Diantara kehebohan kedatangan rombongan
kerajaan Arab Saudi, bagi saya salah satu hal yang mengembirakan dalam
lawatan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud Raja Salman adalah
pertemuan dengan tokoh lintas agama di Indonesia . Pertemuan yang
berlangsung sekitar 1 jam tersebut digelar pada Jum’at (3/3/2017) di
Hotel Raffles, Jalan Prof. Dr. Satrio, Jakarta Selatan.
Terdapat 28 tokoh agama di Indonesia yaitu
sembilan tokoh Islam, empat tokoh Protestan, empat tokoh Katolik,
empat tokoh Budha, empat tokoh Hindhu, dan tiga tokoh Konghucu.
Sembilan tokoh Islam yang hadir yaitu Din
Syamsuddin, Azyumardi Azra, Kammarudin Amin, Alwi Shihab, Zannuba
Arriffah C. Rahman alias Yenny Wahid, Abdul Mufti, Masyakuri Abdillah,
Komaruddin Hidayat dan Yudie Latief.(kompas.com)
Dari serangkaian acara Raja Salman,
pertemuan lintas agama menjadi istimewa karena secara tidak langsung
menunjukkan kepada warga Indonesia khususnya kelompok islam yang
selama ini selalu titik-titik, bahwa orang nomor satu dari Arab Saudi
tersebut menghargai keberagaman.
Hal itu di kuatkan dengan pernyataan Baginda Raja Salman, yang saya rinci dalam point sebagai berikut (http://www.cnnindonesia.com/nasional/20170303172253-20-197672/raja-salman-minta-ri-perkuat-toleransi-dan-kebinekaan)
Pertama, Raja Salman memberikan apresiasi kepada Indonesia dalam hal kehidupan antar umat beragama yang terjalin dengan damai.
Kedua, Raja Arab Saudi tersebut meminta masyarakat Indonesia tetap menjaga kemajemukan dan toleransi antarumat beragama.
Ketiga , Raja Salman juga meminta umat Muslim Indonesia untuk mempertahankan Islam moderat yang rahmatan lil alamin.
Keempat, Raja Salman juga menyampaikan
pentingnya menjaga toleransi dan harmoni antar umat Islam dan agama lain
di Indonesia. Pelayan dua kota suci tersebut juga menambahkan bahwa
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki stabilitas ekonomi
dan politik yang baik.
Menurut beliau, stabilitas dan keamanan ini tidak
akan bisa dijaga tanpa kemajemukan, toleransi, rasa saling menghormati,
dan menghargai di tengah masyarakat yang beragam. Harmoni menjadi salah
satu pilar penyokong stabilitas di Indonesia.
Rizieq Shihab cs mestinya paham pernyataan Raja Salman
Rizieq Shihab dan kelompok titik-titik
mungkin tidak pernah menduga bahwa Raja Salman akan memberikan
pernyataan seperti itu. Pernyataan yang sangat toleran dan menyejukkan.
Perkiraan saya, mereka sangat shock dengan apa yang disampaikan Raja
Salman. Mungkin mereka berharap Raja Salman akan ikut mendukung aksi
bela islam yang dilakukan berjilid-jilid kemarin, memberikan apresiasi
atas kuatnya pembelaan mereka terhadap islam, juga mencari waktu khusus
untuk bertemu dan nge-date empat mata dengan pentolan mereka.
Setidaknya itulah yang digembar-gemborkan, dibanggakan kelompok
titik-titik tersebut dalam media sosial.
Tetapi apa daya, ternyata semua hanya
tinggal impian. Bak mimpi di siang bolong, ternyata Raja Salman tidak
ada aganda bertemu dengan Rizieq Shihab, atau sekedar berkirim salam.
Tidak mengapresiasi aksi bela islam mereka. Bahkan Raja Salman malah
memberikan pernyataan tentang penekanan pentingnya toleransi antar umat
beragama di Indonesia.
Jika membaca pernyataan dari Raja Salman
tersebut, Raja memberikan penekanan pada pentingnya toleransi, rasa
saling menghormati antar umat beragama di Indonesia. Raja Salman
terlihat sangat memahami kebesaran Indonesia, kestabilan kondisi
ekonomi dan politik salah satunya karena faktor keberagaman di
Indonesia. Indonesia yang besar dengan bermacam agama tidak mendorong
perpecahan tetapi justru semakin menguatkan.
Penekanan pada pentingnya toleransi antar
umat beragama, menurut saya telah menohok dan menampar Rizieq Shihab
dan kelompok titik-titik, yang dalam beberapa bulan ini ribut dengan
aksi yang berjilid-jilid dengan label bela agama.
Sepertinya, secara tidak langsung, Raja
Salman telah menyampaikan pesan kepada pimpinan Front Pembela Islam
tersebut, bahwa seharusnya isu-isu SARA tidak dibawa-bawa dan
dibesar-besarkan karena berpotensi menyulut perpecahan dan pertikaian
antar bangsa Indonesia sendiri. Paling tidak itu sudah terbukti selama
aksi berjilid-jilid telah menimbulkan keresahan, memicu ketegangan,
permusuhan, kemarahan, ketakutan banyak pihak, tidak hanya antar umat
beragama tetapi juga sesama umat islam sendiri.
Bagi saya, mestinya kelompok titik-titik
tersebut mulai menyadari dan segara berubah sikap karena apa yang
selama ini dilakukan ternyata lebih sekedar penurutan emosi dan
sesungguhnya mereka hanya cenderung ikut-ikutan, asal-asalan tanpa
tahu persis ada agenda politik di balik serangkaian kegiatan yang
mereka lakukan. Belum ada kata terlambat untuk lebih bersikap arif dan
mau mengerti orang lain serta tidak memaksakan kehendak seolah-olah
bahwa itu memang seperti yang dipikirkannya.
Pada akhirnya, penting bagi mereka untuk
mulai belajar menjaga toleransi dan harmoni antar umat Islam dan agama
lain di Indonesia. Seperti pesan Baginda Raja Salman. Semoga.***
0 komentar:
Posting Komentar