Setelah agak lama tidak terdengar kabar
tentang Novel, kali ini dia berulah lagi. Orang seperti novel tidak ada
kapok-kapoknya untuk terus dibuly. Apa jangan-jangan dia memang tak tahu
malu? Kita belum lupa dengan tingkah-tingkah aneh dia dari mulai kasus
terbongkarnya rahasia bahwa dia bukan habib, fitsa hats, dan seterusnya.
Kira-kira tingkah apa yang kembali dilakukan oleh Novel?
Orangnya memang keras kepala. Persis
seperti Rizieq Syihab. Orangnya juga tidak tahu malu, sudah dibuly
dimana-mana, masih saja bertingkah yang aneh-aneh. Hehe
Pagi ini sambil meminum secangkir kopi,
saya membaca di okezone.com yang cukup menghibur dan berita ini hanya di
okezone.com. heheh
Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA)
Habib Novel Bamukmin mengatakan, bagi umat Islam yang masih memilih
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam putaran kedua Pilkada DKI
Jakarta seperti orang bodoh.
“Orang-orang yang bergabung dalam Ahoker ini jahil murakkab, bodoh yang bertumpuk-tumpuk, bego bego bego,” ujarnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 8 Maret 2017.
Ia menambahkan, pemilih Ahok itu tidak
mengerti dengan ajaran agama mereka. Sehingga menjatuhkan pilihannya
kepada calon petahana tersebut.
“Artinya mereka ini tak paham tentang agamanya sendiri,” imbuhnya.
Menurutnya, penduduk yang pintar itu
adalah mereka yang tidak menyimpang dari ajaran agamanya. Seharusnya,
kata dia, pemeluk Islam harus tunduk kepada Allah SWT dan Rasulnya.
“Mereka yang tunduk kepada Allah dan Rasul akan selamat dunia dan akhirat,” pungkasnya.
Geli juga mendengar cacian Novel.
Menaggapi orang seperti dia tidak perlu terlalu serius. Dibikin santai
saja. Karena kalau terlalu serius, kepala kita bisa sakit. Hehe
Novel sering memakai jubah dan ikat kepala
layaknya ulama, namun tidak ada sedikit pun tanda-tanda bahwa dia
seorang ulama. Ulama sangat berwibawa, silahkan pembaca seword.com lihat
foto Novel, apa ada tampang-tampang wibawa? Kalau saya si justru malah
geli melihat tampang lucu Novel.hehe
Satu hal, tidak ada ulama yang berbicara
kasar apalagi bernada cacian dan merendahkan. Dan hanya orang bodoh yang
berani membdodoh-bodohkan orang lain, apalagi dengan menggunakn pilihan
kata yang tidak pantas seperti “bego” dan “jahil murokkab” (bodoh
bertumpuk-tumpuk kebangetan).
Selain bego, Novel juga sombongnya minta
ampun. Dia menganggap muslim yang mendukung Ahok adalah muslim yang
tidak memahami ajaran Islam dan telah menyimpang. Sombong sekali. Dia
merasa paling benar dan tahu tentang Islam. Apa pantas anggota FPI yang
sering mengklaim dirinya ulama dan paling tahu tentang Islam bersikap
sombong seperti itu?
Namun dibalik teiakannya yang lantang dan
seolah paling pemberani, novel sebenarnya orang yang penakut. Lihat saja
kalau Novel dilaporkan ke Polisi bagaimana reaksinya.
Bahkan setelah menjadi saksi sidang Ahok,
Novel Chaidir Bamukmin akan mengajukan permohonan perlindungan ke
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). dirinya mengaku mendapat
banyak teror setelah dirinya hadir sebagai saksi pelapor dalam sidang
Ahok.
Betapa penakutnya Novel bukan? Nyali dia
ternyata ciut. Teriakannya saja yang kenceng, tapi nyalinya nol. Dia
hanya berani ketika berada di tengah-tengah FPI.
Dan menurut saya, Novel mengatakan
pendukung Ahok adalah bego murokkab namun saya katakan Novel yang lebih
bego. Menjelaskan asal negara Pizza Hut saja tidak tahu. Tahu dirinya
bukan habib, namun tetap mendiamkan orang yang menganggapnya habib.
Sering mengatakan anti China dan Kafir, padahal dirinya sempat bekerja
di perusahaan China bahkan sempat dihajikan. Apa ini tidak bego? Bagi
saya tidak hanya bego, namun tidak tahu diri.
Kita tentu belum lupa bagaimana dengan
begonya Novel memberikan kesaksian palsu. Novel menuduh Ahok telah
membunuh dua anak buahnya. Habib Novel juga mengatakan Ahok telah
merekayasa kasusnya dia, sehingga Habib Novel masuk penjara.
Bagaimana tidak bego, sidang Ahok fokus
membahas terkait isu pensistaan agama, Novel hanya bertugas memberikan
kesaksian bahwa Ahok memang menistakan agama, kok dia melebarkan
pembahasan? Jangan-jangan dia memang tidak tahu apa yang menjadi hak dan
kewajiban saksi pelapor.
Parahnya lagi, dia menuduh Ahok membunuh
Ahok memebunuh anak buahnya di penjara, namun hanya tuduhan kosong,
tidak membawa bukti apa pun. Dengan kapasitasnya sebagai saksi pelapor
untuk kasus penistaan agama, namun malah menuduh Ahok yang tidak ada
hubungannya dengan isu penistaan agama.
Dan yang paling bego, dia dibodohi oleh
pemahamannya sendiri terhadap Islam. Dengan menganggap dirinya paling
tahu tentang Islam dan menganggap pemahaman Islam orang lain salah
adalah kebodohan yang sesungguhnya.
0 komentar:
Posting Komentar