HTI atau Hizbut Tahrir Indonesia
dibubarkan pemerintah. Hal ini dikemukakan secara langsung melalui
konferensi pers yang diwakilkan oleh beberapa pejabat Indonesia.
Diantaranya Wiranto
“Setelah melakukan pengkajian yang seksama, dan pertimbangan mendalam, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah hukum untuk membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di seluruh Indonesia,” kata Wiranto dalam jumpa pers di kantor Kementrian koordinator politik hukum dan keamanan, Senin (08/05) siang. Sebagaimana dikutip sumber.

Sebaliknya, ‘partner in crime’ mereka, yaitu FPI mengatakan bahwa mereka tidak selaras dan sejalan dengan HTI. Duh…nyesekk.
Persahabatan yang begitu harmonis antara FPI dan HTI bisa kita lihat
saat mereka bahu membahu melakukan demo Ahok. Para laskar kedua Ormas
ini begitu romantis saat bergandengan tangan menyuarakan aspirasi.
Namun, semuanya sekarang sudah sirna.
Tega banget ngehianatin temen sendiri.
Susah senang dijalani bersama, nasi bungkus dikonsumsi bersama. Setelah
cari aman dan melupakan ‘teman lama’, sepertinya FPI bakal cari ‘teman
baru’ yaitu organisasi-organisasi islam yang lebih moderat untuk cari
aman. Mungkin perasaan hati HTI saat ini bisa digambarkan seperti gambar
dibawah ini :

Saat ditanyakan oleh wartawan BBC mengenai
pendapat HTI dibubarkan, Ki Agus M Choiri selaku Ketua Bantuan Hukum
Front FPI Jawa Barat menyatakan bahwa mereka sejak pertama mempunyai
perbedaan sikap dalam memandang Pancasila.
“Dari pertama, kami berbeda sikap dengan HTI. Kami beranggapan Indonesia ini negara tauhid dengan Pancasila dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Tapi, sebaliknya, HTI menganggap Indonesia adalah thogut (sesuatu yang disembah selain Allah),” ujar Choiri.
Saat diwawancara, mungkin Choiri sedang
amnesia. Dia lupa, pimpinanannya Habieb Rizieq pernah menghina
Pancasila. Bulan Oktober 2016 lalu, Sukmawati Soekarnopurtri
selaku Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) dan juga putri dari
Ir.Soekarno pernah melaporkan Habib Rizieq karena menghina Pancasila.
Dalam video, disebutkan Sukmawati, Habib Rizieq yang juga merupakan Imam Besar FPI itu menyatakan ‘Pancasila Sukarno Ketuhanan ada di Pantat sedangkan Pancasila Piagam Jakarta Ketuhanan ada di Kepala’. Seperti dikutip dari sumber.
Sebenarnya, tanpa ada pelaporan yang
dilakukan Sukmawati pun kita sudah tau apa yang diinginkan FPI di tanah
nusantara. Sejatinya mereka hanya ingin mengambil kekuasaan dan
mengganti ideologi Pancasila nantinya. Saat seseorang menghina sesuatu,
bukankah ia membencinya?
Alih-alih mengakui bahwa mereka ingin
mengganti ideologi Pancasila, Cholil malah menguatkan argumennya dengan
merujuk tesis Habieb Rizieq saat berkuliah di Malaysia.
Dia kemudian merujuk tesis yang disusun Rizieq Shihab mengenai Pancasila dan hubungannya dengan Quran. “Kami di FPI, tentunya, mendukung Pancasila dan NKRI,” cetusnya.
Intinya isi tesis tersebut adalah hubungan
Pancasila dengan Syariat Islam. Rizieq merasa bahwa mengubah poin-poin
Pancasila dengan syariat Islam itu bukanlah sebuah masalah dan melanggar
hukum. Nantinya aturan-aturan hukum di Indonesia yang berjalan sekarang
bisa dikonversi menjadi hukum yang sesuai syariat Islam. Seperti hukum
cambuk,
Apa bedanya dengan ideologi HTI? intinya
mereka sama-sama ingin merubah Pancasila meskipun dikatakannya itu legal
dan menerapkan ideologi mereka ke sebuah negara yang bukan hanya Islam
sebagai agama.
Hal ini merampas keadilan dan Hak Asasi
Manusia (HAM) bangsa indonesia, terutama yang mempunya agama selain
Islam. Jelaslah hal tersebut melanggar Pancasila nomor dua yang berbunyi
”Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab’.
Ingat, Indonesia itu negara denga mayoritas penduduknya Islam, dan kata mayoritas bukan berarti keseluruhan.
Jika kalian mengandalkan kata ‘mayoritas’,
maka negara Tiongkok, negara yang paling kalian benci bisa memaksakan
kehendak dan menguasai Planet Bumi ini. Kenapa? Karena
Tiongkok mempunyai populasi penduduk paling besar di Planet Bumi. Dan
penduduknya pun tersebar diseluruh dunia.
Ayo bib, pikirkan keadilan, bukan hanya kekuasaan. Pikirkan kemanusiaan, bukan hanya aksi intoleran.
Setelah ini, nampaknya FPI bakal cari
aman. Laskar-laskarnya yang berjibun bakal menjadi pengangguran. Dan
para laskar tidak bisa menikmati nasi bungkus ala chef Habib Rizieq.
Atau bahkan plot twist, FPI bakal
melakukan demo besar-besaran dengan tema orasi ”Pemerintah Indonesia
Mandzalimi Ormas Islam”. Dan mereka tentunya melakukan jurus kamuflase.
Yaitu, mengganti nama FPI menjadi lebih moderat demi sedikit menghapus
citra buruk di masyarakat. Seperti saat demo Ahok, mereka mengganti
namanya menjadi GNPF-MUI atau Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis
Ulama Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar