Cari Blog Ini

Sabtu, 10 Juni 2017

Presiden Jokowi dan Infrastruktur Jalan



Pencapaian program Presiden Jokowi yang termasuk berhasil adalah pembangunan jalan di seluruh daerah di Indonesia. Seperti apa yang terlihat saat ini pembangunan jalan menyeluruh di seluruh daerah Indonesia memberi dampak positif bagi masyarakat.
Salah satu contoh pembangunan infrastruktur jalan itu adalah berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang ditetapkan pada 8 Januari 2016, ada 10 proyek strategis nasional di Sumatera Utara. Proyek-proyek itu adalah:
(1) Jalan Tol Medan – Binjai (16 kilometer) – bagian dari 8 ruas Trans Sumatera;
(2) Jalan Tol Kisaran – Tebing Tinggi – bagian dari 8 ruas Trans Sumatera;
(3) Kereta Api Tebing Tinggi – Kuala Tanjung yang merupakan bagian dari Jaringan Kereta Api Trans Sumatera;
(4) Pengembangan pelabuhan internasional Kuala Tanjung;
(5) Pembangunan Pipa Gas Belawan – Sei Mangkei kapasitas 75 mmscfd dengan panjang 139,24 kilometer.
(6) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Mebidang;
(7) Bendungan Lausimeme;
(8) Pembangunan Kawasan Industri Prioritas Kuala Tanjung dan Sei Mangkei;
(9) Percepatan infrastruktur transportasi, listrik, dan air bersih untuk 10 kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Prioritas Danau Toba
Dari pelaksanaan proyek tersebut merupakan di daerah Sumatera Utara, sebagaimana  yang penulis lihat juga di daerah tempat tinggal penulis, pembangunan jalan tol medan-binjai  sedang berjalan, tinggal menunggu proses penyelesaiannya secara sempurna dan mampu digunakan oleh masyarakat.
Pencapaian program Presiden Jokowi ini dalam pembangunan infrastruktur jalan merupakan bagian dari Nawa Cita yang digaungkan sejak masa kampanye pada Pilpres 2014 lalu. Dalam Nawa Cita tersebut termaktub program Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Berguna untuk masyarakat
Dengan tercapainya nanti program infrastruktur jalan yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi akan sangat berguna bagi masyarakat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Baik itu saat ingin mudik, ke sekolah, bekerja dan lain sebagainya. Dengan adanya jalan yang baik, bagus dan mulus akan lebih memudahkan proses beraktivitas.
Dapat mempercepat perjalanan sampai tujuan, aman dan nyaman serta mencegah terjadinya kemacetan parah. Bila jalan rusak akan menyulitkan masyarakat dalam beraktivitas, menambah kemacetan dan kecelakaan yang berujung pada nyawa melayang.
Tentu hal itu tidak kita inginkan bersama karena sebagai negara yang besar, berdaulat dan demokrasi, sangat memalukan bila Indonesia tertinggal dalam pembangunan infrastruktur jalan.
Untuk itulah, kinerja era pemerintahan Presiden Jokowi dalam membangun infrastruktur jalan membawa angin segar bagi kemajuan bangsa dan negara. Membawa kemudahan, kenyamanan, pembangunan perekonomian lebih baik dan kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan jalan yang baik dapat menumbuhkan semangat dan kekuatan bagi negara dalam membenahi kekurangan-kekurangan yang saat ini masih terjadi.
Dalam proses pembangunan infrastruktur jalan ini pun tidaklah mudah. Banyak rintangan yang harus dilalui, dan harus dipikirkan secara matang. Terutama dalam hal dana dan kearifan lokal terhadap lingkungan.
Menyoroti dalam hal dana, dipergunakan dana untuk pembangunan jalan memakan anggaran sekitar Rp. 570 triliun. Ada sekitar 225 proyek strategis nasional yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi hingga 2019 dan ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Proyek Strategis Nasional. Pembangunan proyek strategis itu tidak mengandalkan dana dari APBN (http://harian.analisadaily.com/opini/news/jokowi-dan-pembangunan-infrastruktur/332600/2017/03/07).
Dari dana yang digelontorkan tersebut membuat banyak kritikan terhadap program Presiden Jokowi tersebut. Menyoroti mengenai kearifan lokal terhadap lingkungan, ada kritikan yang menyasar juga  kepada program Presiden Jokowi dalam pembangunan infrastruktur jalan yaitu dari Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Nur Hidayati.
Ia menilai strategi Jokowi membangun sebanyak-banyaknya infrastruktur mirip era kepemimpinan Presiden Soeharto di zaman orde baru. Dampaknya, pertama adalah menumpuknya utang luar negeri yang nantinya akan ditanggung oleh generasi selanjutnya. Kedua, pembangunan infrastruktur juga akan berdampak buruk bagi lingkungan hingga masyarakat (http://harian.analisadaily.com/opini/news/jokowi-dan-pembangunan-infrastruktur/332600/2017/03/07).
Serangkaian kritikan itu harus dianggap sebagai pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi dan membenahi segala kekurangan yang ada. Kritikan itu perlu demi kesempurnaan sebuah kinerja. Terpenting adalah seluruh masyarakat haruslah mendukung segala kinerja dari pemerintahan Presiden Jokowi untuk kepentingan bangsa dan negara.
Semua program yang termaktub dalam Nawacita adalah untuk bangsa dan negara. Segala hal yang baik dalam sebuah program pemerintah harus kita sambut baik pula. Segala hal yang jelek ataupun bertentangan dengan aturan, kaidah, dan norma harus kita tolak dan segera diperbaiki  untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.
Demi kesejahteraan
            Berkaitan dengan hal di atas, program dari seorang Presiden adalah untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat yang dipimpinnya. Bukan untuk menciptakan kesulitan maupun kesengsaraan bagi masyarakat.
Hal itu termaktub dalam Pembukaan (Preambule) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke IV (empat) yang menentukan bahwa Pemerintah Negara Indonesia wajib untuk memajukan kesejahteraan umum bagi bangsa dan negara.
Sesuai dengan program Presiden Jokowi untuk membangun infrastruktur jalan di Indonesia adalah bagian dari kesejahteraan umum yang dimaksud dalam UUD 1945 tersebut. Bagaimana tidak, dengan jalan yang baik, mulus, terancang dan sistematis memberikan sarana transportasi yang baik dalam menjalani kehidupan ini.
Coba kita bayangkan bagaimana fakta terungkap dari berbagai media elektronik memberitakan kerja keras, dan perjuangan anak untuk menuju sekolah dengan infrastruktur yang tidak memadai.
Anak-anak tersebut berjuang berjalan jauh dengan jalan yang terjal, berlubang ataupun tidak beraspal menuju ke sekolah. Yang lebih mirisnya lagi, berjalan di tengah derasnya aliran sungai dikarenakan jembatan penghubung dari rumah ke sekolah roboh ataupun rusak. Dari keadaan itu sungguh menyedihkan hati kita.
Indonesia sebagai negara besar dan kaya akan sumber daya alam mampu dicederai dengan infrastruktur jalan yang tidak memadai. Membuat jembatan, dan jalan yang layak saja tidak mampu. Tentu hal itu sungguh memalukan negara kita tercinta ini. Untuk itulah Presiden Jokowi segera membenahi jalan di seluruh Indonesia termasuk di Papua hanya untuk sebuah kemajuan dan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Hal inilah sebagai bentuk perhatian Presiden Jokowi terhadap kepentingan umum. Dengan memelihara kepentingan umum dalam arti kepentingan bersama dari warga negara yang tidak dapat dipelihara oleh warga negara sendiri. Contohnya seperti persediaan sandang pangan, perumahan, kesejahteraan, dan lainnya (Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, 2011:277).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembangunan infrastruktur jalan sebagai salah satu pencapaian terbaik dari program Presiden Jokowi patut diapresiasi dan diawasi selalu agar berajalan lancar dan oknum yang bekerja dalam proyek tersebut tidak terlibat dalam perilaku korupsi. Mari masyarakat memaknai positif kinerja dari pemerintahan Presiden Jokowi untuk kepentingan kita bersama dalam menuju sebuah kesejahteraan yang dimimpikan selama ini.

0 komentar:

Posting Komentar