Cari Blog Ini

Selasa, 20 Juni 2017

Dukung KPAI Lindungi Anak-anak Kita Dari Kekerasan dan Radikalisme


Sedih rasanya saat melihat kasus anak-anak diintimidasi oleh ormas radikal, dan baru-baru ini  viral dimedia tentang ormas yang menggeruduk anak dibawah umur di Jakarta, dan sebagai badan yang dibuat untuk melindungi anak-anak dari eksploitasi orang dewasa, hingga saat ini Komisi Perlindungan Anak Indonesia  belum membuat satu pernyataanpun atau memberikan pendampingan.
KPAI memang sering muncul di media terutama di televisi yang  mempunyai acara entertainmen semacam gossip-gosip atau kabar selebriti dan lainnya, kita melihat KPAI begitu tanggap saat mendengar masalah-masalah anak selebriti, sampai-sampai ada pemikiran bahwa KPAI  cepat sekali menanggapi kalau kasusnya anak-anak selebrity,  hadeuh, pilih-pilih juga ternyata ya.
 
Dari kasus pawai obor anak-anak yang nyanyi “Bunuh…bunuh….” KPAI belum berkomentar sedikitpun. Bahkan jauh-jauh hari sebelumnya saat anak-anak diajak untuk berdemo, KPAI juga tidak melakukan tindakan apapun. Saya pribadi sudah cek di website KPAI belum ada pernyataan tentang hal ini. Ya mungkin mereka sedang sibuk.
Anak-anak adalah generasi penerus bangsa ini, kalau tidak kita lindungi maka habislah masa depan bangsa ini. Pemerintah sudah membuat UU perlindungan anak, dan seharusnya KPAI harus menjalankan amanat undang-undang tersebut.
Selama ini kita hanya fokus pada kekerasan fisik saja, anak di sekolah dipukul oleh gurunya kita ribut nggak karuan, sampai gurunya dilaporkan ke kepolisian dan ditahan.  Jangan lupa selain kekerasan fisik kekerasan verbal dan juga indoktrinasi hal-hal yang salah kepada anak, akan menimbulkan hal-hal yang negatf terhadap anak itu. Jika dari kecil anak sudah diajari intoleransi, sudah diajari memusuhi perbedaan, maka di masa dewasanya anak ini bisa berlaku intoleran terhadap perbedaan, bukan tidak mungkin akan menurun kepada anak-anaknya juga. Orang tua sudah seharusnya melindungi anak-anaknya. KPAI dalam hal ini sebagai ujung tombak perlindungan anak seharusnya proaktif untuk mempelajari bagaimana anak-anak ini mengalami indoktrinasi dari orang dewasa dengan berselimut ajaran agama.  Orang tua juga harus memastikan bahwa anak-anaknya tidak dicekoki oleh hal-hal negatif berselimutkan agama.

KPAI harus bersikap untuk hal ini dan bekerjasama dengan aparat kepolisian, dan RT,RW setempat, agar bisa menghentikan masalah pencekokan anak-anak dibawah umur ini, jelas tujuannya untuk melindungi generasi penerus bangsa ini. Janganlah mempertaruhkan masa depan bangsa ini, momen hari lahir Pancasila ini saat yang tepat sebenarnya untuk KPAI bersikap dan beraksi dengan cepat. Stop kegaduhan bekerja dengan diam, cepat dan hasilnya bisa dilihat, sudah capek rasanya kita bergaduh.
Bekerjasama dengan instansi terkait memang sudah sewajarnya dilakukan untuk mempercepat proses penanganan masalah ini, akan tetapi ada hal lain juga yang harus dikembangkan, misalnya dengan mengunjungi sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan etika bermedsos, karena lebih baik diperkenalkan dan diberi penjelasan sedari dini, misalnya tingkat sekolah dasar, maupun sekolah menengah baik menengah pertama, maupun menengah atas.  Karena anak-anak sekarang tidak lepas dari instragram dan medsos lainnya, jadi harus diberi pengetahuan tentang, tata cara dan etika bermedsos, pemaparan tentang ujaran kebencian dan undang-undang ITE.  Tentu saja dengan cara yang sesuai dengan umur mereka. Pelajaran beretika dimedsos seharusnya juga mengajarkan apa itu bullying dan dampak bullying terhadap seseorang yang terkena bully. Karena dengan mengetahui dampak dari bullying diharapkan anak-anakpun tidak membully pada saat aktive bermedsos. Etika atau sopan-santun dimedsos inilah yang harus segera, jika perlu dimasukan dalam ekstrakurikuler sekolah dasar maupun menengah dan atas.
Kegagalan melindung anak-anak dari doktrin-doktrin yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa akan menjadi bom waktu bagi bangsa ini kekedepannya. Tentu saja, para orang tuapun harus disadarkan dari masalah ini, ketika orang tua mengajarkan bahwa agama lain adalah kafir, dan boleh dibunuh maka ada masalah pada otak para orangtua tersebut. Disini memang sudah bukan wewenang KPAI lagi, akan tetapi baik juga bila KPAI bekerja sama dengan pemerintah atau instansi terkait.
Sudahlah stop retorika marilah mulai bergerak, anak-anak bangsa sudah banyak yang jadi korban, mereka belum berdosa, harus diselematkan segera. Supaya bangsa ini tidak punah, dan tetap jaya dimasa depan. Kalau bukan kita semua yang bergerak siapa lagi. Mari kita dukung KPAI untuk melindungi anak-anak kita dari segala bentuk radikalisme.
#sayapancasila
#sayaNKRI
#sayamenolakradikalisme

0 komentar:

Posting Komentar