Cari Blog Ini

Minggu, 04 Juni 2017

MUI-FKUB NTB Menilai Pelaku Bom Di Kampung Melayu Jaktim Sangat Tidak Berprikemanusiaan

MATARAM, MetroNTB.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) NTB mengutuk keras pelaku bom di Halte Transjakarta Terminal Bus Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam.
Kedua lembaga ini menilai tindakan tersebut sangat tidak berprikemanusiaan dan jauh dari nilai-nilai agama.
Ketua MUI NTB Prof. Saiful Muslim, mengatakan siapa pun pelakunya mereka adalah manusia yang sudah kehilangan nilai kemanusiaannya.
Menurutnya, dengan dalih dan motif apapun tindakan pelaku bom tidak dapat dibenarkan. Apalagi jika motif bom karena motif agama.
“Orang yang melakukan itu belajar agama tidak benar. Artinya membunuh orang, saudara sendiri, menyakiti orang lain dengan bom, menakuti orang, semua itu di luar ketentuan agama,” jelas Saiful Muslim melalui rilis yang diterima MetroNTB.com, Selasa (30/5/2017)
Dikatannya, peristiwa ini membuktikan gerakan terorisme di Indonesia masih sangat kuat dan perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, khususnya aparat keamanan, tokoh agama dan masyarakat. Karena terorisme adalah musuh negara.
Selain itu, aksi teror berakibat pada terganggunya perekonomian masyarakat. Orang jadi takut keluar beraktifitas.
“Sedang bagi investor, tentunya akan takut menanamkan modalnya di daerah yang terkena bom, sehingga berakibat pada matinya perekonomian daerah. Karena bagaimana mungkin investor menanamkan modalnya jika keamanan daerah terganggu,” ujarnya.
Selain itu perbuatan terorisme dalam pandangan MUI adalah haram hukumnya. Untuk hal tersebut meminta kepada aparat keamanan untuk menangkap para aktor aksi biadab itu dan mengusut tuntas sampai ke akar-akarnya.
“Seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada aparat keamanan untuk mengambil langkah yang diperlukan,” tandasnya.
Senada, Ketua FKUB NTB, Syahdan Ilyas menyatakan keperihatinan mendalam. Dirinya mengutuk keras segala bentuk tindakan kekerasan maupun teror mengatasnamakan agama tertentu. Karena menurutnya, di agama manapun tidak mengajarkan kekerasan sebagaimana yang ditunjukkan akhir-akhir ini.
“Pada prinsipnya kekerasan tidak dapat menyelsaikan masalah, tidak ada pembenaran di agama manapun. Kalau tidak cocok dengan faham dan pikiran, ada saluran diskusi tanpa harus gunakan cara-cara kekerasan,” imbuhnya.
Selain itu, FKUB meminta seluruh lapisan masyarakat NTB untuk tidak terprovokasi di samping juga harus tetap waspada adanya gerakan seperti itu di NTB.
“Kita kutuk  kita menginginkan suasana aman, harmonis, di NTB harus tetap terjaga kondusif. Kita kompak di NTB tolak segala kekerasan,” pungkasnya. (MN)

0 komentar:

Posting Komentar