya diam. Jokowi hanya memerintahkan jajarannya bekerja dengan cepat,
baik dan profesional, maka dengan sendirinya lawan-lawan bertekuk lutut.
Jokowi
memerintahkan POLRI tidak tebang pilih, maka Rizieq, imam besar FPI,
sang orator bermulut jamban pun harus diproses hukum terkait kasus
pornografinya sesuai undang-undang dan prosedur yang berlaku. HTI
mengikrarkan akan mendirikan negara khilafah di Indonesia, yang
bertentangan dengan Pancasila, maka harus dibubarkan karena organisasi
anti-Pancasila.
Jokowi juga
memerintahkan KPK sebagai bagian dari penegak hukum khusus korupsi, maka
aliran dana-dana siluman pun diselidiki. Maka ada OTT, dan tentu
melanjutkan kasus yang sudah pernah ada. Akibatnya, nama Amin Rais, yang
juga sangat lantang menentang kebijakan pemerintah, disebut dalam
persidangan tindak pidana korupsi. Juga KPK sedang mengusut e-KTP yang
mungkin akan menjerat beberapa oknum DPR.
Kalau sudah seperti ini, apakah GNPF-MUI akan mau coba-coba lagi menentang atau menuduh presiden dan pemerintah dengan sesuka udel-nya,
terserah apa kata mulutnya? Saya kita tidak. Mereka akan dengan
sendirinya bertekuk lutut dan mohon-mohon untuk mengamankan posisi.
Sebab semakin mereka melawan dan meronta, semakin mereka lemah dan
terpuruk.
Kesimpulan: tentang langkah Jokowi
Langkah Jokowi
sudah tepat. Menerima siapa saja yang ingin ikut berkontribusi terhadap
pembangunan dan pemajuan bangsa dan negara ini. Entah itu mereka yang
selama ini bertentangan dengannya entah yang sejalan, selama ingin ikut
ambil bagian dalam melaksanakan kewajiban sebagai warga negara untuk
memajukan bangsa, harus dirangkul dan diajak bekerja sama.
Langkah Jokowi
adalah langkah yang brilian, menerima GNPF-MUI pada saat yang tepat,
ketika merayakan Idul Fitri. Ketika umat Islam merayakan kemenangan atas
dosa, kemenangan atas kejahatan dan kebencian, maka siapa pun yang
ingin silaturahmi pada saat ini pasti berniat baik sehingga harus
diterima dengan hati dan nurani yang bersih dan tulus. Jika ditolak akan
mendatangkan azab dari Allah.
Langkah
Jokowi, tanpa diniatkan, sekaligus membuat tidur malam lawan politik
tidak lagi tenteram. Mereka pasti sedang gundah gulana, sebab yang
selama ini menjadi kawan, sedang rawan menjadi lawan. Pasti mereka akan
memperhitungkan hilangnya berapa persen suara jika saja GNPF-MUI
berpihak kepada Jokowi, apalagi setelah pertemuan tadi mengapresiasi
hasil kerja Jokowi.
Salam dari rakyat jelata
https://news.detik.com/berita/d-3541809/pertemuan-jokowi-dan-pimpinan-gnpf-mui-berlangsung-cair
http://nasional.kompas.com/read/2017/06/25/14380571/ini.kronologi.pertemuan.mendadak.jokowi.dengan.pimpinan.gnpf-mui
http://nasional.kompas.com/read/2017/06/25/19183851/gnpf-mui.sebut.pertemuan.dengan.jokowi.langkah.awal.rekonsiliasi
0 komentar:
Posting Komentar