Semakin tepat jika FPI dan pendukung
fanatiknya disebut sebagai tukang klaim. Setelah klaim-klaim sebelumnya
yang selalu terbantahkan, mereka sempat mengklaim bahwa Raja Salman
datang ke Indonesia untuk menemui Rizieq Syihab karena kagum dengan
perjuangan Rizieq Syihab melawan penista agama. Namun sekali lagi itu
hanya klaim murahan. Tidak ada sama sekali pembahasan isu tentang
penistaan agama di Indonesia.
Sebanyak 10 kesepakatan (MoU) akan
ditandatangani dalam kunjungan kenegaraan Raja Arab Saudi, Salman bin
Abdulaziz Al-Saud ke Indonesia. Namun yang terpenting adalah kesepakatan
untuk memerangi terorisme ISIS.
Duta Besar Saudi untuk Indonesia Osama Mohammad Abdullah Alshuaibi mengatakan hal tersebut dalam wawancara dengan media Reuters hari ini.
“Kami tahu Indonesia telah menderita
akibat pengeboman dan terorisme di sini,” ujar Alshuaibi yang secara
khusus menyebut kelompok radikal ISIS yang disebutnya “memiliki ideologi
berbeda dan tidak menghargai nyawa manusia”.
“Kami akan bekerja sama dengan Indonesia
dalam bidang ini. Kita bisa bertukar data, kita bisa bertukar
pengalaman, dan kita bisa mengalahkan orang-orang ini (ISIS),” imbuh
Dubes Saudi itu seperti dilansir Reuters, Selasa (28/2/2017).
Dikatakan Alshuaibi, para perwira militer Saudi dan Indonesia saling berlatih di masing-masing negara untuk memerangi ISIS.
Disampaikan Dubes Saudi itu, selain kerja
sama memerangi ISIS, Saudi juga berniat untuk membuka lebih banyak
sekolah Islam di Indonesia, yang akan mengajarkan pendidikan agama
dengan menggunakan bahasa Arab.
Raja Salman akan melakukan kunjungan
kenegaraan ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017. Tak tanggung-tanggung,
pemimpin Arab Saudi tersebut membawa rombongan dengan jumlah yang cukup
besar, yakni kurang lebih 1.500 orang, termasuk 10 menteri dan 25
pangeran. Ini merupakan kunjungan kenegaraan pertama Arab Saudi ke
Indonesia setelah 47 tahun.
Saya rasa cukup sudah bahwa isu-isu
penistaan agama hanya lah isu murahan dan sarat politik. Saksi-saksi
persidangan Ahok sempat ada yang mengatakan bahwa umat Islam se-Dunia
merasa tersinggung dengan ucapan Ahok. Umat Islam di negara lain bahkan
tidak menganggapnya sebuah isu yang mengkhawatirkan.
Jangankan umat Islam luar negari, umat
Islam di Indonesia sendiri banyak yang mengganggap isu penistaan agama
adalah isu murahan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan secara
berlebihan. Tidak perlu mengumpulkan orang yang tidak tahu apa-apa untuk
ikut berdemo. Tidak perlu ada baner yang dipasang di Masjid untuk
menolak menshalati jenazah pendukung Ahok.
Sekali lagi isu penistaan agama hanya isu
murahan. Mereka yang berada di garda depan hanya orang-orang yang ingin
mencari panggung agar namanya diperbincangkan di mana-mana. Mereka
bahkan lebih mememntingkan isu penistaan agama dibanding isu terorisme
yang jelas-jelas nyata.
Yap, Indonesia dalam kondisi darurat
terorisme. Sudah ratusan warga tak berdosa akibat tindakan segelintir
orang yang salah dalam memaknai hakikat ‘jihad’. Mereka menganggap jihad
adalah bunuh diri dalam rangka memerangi orang non-muslim. Mereka tidak
memahami bahwa jihad zaman sekarang sudah berbeda konteks dengan jihad
pada zaman Nabi.
Berkali-kali masyarakat Indonesia dibuat
ketakutan dengan ancaman-ancaman teror. Yang terbaru, sebuah bom meledak
di bandung. Pelaku bom disinyalir adalah orang Islam yang ikut salah
satu ormas tertentu.
Tentu sebagai orang Islam merasa miris
karena beberapa pelaku teror bom di Indonesia adalah orang Islam yang
perawakan dan penampilan mereka seperti orang yang sangat religius.
Apakah wajah Islam sebengis itu? Bukankah Islam adalah ajaran damai?
Saya khawatir orang non-muslim menganggap
bahwa Islam ajaran yang penuh dengan kekerasan dan kebengisan. Saya
takut mereka menjadi phobia dengan Islam. Ketika mereka sudah menganggap
jelek Islam, dakwah kepada mereka akan semakin sulit.
Sebagai seorang Islam, tunjukanlah wajah
Islam yang damai, pemaaf, toleran, serta menghargai umat beragama yang
lain. Kita harus meyakini agama Islam sekuat mungkin, namun jangan
sampai keyakinan ini membuat kita tidak mau menghormati umat beragama
yang lain.
Dalam sejarah, Nabi tidak akan melakukan
peperangan jika tidak ditantang untuk berperang. Dakwah Nabi lebih
kepada ajakan secara halus terlebih dahulu. Nabi berperang hanya untuk
membela diri, bukan untuk menyakiti orang non-muslim.
Wali Songo juga sudah member contoh
bagaimana Islam harus disebarkan dengan jalan yang damai, penuh
toleransi, serta menghargai budaya lokal. Wali Songo berjasa besar dalam
membuat peradaban Islam di Indonesia yang memiliki cirri khas unik yang
membedakan dengan corak Islam di negara lain.
Islam Indonesia adalah Islam yang damai,
toleran, serta menghargai budaya lokal. Wali Songo tidak pernah
menyebarkan Islam dengan jalan kekerasan. Apa artinya ajaran Islam yang
damai harus tersebar dengan cara kekerasan? Itu artinya tidak Islam
lagi.
Saya heran mengapa akhir-akhir ini banyak
orang-orang Islam yang seolah lupa dengan sejarah Wali Songo. Mereka
bahkan bahkan ada yang tidak suka dengan keberadaan Wali Songo. Mereka
seolah lupa bahwa ini Indonesia, bukan Afganistan, Palestina, atau
negara timur tengah lain yang sedang konflik.
Mungkin seperti itu….
0 komentar:
Posting Komentar