Satu lagi nih cerita tentang warga
penghuni bumi datar yang selalu fenomenal dan bikin greget. Hal ini
berhubungan dengan orang-orang pencari “like” dengan cara
“ketik amin” untuk meningkatkan nilai jual suatu fanspage yang banyak
kita jumpai dan laku keras di group bumi datar. Dan dari hal tersebut
dapat kita jadikan sebagai pengukur tingkat kerasionalan warga.
Fanspage (FP) adalah
sebuah halaman atau komunitas yang dibuat oleh penggemar yang tertarik
pada selebriti, fenomena, acara televisi, film, blog atau untuk
mempromosikan produk/webnya dan si pembuat berusaha agar fanspagenya
memiliki banyak like.
FP ini merupakan salah satu fasilitas atau layanan di Facebook, dan bila telah memiliki banyak like,
dapat kita manfaatkan untuk mempromosikan blog atau website sehingga
blog atau website tersebut akan banyak dikunjungi khususnya liker
dalam FP tadi. Dengan banyaknya pengunjung di website yang di
promosikan ini, otomatis pendapatan atau bayaran dari iklan yang tampil
di blog atau web tadi akan naik. Fanspage yang banyak “like”nya
memiliki nilai jual yang tinggi. Atau si pemilik fanspage bisa juga
mendapatkan penghasilan dari orang yang ingin memasang iklan untuk
membantu mempromosikan produknya.
Berbagai cara dan tehnik dilakukan untuk menarik “like” dari para netizen, mulai dari nge-add
pertemanan, hingga menampilkan berita-berita yang menarik atau lucu.
Terdapat juga cara yang cukup unik, mereka menampilkan gambar yang
menyayat hati atau menyedihkan dari seorang nenek atau bapak-bapak, dan
memberi Capture “semoga nenek ini dimudahkan rezekinya, dan
jika kita adalah orang yang beriman tidak akan mengabaikan gambar ini
tanpa ketik amin atau like”. Ada juga “yang like atau komen amin akan masuk surga” dan seterusnya.
Para pembaca Seword pasti tidak asing
dengan kalimat di atas, dan familiar juga dengan kalimat “ketik amin”
atau “ketik angka 1” dan lain sebagainya, karena kalimat ini sering
muncul di beranda FB kita.
Dalam pengembaraan di dunia maya, saya
terkadang bertandang masuk ke group kaum bumi datar, hanya untuk sekedar
melihat-lihat keadaan di sana. Terus terang aja begitu menginjakan kaki
di sana langsung saya merasakan hawa yang agak panas dan membuat gerah,
hal ini seperti perasaan seseorang yang terbiasa hidup di daerah
pegunungan yang sejuk dan banyak pepohonan, masuk ke daerah gurun pasir
yang panas, terasa asing.
Ada sesuatu yang menarik dan menyita
perhatian, setiap saya masuk ke group bumi datar, saya selalu melihat
postingan yang meminta “ketik amin”, atau minta “like”, dan ternyata banyak peminatnya, rata-rata coment (ketik amin) atau like nyampai 1000 lebih. Dalam hati saya berkata, ternyata di sini rakyatnya pada royal dengan “like” dan “amin”. Ini merupakan surga bagi pencari “like”.
Kalau sedang tidak ada kegiatan, dan lagi
nyantai, sesekali pembaca Seword coba deh masuk ke group mereka dan
posting gambar yang menyedihkan lalu suruh mereka ketik “amin” atau
suruh nge-like, dan tunggu dalam beberapa jam, lihat hasilnya, pasti
fantastis (boom like dan coment).
Fenomena ini menunjukan rendahnya kadar
rasional dalam cara mereka berpikir. Ini lah salah satu penyebab
gampangnya mengumpulkan massa untuk diajak demo. Tidak menjadi masalah
tema demo itu apa, karena yang menjadi faktor pentingnya adalah
bagaimana cara mempengaruhi pola pikir dengan memanfaat ke irasionalan
yang menumpuk dalam otaknya. Dan tentu saja cara yang paling ampuh untuk
mempengaruhi kaum irasional adalah dengan membawa agama.
Mengapa agama menjadi cara terampuh
mempengaruhi kaum irasional, karena agama berhubungan dengan
keabstrakan. Bagi kaum rasional keabstrakan agama mereka kaji secara
mendalam sehingga menimbulkan kesadaran dan pemahaman religius yang
benar, tetapi bagi kaum irasional keabstrak ini tidak mampu mereka kaji
secara mendalam, akibatnya mereka menerima mentah-mentah ilmu agama
tersebut. Jangankan mengkaji keabstarakan agama, mengkaji maksud dan
tujuan postingan minta “ketik amin” saja mereka tidak mampu, Buktinya
hanya dengan menampilkan gambar yang menyedihkan, mereka menaggapinya
dengan serius dan percaya begitu saja, padahal sejatinya gambar tersebut
berlatar belakang kejadian apa mereka tidak tahu.
Keabstrakan agama membutuhkan kajian yang
mendalam dengan kemampuan kecerdasan dan kebijaksanaan yang mumpuni
untuk memperoleh pemahaman yang sebenarnya dari tujuan ilmu agama
tersebut. Bila tidak dikaji secara mendalam, atau oleh kecerdasan dan
kebijaksanaan yang mumpuni, hasilnya akan menyesatkan dan tidak sesuai
tujuan sebenarnya.
Orang yang kebijaksanaannya rendah, akan
cenderung irasional, dan kaum irasional (dalam hal agama) bila tidak
mendapat guru agama yang tepat atau bahkan mendapat guru yang sesat,
akan keblinger dan menjadikan agama alat untuk menyerang dan merugikan masyarakat lain.
Dalam hal membela agama, sejatinya agama
hanya merupakan alat atau cara untuk mencapai tujuan, secara umum tujuan
itu adalah keteraturan hidup, yang akhirnya menimbulkan atau
memunculkan kebahagiaan (surga), lalu apakah rasional dan masuk akal
jika agama itu justru menjadi sumber ketidak teraturan dan penderitaan
karena alasan membela ini tadi. Saya rasa ini tidak terjangkau oleh
pemikiran irasional.
Di Indonesia saat ini kaum irasional
cenderung meningkat, ini terbukti dengan makin banyaknya sikap intoleran
yang muncul akhir-akhir ini.
0 komentar:
Posting Komentar