GNPF-MUI
cerdik ambil momen tepat , di mana open house dibuka presiden Jokowi
untuk menyambut Idul Fitri di istana. Open house dimaksud untuk
memberi kesempatan kepada rakyat bersalaman langsung dengan Presiden
Jokowi. GNPF-MUI akhirnya berhasil menemui presiden Jokowi ,
sebelumnya lewat menteri agama dulu. Toh permintaan GNPF-MUI sendiri ,
bukan atas undangan presiden Jokowi. Presiden Jokowi terbuka
menerima kedatangan GNPF-MUI , yang diwakili tujuh orang.
Prabowo dan mantan presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pernah bergelut dengan militer, bahkan pangkatnya sudah pada
jendral. Prabowo tuh jendral 3 bintang. Susilo Bambang Yudhoyono
tuh jendral 4 bintang. Sebaliknya presiden Jokowi apaan tuh , bukan
militer , apalagi tubuhnya ceking mudah terbang tertiup angin.
Wibawa GNPF-MUI kian memudar. Dasar
ndablek, petinggi GNPF-MUI tetap berkoar-koar mengancam pemerintah ,
khususnya presiden Jokowi. Perilaku GNPF-MUI sungguh keterlaluan
bahkan menjurus fitnah. GNPF-MUI menuduh presiden Jokowi melakukan
kriminalisasi ulama terkait status Rizieq Shihab sebagai tersangka.
Rizieq Shihab jelas-jelas punya nafsu
besar, menggondol janda. Padahal dia sendiri sudah punya isteri yang
manis dan setia. Apalagi gelar ‘Habib’ dibawa-bawa kemana-mana.
Tongkat komandan tidak mau kalah , juga dibawa setiap Rizieq Shihab
bersama pengikutnya. Tongkat komandan sungguh mengelikan , justru
lebih tepat buat menyate onta.
FPI cerdas memanfaatkan nama besar
‘GNPF-MUI’ karena nama FPI sudah tidak laku jual. Pakai nama besar
GNPF-MUI, FPI seolah-olah menjadi garda depan MUI melawan musuh Islam.
Kita dan rakyat terpesona dan dibodohi oleh kamuflase spanduk raksasa
‘GNPF-MUI’.
Didukung oleh banyak donator ,( isunya )
juga termasuk Prabowo dan Susilo Bambang Yudhoyono yang ambil peran
besar dalam demo GNPF-MUI. Harapannya, timbul gejolak di berbagai
sudut DKI sehingga instabilitas politik. GNPF-MUI sangat amat percaya
diri dengan dukungan mantan-mantan jendral dan beberapa jendral aktif (
yang bersembunyi secara samar-samar ). Langsung mengobrak-abrik
pemerintah Indonesia , terutama presiden Jokowi dengan meminjam kasus
penistaan agama yang diperbuat oleh Ahok.
Demo GNPF-MUI untuk pertama kali sukses.
Sampai ramai bener , muslim dari berbagai daerah di seantero negeri
ini menyerbu ibukota Negara bernama DKI. Sehingga diklaim jumlah masa
demo 7 jutaan orang.
Walaupun bukan jendral atau tidak punya
pengalaman militer, presiden jokowi justru menunjukkan kehebatan
politiknya, sampai-sampai mirip bener pakar strategi Cina , Sun-Tzu.
Terlihat lemah dari luar, kekuatannya sebenarnya ada di dalam menunggu
waktu tepat,untuk memukul balas serangan .
Kelihatan demo GNPF-MUI yang pertama
sukses . Justru sesungguhnya disitulah kekuatan di belakang demo
GNPF-MUI mulai diukur sampai mana , oleh Jokowi. Dari awal ,
pemerintah memang tidak memperhitungkan GNPF-MUI karena GNPF-MUI tidak
ada apa-apa, paling-paling cuma boneka mainan tidak punya otak. Yang
dihadapi dan diwaspadai oleh pemerintah adalah kekuatan di balik demo
GNPF-MUI.
Nah , kekuatan di balik demo GNPF-MUI
dipeloroti sedikit demi sedikit. Lewat penangkapan pelaku-pelaku
utama yang dianggap membahayakan atau melakukan makar terhadap
pemerintah. Pelaku utama tersebut sangat ahli dan profesional ,
bahkan ada yang mantan jendral. Sedangkan GNPF-MUI dibiarkan demo
berkoar-koar saja , tidak ada niat sedikit pun dari polisi untuk
menangkap kecoa-kecoa GNPF-MUI.
Prabowo dan Susilo Bambang Yudhoyono
akhirnya mundur dari lingkup demo GNPF-MUI, karena sudah tidak ada
manfaatnya lagi. Terlebih lagi, pemimpin GNPF-MUI, Rizieq Shihab
terseret banyak kasus. Kasus Rizieq Shihab jadi sorotan dari semua
negara ada di bumi bulat ( bukan bumi datar ). Mau tidak mau semua
negara akan memelototi siapa penghianat Indonesia yang sesungguhnya.
Prabowo dan Susilo Bambang Yudhoyono takut
dicap ‘pengkhianat ‘ atau ‘pelanggar HAM’. Maka mundur dulu untuk
sementara , akan kembali lagi dengan tentunya memperhatikan situasi
politik dulu.
GNPF-MUI awalnya merasa punya pengaruh
hebat, sehingga (katanya) 7 jutaan orang kepincut ikut berdemo melawan
pemerintah, terutama Presiden Jokowi. Demo bukan satu kali saja lalu
selesai. Malah demo berkelanjutan sampai 5 kali. Miris, jumlah
masa demo makin berkurang di setiap demo. Awalnya (katanya) 7 jutaan
orang dan demo yang terakhir pada tgl 9 Juni tinggal 200-an (bukan 200
ribuan) orang.
Makin lama makin antipati juga dengan
gerakan ‘GNPF-MUI’, MUI akhirnya tegas menolak mengakui diwakili oleh
GNPF-MUI. GNPF-MUI sendirian dan makin sadar bahwa sudah tidak bisa
mengandalkan Prabowo dan Susilo Bambang Yudhoyono lagi.
Takut nama ‘GNPF-MUI’ hilang begitu saja,
karena FPI sudah lenyap tanpa ada bekas. Memperjuangkan nama GNPF-MUI
tetap ada, agar masih bisa dimanfaatkan untuk mengemis dana-dana.
Bahkan tidak malu-malu berani mengorbankan pimpinannya sendiri , Rizieq
Shihab.
Nah, di situlah politik cerdas dan culas
ala GNPF-MUI. Bertemu dengan presiden Jokowi dengan dalih
silaturahmi. GNPF-MUI dengan hati happy-happy ‘mencium kaos kaki ‘
presiden Jokowi, padahal kaos kaki belum dicuci sudah tiga bulan,
hahaha.
Jangan serius kalau GNPF-MUI betul-betul
cium kaos kaki Jokowi. Tuh cuma kiasan. Arti yang sebenarnya adalah
GNPF-MUI BERTEKUK LUTUT /(mengakui) KALAH DI DEPAN JOKOWI. Tentunya
,harap-harap jangan sampai Jokowi hilangkan GNPF-MUI.
Kenapa harus malu cium kaki ? Otak cangkok saya malah sering loh cium kakinya sendiri, sekedar uji bau gak kaki sehabis dicuci setelah seharian pakai kaos kaki berbolong.
0 komentar:
Posting Komentar