Cari Blog Ini

Sabtu, 24 Juni 2017

HTI Dibubarkan, FPI Cari Aman

HTI atau Hizbut Tahrir Indonesia dibubarkan pemerintah. Hal ini dikemukakan secara langsung melalui konferensi pers yang diwakilkan oleh beberapa pejabat Indonesia. Diantaranya Wiranto
“Setelah melakukan pengkajian yang seksama, dan pertimbangan mendalam, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah hukum untuk membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di seluruh Indonesia,” kata Wiranto dalam jumpa pers di kantor Kementrian koordinator politik hukum dan keamanan, Senin (08/05) siang. Sebagaimana dikutip sumber.
Sebaliknya, ‘partner in crime’ mereka, yaitu FPI mengatakan bahwa mereka tidak selaras dan sejalan dengan HTI. Duh…nyesekk. Persahabatan yang begitu harmonis antara FPI dan HTI bisa kita lihat saat mereka bahu membahu melakukan demo Ahok. Para laskar kedua Ormas ini begitu romantis saat bergandengan tangan menyuarakan aspirasi. Namun, semuanya sekarang sudah sirna.
Tega banget ngehianatin temen sendiri. Susah senang dijalani bersama, nasi bungkus dikonsumsi bersama. Setelah cari aman dan melupakan ‘teman lama’, sepertinya FPI bakal cari ‘teman baru’ yaitu organisasi-organisasi islam yang lebih moderat untuk cari aman. Mungkin perasaan hati HTI saat ini bisa digambarkan seperti gambar dibawah ini :
Saat ditanyakan oleh wartawan BBC mengenai pendapat HTI dibubarkan, Ki Agus M Choiri selaku Ketua Bantuan Hukum Front FPI Jawa Barat menyatakan bahwa mereka sejak pertama mempunyai perbedaan sikap dalam memandang Pancasila.
“Dari pertama, kami berbeda sikap dengan HTI. Kami beranggapan Indonesia ini negara tauhid dengan Pancasila dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Tapi, sebaliknya, HTI menganggap Indonesia adalah thogut (sesuatu yang disembah selain Allah),” ujar Choiri.
Saat diwawancara, mungkin Choiri sedang amnesia. Dia lupa, pimpinanannya Habieb Rizieq pernah menghina Pancasila. Bulan Oktober 2016 lalu, Sukmawati Soekarnopurtri selaku Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) dan juga putri dari Ir.Soekarno pernah melaporkan Habib Rizieq karena menghina Pancasila.
Dalam video, disebutkan Sukmawati, Habib Rizieq yang juga merupakan Imam Besar FPI itu menyatakan ‘Pancasila Sukarno Ketuhanan ada di Pantat sedangkan Pancasila Piagam Jakarta Ketuhanan ada di Kepala’. Seperti dikutip dari sumber.
Sebenarnya, tanpa ada pelaporan yang dilakukan Sukmawati pun kita sudah tau apa yang diinginkan FPI di tanah nusantara. Sejatinya mereka hanya ingin mengambil kekuasaan dan mengganti ideologi Pancasila nantinya. Saat seseorang menghina sesuatu, bukankah ia membencinya?
Alih-alih mengakui bahwa mereka ingin mengganti ideologi Pancasila, Cholil malah menguatkan argumennya dengan merujuk tesis Habieb Rizieq saat berkuliah di Malaysia.
Dia kemudian merujuk tesis yang disusun Rizieq Shihab mengenai Pancasila dan hubungannya dengan Quran. “Kami di FPI, tentunya, mendukung Pancasila dan NKRI,” cetusnya.
Intinya isi tesis tersebut adalah hubungan Pancasila dengan Syariat Islam. Rizieq merasa bahwa mengubah poin-poin Pancasila dengan syariat Islam itu bukanlah sebuah masalah dan melanggar hukum. Nantinya aturan-aturan hukum di Indonesia yang berjalan sekarang bisa dikonversi menjadi hukum yang sesuai syariat Islam. Seperti hukum cambuk,
Apa bedanya dengan ideologi HTI? intinya mereka sama-sama ingin merubah Pancasila meskipun dikatakannya itu legal dan menerapkan ideologi mereka ke sebuah negara yang bukan hanya Islam sebagai agama.
Hal ini merampas keadilan dan Hak Asasi Manusia (HAM) bangsa indonesia, terutama yang mempunya agama selain Islam. Jelaslah hal tersebut melanggar Pancasila nomor dua yang berbunyi ”Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab’.
Ingat, Indonesia itu negara denga mayoritas penduduknya Islam, dan kata mayoritas bukan berarti keseluruhan.
Jika kalian mengandalkan kata ‘mayoritas’, maka negara Tiongkok, negara yang paling kalian benci bisa memaksakan kehendak dan menguasai Planet Bumi ini. Kenapa? Karena Tiongkok mempunyai populasi penduduk paling besar di Planet Bumi. Dan penduduknya pun tersebar diseluruh dunia.
Ayo bib, pikirkan keadilan, bukan hanya kekuasaan. Pikirkan kemanusiaan, bukan hanya aksi intoleran.

Setelah ini, nampaknya FPI bakal cari aman. Laskar-laskarnya yang berjibun bakal menjadi pengangguran. Dan para laskar tidak bisa menikmati nasi bungkus ala chef Habib Rizieq.
 
Atau bahkan plot twist, FPI bakal melakukan demo besar-besaran dengan tema orasi ”Pemerintah Indonesia Mandzalimi Ormas Islam”. Dan mereka tentunya melakukan jurus kamuflase. Yaitu, mengganti nama FPI menjadi lebih moderat demi sedikit menghapus citra buruk di masyarakat. Seperti saat demo Ahok, mereka mengganti namanya menjadi GNPF-MUI atau Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar