Aksi 313…
Aksi 313 yang akan diadakan hari Jumat 31
Maret 2017 menjadi sebuah aksi penolakan atas tokoh Pak Basuki Tjahaja
Purnama sebagai gubernur. Aksi yang dilakukan adalah menuntut (entah
siapa yang dituntut) Pak Ahok untuk turun dari jabatan gubernur.
Prediksi saya, aksi ini akan dihadiri oleh
belasan juta warga yang tidak pernah mendengar tentang hasil kerja Pak
Ahok dan upaya yang dilakukannya untuk Jakarta. Mereka hanya mendengar
dakwah-dakwah dari ulama yang tidak bertanggung jawab dan menggunakan
momen pilkada ini untuk mendompleng popularitas mereka.
“Sambil menyelam, minum air. Sambil berkotbah, menyulut api.”
Begitulah
kira-kira apa yang dilakukan oleh dalang dan provokator. Mereka tidak
berani berdemo sendiri. Buat apa berpanas-panasan untuk melakukan aksi?
Dalang-dalang semacam ini merupakan sekumpulan orang yang memiliki masa
lalu yang gelap dan tetap ingin dikubur. Mereka takut jika terbongkar
masa lalu mereka, banyak hal yang akan merugikan mereka. Maka mereka
menggunakan alat yang paling mutakhir dan paling anarkis, yaitu manusia.
Mereka akan memenuhi jalan-jalan sekitaran ibukota Jakarta dan akan
melakukan aksi tidak jelas mereka. Tentu hal ini akan menjadi perhatian
kita semua.
Tidak perlu takut, karena merekalah yang sejatinya pengecut
Untuk aksi 313,
tentu warga Jakarta tidak perlu takut, karena ada aparat kepolisian yang
(sejauh ini masih) netral di dalam urusan Pilkada. Setelah KPU DKI yang
terlihat tidak netral, Bawaslu yang terindikasi menindak kebijakan
paslon dengan cara tebang pilih, diharapkan aparat kepolisian Republik
Indonesia di bawah kepemimpinan Pak Tito dapat bekerja profesional.
Dalang aksi ini mulai kehabisan uang, namun sulit jika hal ini dikerjakan dan mendapatkan “restu” dari keluarga “kayu wangi”
alias…. Tidak perlu saya sebutkan, karena jikalau terlalu jelas, saya
ditembak oleh Petrus. Masih banyak pemikiran saya yang harus saya
tuliskan di Seword ini untuk membuka mata-mata buta kalian yang membenci
kebenaran dan pemerintahan yang bersih.
Pendukung Anies
yang masih belum mengakui kinerja Ahok juga hampir pasti akan ikut
meramaikan aksi 313 yang diadakan nanti. Mengapa? Karena ciri-ciri orang
takut adalah menggertak. Mereka yang menggertak sebenarnya mereka yang
ketakutan.
Membandingkan atlet lempar lembing dan “atlet” lempar batu
Jikalau kita
mengetahui ada atlet lempar lembing melempar lembingnya untuk
mendapatkan medali emas, pasukan ini tidak akan ragu-ragu untuk melempar
batu untuk mendapatkan nasi bungkus dan beberapa lembar uang. Inilah
kegagalan kaum bumi datar.
Pasukan pendemo
ini memiliki akses untuk melihat olahraga olimpiade melalui siaran di TV
(kemungkinan besar MNC TV). Namun mereka tidak pernah memiliki akses
untuk sampai ke sana. Maka untuk melampiaskan hasrat melemparnya, mereka
melempar batu kepada orang-orang yang selama ini merawat mereka dan
menjamin keadilan sosial bagi mereka.
Setelah 100 miliar, masih ada uang yang tidak terbatas, akan keluar dari “kayu wangi”
Orang yang gagal
paham, tentu akan melihat aksi 313 merupakan aksi yang paling seru dan
paling melimpah nasi dan bungkus-bungkusnya. Orang yang mendalangi aksi
ini tentu akan memberikan reward yang terbaik kepada mereka. Setelah 100
Miliar habis, masih ada uang yang akan datang dari keluarga “kayu
wangi”, untuk mendukung aksi yang dilakukan 31 Maret 2017 ini.
Lebih berbahaya
dari 100 M, uang dari keluarga merupakan uang yang (menurut legenda)
tidak akan habis selama 7 keturunan, bahkan untuk puluhan generasi di
bawahnya. Jika mereka dapat memenuhi keinginan mereka, tentu dari
puluhan generasi, akan menjadi satu dinasti yang paling berbahaya di
muka bumi ini.
Ahok itu urusan
kecil, urusan besarnya adalah keinginan besar orang-orang lama. Jadi
jangan sampai aksi ini menjadi aksi mendorong rezim lama bangkit lagi.
Betul kan yang saya katakan?
0 komentar:
Posting Komentar