Di era yang semakin canggih ini setiap orang mampu mengakses setiap
informasi dengan cepat apalagi dengan hadirnya internet sebagai
penyokong akses berbagai informasi yang ada. Informasi baik itu hiburan,
olahraga, politik, sosial, ekonomi, kesehatan dan lain – lain. Setiap
informasi yang dibutuhkan, diinginkan atau hanya sekedar disukai karena
selera bisa didapatkan dengan mudah. Namun sayangnya jika tidak
diimbangi dengan pengetahuan yang bagus dan bijak dalam mengakses
informasi tersebut, tentunya ini akan menjadi sia – sia saja.
Permasalahan saat ini yang sering ditemukan adalah banyak orang
yang menerima informasi palsu dalam bentuk apapun baik melalui media
cetak atau elektronik yang ternyata informasi tersebut tidak kredibel,
valid, akurat, manipulatif dan tentunya palsu atau hoax alias
tidak ada fakta atau kebenaran yang mendukung informasi tersebut. Jika
dibiarkan tentunya akan terjadi misinformasi atau pesan informasi yang
salah dalam penyampaiannya dan juga banyaknya informasi yang hadir akan
membuat ruwet arus informasi dan membuat semakin abu – abu atau tidak
jelas mana informasi yang benar dan mana yang salah ini akan berimbas
pada kebingungan publik karena tidak bisa membedakan mana yang asli dan
mana yang bukan karena keruwetan arus informasi itu tadi.
Berbagai media akan memberitakan kejadian yang sama namun isi
beritanya berbeda, gambar yang sama dalam sebuah kejadian namun isi
beritanya berbeda antara satu dengan yang lain, informasi tentang suatu
hal yang dibutuhkan masyarakat namun belum terjamin apakah itu benar
seperti itu dan sudah ada uji coba atau data penelitiannya berdasarkan
lembaga terkait seperti lembaga kesehatan seperti informasi seputar tips
kesehatan yang hadir di sosial media, di sisi lain pula ada berbagai
pihak yang menggunakan media sebagai alat penyebar luas gerakan atas
kepentingannya sekaligus alat pelaksana dari kepentingan itu dimana akan
menggunakan informasi hoax sebagai penyokong gerakan mereka,
dimana yang hoax terkadang di faktakan, dan yang fakta akan dihoaxkan
atau memputar balikkan fakta. Jika lebih parah bahkan informasi hoax
ini akan menjadi alat provokasi penyebar kenbencian atas unsur SARA
atau kepentingan politik diantara masyarakat dan mungkin bisa berimbas
pada sikap masyarakat yang takut dan curiga satu sama lain hingga
menyebabkan konflik.
Informasi palsu atau hoax bisa menimbulkan potensi yang tidak
terlalu merusak namun juga ada yang dapat sangat merusak. Yang tidak
terlalu merusak itu seperti informasi tentang informasi heboh hewan jadi
– jadian, air yang tiba – tiba keluar lantai di sebuah perumahan secara
mistis atau sebuah makam yang keluar asap, yang ternyata banyak sekali
unsur hoax ditambah kepercayaan akan hal yang tak masuk akal, imbasnya
ini hanya akan membuat manusia menjadi mundur dan tidak bisa berpikir
secara ilmiah dan cerdas, padahal informasi tersebut belum tentu seperti
itu kejadiannya karena bisa saja ada penjelasan ilmiah terkait hal itu
misalnya hewan jadi – jadian yang ternyata itu hewan ke spesifikasi
langka atau informasi menakutkan tentang makam yang keluar asap yang
ternyata itu hanya bagian dari set pembuatan film yang disalah tangkap
oleh audiens pembaca atau pendengar yang disebar oleh penyebar hoax agar
situs webnya dikunjungi atau postingan di sosial media banyak yang ngelike dan share. Sedangkan yang kedua adalah yang dapat sangat merusak dalam artian bisa menimbulkan kekacauan bahkan konflik.
Salah satu bentuk informasi ini sering hadir terkait isu agama dan
politik, ada informasi yang kurang benar yang tersebar melalu media
elektronik seperti lewat handphone melalui aplikasi Chat, SMS
atau internet atau lewat laptop atau komputer melalui internet seperti
situs sosial media, Blogspot dan lain – lain seperti website
portal berita yang ditelan mentah – mentah oleh audiens karena hilangnya
sikap kritis dan dewasa, dan mengedepankan emosi semata hanya karena
jengkel dan kena hasutan kebencian oleh sang penyebar hoax dengan kemasan provokatifnya. Kombinasi hoax
dan kemasan provokatif dalam penyebaran informasi ini sangat berbahaya
jika dibiarkan misalnya seperti kasus di Sumatra beberapa waktu yang
lalu dimana ada pembakaran tempat ibadah tertentu hanya karena oknum –
oknum yang kena hasut dan tidak mengkroscek kebenaran berita, dan tidak
mengedepankan kedewasaan dalam menanggapi sebuah permasalahan sosial.
Dua hal tadi tentubya juga dibiarkan juga akan berimbas buruk pada sikap
dan perilaku manusia karena mungkin karena informasi tersebut kita
mudah terhasut, curiga, takut, dan percaya dengan hal yang tidak masuk
akal yang akibatnya bisa membuat masyarakat semakin mundur dan bisa
menimbulkan kekacauan dan konflik.
Lalu apa solusinya? Salah satu yang didengungkan sejak dulu adalah
gerakan literasi media. Literasi media merupakan gerakan melek media
sebagai pemahaman sumber dan teknologi dari komunikasi, kode yang
digunakan, pesan yang diproduksi dan pemilihan, penafsiran serta dampak
dari pesan tersebut. Selain itu juga merupakan kemampuan untuk memahami,
menganalisis dan mendekontruksi pencitraan media.
Kaitannya dengan hal ini adalah dengan literasi media audiens atau
para masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan seputar informasi, media
penyebarannya, atau bahkan tujuan dan dampak dari penyebaran informasi
itu. Dengan adanya literasi media juga dapat meminimalisir efek buruk
yang ada seperti kebingungan dalam mengakses informasi, konflik yang
terjadi akibat informasi hoax dan provokatif atau berpikir
sempit dalam menanggapi setiap isu yang ada. Selain masyarakat bisa
mendapatkan pegangan yang baik misal ketika ketemu informasi hoax,
misalnya saja ada informasi heboh dan membuat cemas warga karena isi
pesannya memperingatkan ada banyak perampok di jalan raya. Dari sini
kita bisa menggunakan literasi media misal dari komunikator atau
penyampai pesan, apakah dia orang biasa, orang yang tidak jelas
identitasnya atau dari pihak resmi terkait, tentunya informasi kredibel
selalu berasal dari pihak resmi terkait, sedangkan dadi media
penyebarannya apakah melalui aplikasi Chat , SMS atau melalui situs –
situs internet atau postingan di sosial media, tentunya informasi
kredibel berasal dari pihak resmi dan pihak resmi punya media komunikasi
khusus.
0 komentar:
Posting Komentar