NUSA TENGGARA BARAT, MetroNTB.com
– “Selamat hari lahir Pancasila. Kita Indonesia, Kita Pancasila. Semua
anda Indonesia, semua anda Pancasila. Saya Indonesia, saya Pancasila”.
Itulah antara lain petikan isi pidato Presiden RI, Jokowidodo pada
upacara peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2017, yang baru pertama
kali di peringati oleh seluruh bangsa Indonesia sepanjang sejarah
Republik ini.
Peringatan Hari lahir Pancasila ditetapkan berdasarkan Kepres Nomor ;
24 Tahun 2016 Tentang Hari Lahir Pancasila dan tanggal 1 Juni
ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman. Takdir tuhan untuk
adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari
Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman.
Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan
golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah ke-bhineka tunggal
ika-an kita.
Di tengah kemajemukan itu, kita bisa hidup rukun dan bergotong royong
untuk memajukan negeri, karena Pancasila. Dengan Pancasila, Indonesia
adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun
dunia yang damai, adil dan makmur di tengah kemajemukan.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, H.Muh Amin menyampaikan hal itu
saat bertindak selaku inspektur upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila,
Kamis, 1 Juni 2017 tingkat Provinsi NTB, di Lapangan Bumi Gora Kantor
Gubernur NTB.
Di hadapan ribuan ASN dan pelajar yang mengikuti hari lahir
Pancasila itu, Wagub membacakan amanat Presiden RI, Joko Widodo yang
menegaskan, Pancasila sebagai kesepakatan yang mencerminkan jiwa besar
para founding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari pelosok
nusantara untuk mempersatukan bangsa.
Presiden mengingatkan saat ini ada pandangan dan tindakan yang
mengancam kebhinekaan dan keikaan kita, yang mengusung ideologi selain
Pancasila.
Hal itu diperparah oleh penyalahgunaan media sosial yang banyak
manggaungkan hoax alias kabar bohong. Karenanya, presiden mengajak
seluruh rakyat Indonesia untuk belajar dari pengalaman buruk negara lain
yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang
saudara.
“Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhineka Tunggal
Ika, Indonesia bisa terhindar dari perpecahan dan tetap bersatu serta
bergotong royong membangun bangsa,” tegas Presiden Joko Widodo.
Oleh karenanya, ia mengajak peran aktif para ulama, ustadz, pendeta,
pastor, bhiksu, pedanda, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni budaya,
pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan POLRI serta seluruh komponen
masyarakat untuk menjaga, memahami dan mengamalkan Pancasila.
“Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan
perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila,” ingatnya.
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2017 tentang unit
kerja Presiden pembinaan ideologi Pancasila, pemerintah kembali
berkomitmen untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
Lembaga ini diberi tugas memasyarakat Pancasila yang terintegrasi
dengan program-program pembangunan. Seperti program pengentasan
kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya, yang
menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila.
0 komentar:
Posting Komentar