Belajar dari kasus kemacetan panjang pintu
keluar tol Brebes yang memakan korban 13 orang pada tahun 2016, tentu
kali ini pemerintah tidak main-main di dalam memperbaiki dan
mengantisipasi hal ini. Kejadian yang terjadi antara 3-5 Juli 2016,
sempat menjadi sorotan dunia.
Media Inggris Daily Mail mengatakan bahwa
Indonesia merupakan tempat yang paling macet sedunia. Bahkan media
miliki Ratu Elizabeth, Metro.co.uk juga melaporkan korban jiwa ini
dikarenakan cuaca buruk dan kemacetan super panjang.
Menurut kepala Pusat Krisis Kesehatan
Kemenkes RI Achmad Yurianto, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab
meninggalnya para pemudik, yaitu faktor kelelahan dan dehidrasi, yang
tentunya berdampak sangat fatal.
Kejadian tahun 2016 di Brebes Exit atau
Brexit inilah yang tentunya membuat pemerintah harus kerja dengan lebih
keras di dalam menanggulangi dan mencegah kejadian tersebut.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun
meninjau Exit Tol Brebes Timur dan Flyover Dermoleng, Jawa Timur. Budi
melihat kesiapan jalur yang akan dilalui oleh para pemudik nanti sewaktu
lebaran, sehingga peristiwa horor yang merenggut jiwa tidak terulang
lagi.
Dengan melakukan pembuatan jalan baru dan
akses pintu tol yang lebih terdistribusi, Budi optimis dapat
menyelesaikan permasalahan kemacetan yang ada. Dalam satu tahun ini,
sudah ada 110 km jalan tol yang ditambahkan di sekitar jalur Brebes
Timur. Tentu tidak lupa dengan infrastruktur pendukungnya, yakni tempat
istirahat, pom bensin, dan rumah makan, mengingat perjalanan yang tidak
pendek.
Kerjasama antara Menhub dan Menteri
Pekerjaan Umum terjalin sangat baik sehingga perkembangan signifikan
dapat terjadi di daerah Jawa. Kita sering kali mengetahui bahwa Pak
Presiden Jokowi lebih terkesan meng-anak-tiri-kan pulau Jawa dengan
pembangunan di luar Jawa. Namun dengan pembangunan tol dan pengembangan
sistem fungsional dari jalan Tol di Jawa, mematahkan jargon tersebut.
Jokowi melakukan pembangunan yang merata.
Memang Jawa sudah sangat modern, baik secara infrastruktur maupun sistem
transportasinya. Namun tetap Jokowi tidak melepaskan kontrol terhadap
Jawa. Presiden macam apa yang dapat mengatur negara yang begitu besar
ini.
Menurut saya, Pak Jokowi berhasil di dalam
mengatur setiap kementerian yang ada, untuk bekerja dengan profesional,
demi kemaslahatan hidup warga Indonesia. Selain Brexit, Budi pun
meninjau flyover yang bisa menghubungkan lintasan jalan yang terpotong
dengan perlintasan kereta api. Flyover dibangun untuk mencegah kemacetan
akibat antrean mobil jika ada kereta yang sedang melintas.
Flyover tersebut ada di Klenengan, Kretek,
Dermoleng, dan Kosambi. Empat flyover ini dapat mengurangi kemacetan
secara signifikan di sejumlah titik, terutama jalan raya yang terpotong
perlintasan kereta api. Setiap hal dikerjakan dengan sistematis dan
tidak tumpang tindih. Inilah keunikan dari pekerjaan kabinet kerja
Jokowi. Ruas mudik di Pulau Jawa pun bertambah.
“Kuncinya adalah : Tanggap, Cerdas dan
Cepat dalam setiap keputusan dan selalu disertai dengan komitmen yang
kokoh dengan satu kepentingan, yakni kepentingan bersama. Siapapun pasti
bisa, hanya niat dan kemauan yang jadi penentunya.” – Joko Widodo
Basuki Hadimuljono yang merupakan menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPeRa) mengatakan tiga ruas jalan
tol yang menghubungkan Jakarta dan Semarang bisa dialih fungsikan
sehingga dapat dilalui pemudik selama musim mudik lebaran nanti. Ketiga
ruas jalan tol tersebut adalah tol Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang,
dan Batang-Semarang.
Kementerian PUPera bekerja sama dengan PT
Jasa Marga, PT Waskita, PT Sumber Mitra Jaya sepakat untuk menjaga ritme
pekerjaan dan dapat selesai tepat waktu.
Pertanyaan saya sederhana, selama 10 tahun
masa pemerintahan SBY, dia kemana saja? Dengan fungsionalnya Jalan Tol
Trans Jawa sampai Semarang, alternatif untuk rekayasa lalu lintas
semakin banyak. Alhasil, arus lalu lintas terpecah dan tidak lagi hanya
terfokus di Brebes Timur seperti tahun lalu.
“Kita harus bekerja dengan paradigma baru, yaitu anggaran difokuskan untuk program-program prioritas,” – Joko Widodo
“Jalan Tol Pemalang-Batang memiliki total
panjang 39 km, ada beberapa kilometer yang kualitas tanahnya sulit,
istilahnya soft soil, sehingga perlu treatment dan tadi sudah disepakati
dilakukan dengan metode vacuum,” ujar Basuki.
Fakta di lapangan tentu akan sangat
menantang, mengingat jenis tanah dan kontur yang berbeda-beda, membuat
kesulitan dan tantangan tersendiri. Namun proses konstruksi harus tetap
berjalan, demi kelancaran mudik lebaran 2017 yang sebentar lagi akan
dihadapi.
“Kita perlu pemimpin yang mau berjuang dan bisa dipercaya oleh masyarakat karena jika bisa dipercaya, apapun yang akan dilakukan akan mudah dilaksanakan.” – Joko Widodo
Presiden mengatakan, Jalan Tol
Pemalang-Batang dan Batang-Semarang yang sudah direncanakan sejak 20
tahun lalu sempat berhenti selama 10 tahun. Ini diakibatkan permasalahan
lahan dan harga tanah. Diperkirakan pada lebaran tahun ini ada 8,2 juta
pemudik tujuan Jawa Tengah, naik sekitar 1,4 juta dari tahun lalu yang
hanya 6,8 juta.
Tingginya angka pemudik ini tidak bukan
dan tidak lain karena ada promosi fasilitas jalan tol yang dibuat di era
Jokowi. Presiden kita memang luar biasa. Ia memikirkan solusi dari
setiap detail permasalahan yang mencuat.
“Melalui percepatan pembangunan infrastruktur, kita bangun sarana infrastruktur secara lebih merata di seluruh Tanah Air guna memperkuat konektivitas antarwilayah dan memperkecil ketimpangan dan kesenjangan sosial,” – Jokowi.
Di dalam setiap tantangan lapangan yang
ada, baik dari kontur tanah maupun pembebasan lahan, tentu kita melihat
pekerjaan terus berjalan. Mengapa Jokowi dan para jajaran menterinya
rela untuk melakukan hal ini? Satu jawaban sederhana, Jokowi bekerja
untuk kesenangan rakyat.
“Saya sangat bangga menjadi rakyat Indonesia yang mengedepankan asas gotong royong. Semangat gotong royong lah yang akan dapat membuat bangsa Indonesia bukan hanya mampu menghadapi tantangan tapi juga mampu berkembang menjadi poros maritim dunia.” – Joko Widodo
Tidak ada sedikitpun pertimbangan politis
yang terlintas di benaknya. Apa yang Jokowi tahu hanyalah bekerja untuk
kemaslahatan hidup rakyat Indonesia. Mari kita doakan pada mudik Lebaran
nanti, setiap kebutuhan warga terakomodasi dan tidak ada kendala yang
berarti.
Betul kan yang saya katakan?
#JokowiUntukIndonesia
0 komentar:
Posting Komentar