Cari Blog Ini

Jumat, 09 Juni 2017

Mudik Lebaran 2017: Pertaruhan Hasil ‘Kerja Nyata’ Jokowi, Ini Dia Tol Trans Jawa!



Belajar dari kasus kemacetan panjang pintu keluar tol Brebes yang memakan korban 13 orang pada tahun 2016, tentu kali ini pemerintah tidak main-main di dalam memperbaiki dan mengantisipasi hal ini. Kejadian yang terjadi antara 3-5 Juli 2016, sempat menjadi sorotan dunia.

Media Inggris Daily Mail mengatakan bahwa Indonesia merupakan tempat yang paling macet sedunia. Bahkan media miliki Ratu Elizabeth, Metro.co.uk juga melaporkan korban jiwa ini dikarenakan cuaca buruk dan kemacetan super panjang.
Menurut kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI Achmad Yurianto, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab meninggalnya para pemudik, yaitu faktor kelelahan dan dehidrasi, yang tentunya berdampak sangat fatal.
Kejadian tahun 2016 di Brebes Exit atau Brexit inilah yang tentunya membuat pemerintah harus kerja dengan lebih keras di dalam menanggulangi dan mencegah kejadian tersebut.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun meninjau Exit Tol Brebes Timur dan Flyover Dermoleng, Jawa Timur. Budi melihat kesiapan jalur yang akan dilalui oleh para pemudik nanti sewaktu lebaran, sehingga peristiwa horor yang merenggut jiwa tidak terulang lagi.
Dengan melakukan pembuatan jalan baru dan akses pintu tol yang lebih terdistribusi, Budi optimis dapat menyelesaikan permasalahan kemacetan yang ada. Dalam satu tahun ini, sudah ada 110 km jalan tol yang ditambahkan di sekitar jalur Brebes Timur. Tentu tidak lupa dengan infrastruktur pendukungnya, yakni tempat istirahat, pom bensin, dan rumah makan, mengingat perjalanan yang tidak pendek.
Kerjasama antara Menhub dan Menteri Pekerjaan Umum terjalin sangat baik sehingga perkembangan signifikan dapat terjadi di daerah Jawa. Kita sering kali mengetahui bahwa Pak Presiden Jokowi lebih terkesan meng-anak-tiri-kan pulau Jawa dengan pembangunan di luar Jawa. Namun dengan pembangunan tol dan pengembangan sistem fungsional dari jalan Tol di Jawa, mematahkan jargon tersebut.
Jokowi melakukan pembangunan yang merata. Memang Jawa sudah sangat modern, baik secara infrastruktur maupun sistem transportasinya. Namun tetap Jokowi tidak melepaskan kontrol terhadap Jawa. Presiden macam apa yang dapat mengatur negara yang begitu besar ini.
Menurut saya, Pak Jokowi berhasil di dalam mengatur setiap kementerian yang ada, untuk bekerja dengan profesional, demi kemaslahatan hidup warga Indonesia. Selain Brexit, Budi pun meninjau flyover yang bisa menghubungkan lintasan jalan yang terpotong dengan perlintasan kereta api. Flyover dibangun untuk mencegah kemacetan akibat antrean mobil jika ada kereta yang sedang melintas.
Flyover tersebut ada di Klenengan, Kretek, Dermoleng, dan Kosambi. Empat flyover ini dapat mengurangi kemacetan secara signifikan di sejumlah titik, terutama jalan raya yang terpotong perlintasan kereta api. Setiap hal dikerjakan dengan sistematis dan tidak tumpang tindih. Inilah keunikan dari pekerjaan kabinet kerja Jokowi. Ruas mudik di Pulau Jawa pun bertambah.
“Kuncinya adalah : Tanggap, Cerdas dan Cepat dalam setiap keputusan dan selalu disertai dengan komitmen yang kokoh dengan satu kepentingan, yakni kepentingan bersama. Siapapun pasti bisa, hanya niat dan kemauan yang jadi penentunya.” – Joko Widodo
Basuki Hadimuljono yang merupakan menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPeRa) mengatakan tiga ruas jalan tol yang menghubungkan Jakarta dan Semarang bisa dialih fungsikan sehingga dapat dilalui pemudik selama musim mudik lebaran nanti. Ketiga ruas jalan tol tersebut adalah tol Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, dan Batang-Semarang.
Kementerian PUPera bekerja sama dengan PT Jasa Marga, PT Waskita, PT Sumber Mitra Jaya sepakat untuk menjaga ritme pekerjaan dan dapat selesai tepat waktu.
Simpang susun Kalijati tol Cikopo-Palimanan, Sabtu (6/6/2015). Tol Cikopo-Palimanan merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia, mencapai 116,17 km. Pengelola jalan tol akan menambah patroli petugas untuk mengantisipasi arus mudik.
Pertanyaan saya sederhana, selama 10 tahun masa pemerintahan SBY, dia kemana saja? Dengan fungsionalnya Jalan Tol Trans Jawa sampai Semarang, alternatif untuk rekayasa lalu lintas semakin banyak. Alhasil, arus lalu lintas terpecah dan tidak lagi hanya terfokus di Brebes Timur seperti tahun lalu.
“Kita harus bekerja dengan paradigma baru, yaitu anggaran difokuskan untuk program-program prioritas,” – Joko Widodo
“Jalan Tol Pemalang-Batang memiliki total panjang 39 km, ada beberapa kilometer yang kualitas tanahnya sulit, istilahnya soft soil, sehingga perlu treatment dan tadi sudah disepakati dilakukan dengan metode vacuum,” ujar Basuki.
Fakta di lapangan tentu akan sangat menantang, mengingat jenis tanah dan kontur yang berbeda-beda, membuat kesulitan dan tantangan tersendiri. Namun proses konstruksi harus tetap berjalan, demi kelancaran mudik lebaran 2017 yang sebentar lagi akan dihadapi.
“Kita perlu pemimpin yang mau berjuang dan bisa dipercaya oleh masyarakat karena jika bisa dipercaya, apapun yang akan dilakukan akan mudah dilaksanakan.” – Joko Widodo
Presiden mengatakan, Jalan Tol Pemalang-Batang dan Batang-Semarang yang sudah direncanakan sejak 20 tahun lalu sempat berhenti selama 10 tahun. Ini diakibatkan permasalahan lahan dan harga tanah. Diperkirakan pada lebaran tahun ini ada 8,2 juta pemudik tujuan Jawa Tengah, naik sekitar 1,4 juta dari tahun lalu yang hanya 6,8 juta.
Tingginya angka pemudik ini tidak bukan dan tidak lain karena ada promosi fasilitas jalan tol yang dibuat di era Jokowi. Presiden kita memang luar biasa. Ia memikirkan solusi dari setiap detail permasalahan yang mencuat.
“Melalui percepatan pembangunan infrastruktur, kita bangun sarana infrastruktur secara lebih merata di seluruh Tanah Air guna memperkuat konektivitas antarwilayah dan memperkecil ketimpangan dan kesenjangan sosial,” – Jokowi.
Di dalam setiap tantangan lapangan yang ada, baik dari kontur tanah maupun pembebasan lahan, tentu kita melihat pekerjaan terus berjalan. Mengapa Jokowi dan para jajaran menterinya rela untuk melakukan hal ini? Satu jawaban sederhana, Jokowi bekerja untuk kesenangan rakyat.
“Saya sangat bangga menjadi rakyat Indonesia yang mengedepankan asas gotong royong. Semangat gotong royong lah yang akan dapat membuat bangsa Indonesia bukan hanya mampu menghadapi tantangan tapi juga mampu berkembang menjadi poros maritim dunia.” – Joko Widodo
Tidak ada sedikitpun pertimbangan politis yang terlintas di benaknya. Apa yang Jokowi tahu hanyalah bekerja untuk kemaslahatan hidup rakyat Indonesia. Mari kita doakan pada mudik Lebaran nanti, setiap kebutuhan warga terakomodasi dan tidak ada kendala yang berarti.
Betul kan yang saya katakan?
#JokowiUntukIndonesia

0 komentar:

Posting Komentar