Siapa yang tidak tahu bahwa Jokowi
terkenal suka kerja. Mulai sejak menjadi Walikota Solo sampai Gubernur
DKI Jakarta bahkan ketika menjadi Presiden pun Jokowi senang bekerja.
Sampai-sampai motto kerja, kerja, kerja sangat populer bukan saja di
Indonesia bahkan sampai ke manca negara.
Kita bisa melihat infrastruktur yang kini
sedang giat-giatnya dibangun. Papua yang selama ini terkesan diabaikan
oleh Pemerintah Indonesia, kini sangat diperhatikan oleh Presiden
Jokowi. Kesulitan-kesulitan transportasi di Papua menyebabkan
bahan-bahan pokok menjadi sangat mahal, Bahan Bakar Minyak juga
melambung tinggi. Bahan-bahan bangunan seperti semen juga tidak kalah
mencekik harganya, bahkan bisa berpuluh kali lipat harganya dibanding
pulau Jawa. Oleh karena itu, Presiden Jokowi memerintahkan untuk
membangun infrastruktur di pulau Papua.
Maka jalan Trans Papua pun mulai
dikerjakan. Jalan yang dibangun menembus hutan Papua dan membelah gunung
dirancang sepanjang 4.330,07 kilometer tersebut sampai akhir tahun 2016
telah selesai dikerjakan sepanjang 3.851,93 kilometer dengan
menghabiskan biaya triliunan rupiah.
Bukan itu saja, Presiden Jokowi juga
menyelesaikan infrastruktur yang mangkrak pengerjaannya. Seperti Tol
Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) yang terhenti pengerjaannya
selama 22 tahun. Tol yang terdiri dari 2 seksi itu, Seksi I
(Kasablanka-Jaka Sampurna) sepanjang 11 Kilometer, dan Seksi II (Jaka
Sampurna-Duren Jaya) sepanjang 10,04 kilometer. Hingga November 2016
Seksi I telah selesai dikerjakan 78 persen dan ditargetkan akan
dioperasikan pada bulan Maret 2017.
Semua Menteri dibawah perintah Presiden
Jokowi selalu ditekankan untuk kerja, kerja, kerja. Dan yang tidak mampu
untuk mengikuti irama kerja Presiden Jokowi akhirnya akan tersingkir.
Salah satunya adalah Anies Baswedan yang menjabat sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan Menteri yang fenomenal adalah
Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti. Cara kerjanya tidak beda dengan
Presiden Jokowi. Kerjanya serba cepat. Dan tentu selalu membela
kepentingan nasional. Oleh karena itu, Menteri Susi tidak segan-segan
untuk menghancurkan kapal-kapal asing yang mencuri ikan diperairan
Indonesia.
‘Gila kerja’ – nya Presiden Jokowi pun
menjalar ke Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Gubernur DKI Jakarta ini
juga mempunyai motto Kerja, Kerja, Kerja. Tak heran jika banyak pegawai
negeri sipil di kalangan Pemprov Jakarta yang kinerjanya sangat buruk
diberhentikan oleh Ahok. Tetapi sebaliknya bagi yang berkinerja bagus
akan dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.
Bahkan Ahok sendiri sangat bangga dengan
kinerja PPSU atau biasa dikenal dengan Pasukan Oranye. Karena kinerja
Pasukan Oranye ini sangat dirasakan oleh warga Jakarta.
Kebersihan-kebersihan sungai mulai terlihat. Got-got dan selokan
dibersihkan. Sehingga ketika banjir datang, airnya bisa cepat surut.
Kinerja Pasukan Oranye ini sangat perlu kita apresiasi.
Motto Kerja, Kerja, Kerja ini ternyata
juga mendapatkan apresiasi dari Raja Salman, hal ini dikatakan oleh
Yenny Wahid pada saat pertemuan Tokoh Islam dengan Raja Salman di Istana
Merdeka.
“Raja Salman sepertinya mengapresiasi
motonya Pak Jokowi yang kerja, kerja itu. Jadi Raja Salman mengatakan,
saya juga sangat senang kerja,” kata Yenny Wahid, sapaan karibnya
di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 2 Maret 2017 seperti
dikutip dari metrotvnews.com.
Jika Raja Salman mengapresiasi motto
Kerja, Kerja, Kerja Presiden Jokowi tetapi tidak bagi Anies Baswedan.
Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra dan PKS ini bahkan
mencela motto Kerja, Kerja, Kerja ini. Pada debat Calon Gubernur DKI
Jakarta putaran pertama yang lalu Anies Baswedan secara terang-terangan
mencela Basuki Tjahaja Purnama agar tidak kerja, kerja, kerja saja
tetapi lebih membangun manusianya. Tetapi dengan tegas Basuki Tjahaja
Purnama mengatakan bagaimana mau membangun manusianya jika
infrastrukturnya sendiri tidak mendukung.
Tentu saja kita menjadi heran, jika pihak
luar terus memuji motto Kerja, Kerja, Kerja tetapi anak bangsa sendiri
malah mencelanya?
Inilah beberapa tokoh yang mencela motto Kerja, Kerja, Kerja –nya Presiden Jokowi.
“Jangan hanya kerja, kerja, kerja namun tidak pakai program. Kalau tidak punya program tidak usah jadi gubernur,” ujar Hidayat Nur Wahid, (28/01) kepada rmol.co.
“Tidak hanya (semboyan) kerja, kerja,
kerja. Tetapi juga tak kalah penting akhlak, akhlak, akhlak yang harus
ada pada diri para pejabat, tokoh, dan masyarakat,” kata Aa Gym yang dikutip dari jabar.tribunnews.com.
“Jangan hanya kerja, kerja, kerja. Presiden Sukarno mengatakan banyak bicara, banyak bekerja,” ujar Anies seperti dilansir beritakepo.com
0 komentar:
Posting Komentar