Catatan sejarah memperlihatkan bahwa
pemimpin yang “gila” kekuasaan dan harta untuk kepentingan pribadi,
keluarga, atau kroni, relatif banyak. Datangi saja Mbah Google
maka akan ketemu beberapa nama. Sebut misalnya, Adolf Hitler, Idi Amin,
Pol Pot, Kim Jong Il, dan lain sebagainya. Bagaimana dengan pemimpin
yang “gila” KERJA dan “gila” MELAYANI guna memenuhi felt needs dan real needs
para pengikut, umat, atau rakyatnya? Ironis, relatif sedikit. Kecuali
kalau pakai kategori “penemu,” maka sangat banyak. Di antaranya James
Watt, Johannes Guttenberg, Samuel F.B. Morse, C. Marconi, Thomas Alfa
Edison, dan lain sebagainya. Oh ya, berhubung penulisan artikel ini
dibatasi jumlah katanya, terpaksa hanya membahas 2 pemimpin yang “gila”
KERJA dan MELAYANI seperti di atas. Lalu baru mencoba untuk
mengkorelasikanya dengan keberadaan Jokowi selaku Presiden Republik
Indonesia saat ini.
Yesus
Catatan yang sudah menyejarah
memperlihatkan ± 2000 tahun yang lalu hadir seorang tokoh bernama Yesus.
KehadiranNya yang kharismatis membuat banyak orang menjadi pengikut,
sekaligus mengangkat dirinya sebagai “pemimpin.” Di saat para
pengikutNya semakin hari semakin bertambah banyak, sedang di sisi lain
ketika para pemimpin lain berlomba-lomba mendapat pelayanan VVIP, Yesus
justru melakukan hal yang sangat bertolak-belakang. Dengan lantang,
Yesus berkata: “Aku datang bukan untuk DILAYANI, tetapi untuk MELAYANI!”
Yesus tidak hanya sekedar beretorika. Secara konkrit, Ia MELAYANI para
pengikutNya. Pengikut yang sakit, Ia sembuhkan. Pengikut yang kerasukan
setan, Ia pulihkan. Pengikut yang butuh perhatian apapun bentuknya, Ia
penuhi. Selain itu, tanpa henti Yesus selalu mengajarkan nilai-nilai
kebenaran dan keadilan TUHAN berlandaskan hukum KASIH kepada para
pengikutNya dan siapapun. Hebatnya, semua ini Yesus lakukan tanpa
pamrih sebagai konsekuensi dari komitmen diriNya untuk MELAYANI, bukan
DILAYANI. Padahal kalau menganut “AJI MUMPUNG” seperti perilaku
mayoritas para pemimpin lain, pasti minta untuk DILAYANI. Kalaupun ini
yang terjadi, dijamin para pengikut Yesus dengan senang hati akan
melayani semua kebutuhan Yesus sehingga tidak akan berkekurangan. Namun,
Yesus tetap konsisten terhadap komitmen.
Buah-buah apa yang Yesus hasilkan pasca
wafatNya di Kayu Salib sekitar tahun ± tahun 33 Masehi? Salah satunya
adalah pengikutNya semakin hari semakin bertambah banyak.Tidak hanya
berasal dari daerah sekitar di mana Yesus hidup dan hadir, yaitu Israel.
Namun terpencar ke seluruh penjuru dunia. AjaranNya pun, utamanya
tentang hukum “Kasih” menyebar pesat. Para pengikut Yesus ini akhirnya
dikenal dengan sebutan umat Kristen.
Muhammad SAW
Beratus-ratus tahun kemudian, fenomena
seperti Yesus kembali muncul kembali tapi dalam konteks berbeda.
Tepatnya pada abad ke-7 di Jazirah Arab di mana saat itu sedang
mengalami masa “jahiliyah.” Tokoh tersebut bernama Nabi Muhammad SAW.
Semua berawal ketika di “Gua Hira,” diriNya menerima wahyu ALLAH untuk
pertama kalinya. Sejak saat itu Nabi Muhammad SAW mulai menyiarkan
ajaran baru yang kemudian dikenal sebagai Agama Islam. Kehadiran Nabi
Muhamad SAW di tengah-tengah zaman “jahiliyah” tersebut mendapat respon
positif sehingga dirinya mendapat banyak pengikut. Namun di sisi lain,
tetap ada yang menentangNya sehingga memaksa untuk pindah (hijrah) ke
Madinah pada tahun 622. Nabi Muhammad SAW mendirikan wilayah
kekuasaannya di Madinah. Pemerintahannya didasarkan pada pemerintahan
Islam. Nabi Muhammad SAW kemudian berusaha menyebarluaskan Islam dengan
memperluas wilayahnya. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia.
Hal yang luar biasa dari Nabi Muhammad SAW
adalah konsisten terhadap komitmen di mana Ia menerapkan semua
“syariat” Islam sesuai dengan wahyu ALLAH. Artinya, Ia tidak hanya
sekedar memimpin para pengikutNya untuk mematuhi “syariat” Islam,
tetapi sekaligus MELAYANI kebutuhan para pengikutNya. Orang-orang
miskin mendapat perhatian serta bantuan. Yatim-piatu selalu menjadi
skala prioritas PELAYANAN Nabi Muhammad SAW. Demikian juga dengan para
janda miskin. Nabi Muhammad SAW hadir di tengah-tengah pengikutNya untuk
BEKERJA tanpa henti sambil MELAYANI guna menghadirkan kemaslahatan
umatNya.
Setelah wafat pada tahun ± 600-an Masehi,
hasil karya Nabi Muhammad SAW juga menghasilkan buah-buah nyata. Di
antaranya, sebelum wafat Ia menunjuk para kalifah untuk tetap
melanjutkan penyebaran agama Islam. Puncaknya, sampai tahun ± 700 an
Masehi, wilayah Islam sudah meliputi Jazirah Arab, Palestina, Afrika
Utara, Irak, Suriah, Persia, Mesir, Sisilia, Spanyol, Asia Kecil, Rusia,
Afganistan, dan daerah-daerah di Asia Tengah. Dalam proses waktu yang
berjalan, sama seperti kekristenan, kini agama Islam pun sudah
berkembang ke seluruh penjuru dunia pula.
Jokowi
Jelas TIDAK BOLEH dan TIDAK BISA
membandingkan Jokowi dengan Yesus dan Nabi Muhammad SAW. Sebab, Jokowi
hanya seorang manusia biasa yang atas kehendak ALLAH, menjadi Presiden
Republik Indonesia. Kalau demikian, pertanyaannya: “Apa korelasi antara keberadaan Jokowi dengan 2 tokoh utama ini?”
Sebelumnya menjawab pertanyaan di atas,
seperti diketahui selama ± 72 tahun merdeka, Indonesia baru punya 7
presiden. Sudah pasti, masing-masing presiden punya gaya sendiri dalam
mengekspresikan diri. Utamanya saat memimpin NKRI tercinta.
- Soekarno terkenal sebagai orator ulung yang mampu membakar semangat juang rakyat dengan pekikan yang sangat terkenal, yaitu: Merdeka!;
- Soeharto lain lagi. Dirinya akan selalu diingat sebagai The Smiling General pecinta kekuasaan sejati yang otoriter;
- Habibie, sesuai dengan latar belakang pendidikannya, dikenal sebagai seorang teknokrat yang “jenius” di bidang yang ia geluti dan cintai, yaitu aeronotika;
- Soal nyeleneh, tidak ada yang bisa menandingi Gus Dur. Namun di balik itu, Gus Dur adalah seorang pancasilais sejati dan sangat menghormati Bhineka Tunggal Ika. Itu sebabnya, dirinya dikenal sebagai seorang yang inklusif-pluralis sejati;
- Pengganti Gus Dur, yaitu Megawati lain lagi. Sebagai satu-satunya presiden wanita di NKRI tercinta sampai saat ini, Megawati hadir dengan sosok keibuan, namun sangat tegas dan lugas dalam memimpin;
- Presiden ke-6 yaitu SBY? Terkenal dengan penampilan yang ciamik. Tutur kata sangat tersusun rapih saat memberi “speech.” Dan hobi bernyanyi sambil tidak lupa bikin “album.”
Sekarang bagaimana dengan Jokowi? Presiden
ke-7 Republik Indonesia ini dikenal sebagai sosok yang sederhana dan
bersahaja. Namun sangat memegang prinsip dan tegas. Juga jujur dan tulus
dalam “kegilaan” BEKERJA serta MELAYANI rakyat Indonesia. Memang hasil
KERJA dan PELAYANAN Jokowi selama ± 3 tahun terakhir belum mampu
mewujudkan kemaslahatan bagi rakyat Indonesia. Maklum, baru ± 3 tahun
mengabdi di negara kepulauan yang sangat luas ini. Jadi tidak semudah
seperti “membalikkan telapak tangan.” Ditambah dengan perilaku KKN
warisan masa lampau yang sudah membudaya.
Beruntungnya, semua kriteria untuk mewujudkan semua cita-cita para founding fathers ada pada diri Jokowi. Pertanyaannya kini adalah: “Apa
yang membuat Jokowi mampu berbuat seperti semua ini? Apa yang membuat
Jokowi sangat berbeda dengan para elite negara, politik, dan agama
busuk yang belakangan ini terus bergentayangan di NKRI tercinta?”
Jawabannya tentu hanya TUHAN dan Jokowi sendiri yang tahu. Namun kalau
boleh mencoba jawab, kurang lebihnya, kira-kira begini:
- Jokowi adalah seseorang yang “sudah selesaikan menemukan kedirian sejati” sehingga tidak tergoda dan tergiur dengan iming-iming “surga dunia;”
- Semua ini berkat didikan dari orang tua dan keluarga tercinta, serta ajaran agama yang Jokowi yakini dan imani, yaitu Islam yang Rahmatan Lil’Alamin;
- Hebatnya, semua ajaran ini tidak hanya sekedar menjadi pengetahuan saja, melainkan ia renungkan, hayati, maknai, dan lalu merefleksikannya secara sosio-budaya teologis tanpa henti;
- Kristalisasi semua ini adalah terciptanya sistem nilai dan paradigma dalam diri Jokowi bahwa BEKERJA dan MELAYANI dengan BENAR, TULUS, dan JUJUR, merupakan bentuk pengabdian kepada ALLAH SWT dan Nabi Muhammad SAW dan hukumnya WAJIB;
- Lalu secara konsisten Jokowi implementasikan dalam mengekspresikan diri, baik tutur kata maupun perilaku atau perbuatan.
Berdasarkan hal ini, maka tidak perlu
kaget kalau mendapati sosok Jokowi: Anti korupsi dan turunannya, yaitu
kolusi dan nepotisme; Anti bermalas-malasan dalam mengemban amanat
rakyat Indonesia; Anti mempraktekkan “aji mumpung,” yaitu mumpung jadi
presiden lalu bergaya hidup ala “borjuis,” dan lain sejenisnya.
Sebaliknya, dalam kesederhanaan dan kebersahajaan, Jokowi justru mengisi
hari-hari hidupnya sebagai seorang presiden dengan KERJA KERJA KERJA
untuk MELAYANI tanpa henti guna menjawab semua felt needs dan real needs
rakyat Indonesia. Dan semua ini adalah bentuk pengabdian Jokowi
terhadap ALLAH SWT dan Nabi Muhammad SAW sesuai dengan apa yang ia
yakini dan imani sebagai seseorang yang “sudah selesai” dengan dirinya
sendiri.
Penutup
Hasil KERJA Yesus dengan cara MELAYANI
tanpa henti, sudah menghasilkan BUAH-BUAH yang tak terperi. Salah
satunya adalah agama Kristen yang tersebar ke segala penjuru dunia.
Demikian pula dengan hasil KERJA Nabi Muhammad SAW dalam MELAYANI. Di
mana salah satunya adalah agama Islam yang Rahmatan Lil’Alamin juga
sudah tersebar ke segala penjuru bumi.
Bagaimana dengan Jokowi? BUAH-BUAH apa
yang akan Jokowi hasilkan lewat KERJA yang MELAYANI tanpa henti?
Pastinya TIDAK akan menghadirkan sebuah agama baru. Melainkan
kemaslahatan untuk rakyat Indonesia, dan bahkan Indonesia Jaya. Tidak
percaya? Bersabarlah sejenak seraya tetap memupuk rasa optimis tinggi!
Dan jangan lupa untuk mendoakan Jokowi dan keluarga tanpa henti, sampai
akhirnya waktu yang akan membuktikannya. Itulah bentuk dukungan konkrit
untuk Jokowi di ± 2 tahun tersisa, sambil tidak lupa memilih Jokowi
kembali untuk periode 2019-2024. Niscaya BUAH-BUAH manis akan menjadi
santapan nikmat para penghuni bumi bulat yang waras dan bernurani dan
penghuni bumi datar sumbu pendek tanpa terkecuali.
Deo servire vera libertas (Mengabdi ALLAH merupakan kemerdekaan yang sesungguhnya).
Ever Onward No Retreat Jokowi. GOD Bless Jokowi & Family always & more & more.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar