Toleransi Antar Umat
Beragama - Manusia merupakan makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk
sosial. Sebagai makhluk sosial manusia diwajibkan mampu berinteraksi dengan
individu / manusia lain dalam rangka memenuhi kebutuhan. Dalam menjalani
kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan
kelompok-kelompok yang berbeda dengannya salah satunya adalah perbedaan
kepercayaan / agama.
Dalam menjalani kehidupan
sosial tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi
antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan agama atau ras. Dalam
rangka menjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap
saling menghargai dan menghormati, sehingga tidak terjadi gesekan-gesekan yang
dapat menimbulkan pertikaian.
Dalam pembukaaan UUD 1945
pasal 29 ayat 2 telah disebutkan bahwa "Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya sendiri-sendiri dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya" Sehigga kita sebagai warga Negara
sudah sewajarnya saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara
kita demi menjaga keutuhan Negara dan menjunjung tinggi sikap saling toleransi
antar umat beragama.
Arti dan Makna Toleransi
Toleransi berasal dari
bahasa latin dari kata "Tolerare" yang berarti dengan sabar
membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu perilaku
atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang
menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain.
Toleransi juga dapat
dikatakan istilah pada konteks agama dan sosial budaya yang berarti sikap dan
perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap golongan-golongan yang
berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas pada suatu masyarakat.
Misalnya toleransi beragama dimana penganut Agama mayoritas dalam sebuah
masyarakat mengizinkan keberadaan agama minoritas lainnya. Jadi toleransi antar
umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan
mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama
lain.
Baca Juga: Sejarah
Pembentukan (Lahirnya) UUD 1945
Istilah toleransi juga
dapat digunakan dengan menggunakan definisi "golongan / Kelompok"
yang lebih luas, misalnya orientasi seksual, partai politik, dan lain-lain.
Sampai sekarang masih banyak kontroversi serta kritik mengenai prinsip-prinsip
toleransi baik dari kaum konservatif atau liberal.
Pada sila pertama dalam
Pancasila, disebutkan bahwa bertaqwa kepada tuhan menurut agama dan kepercayaan
masing-masing merupakan hal yang mutlak. Karena Semua agama menghargai manusia
oleh karena itu semua umat beragama juga harus saling menghargai. Sehingga
terbina kerukunan hidup anatar umat beragama.
Contoh Perwujutan
Toleransi Beragama:
Memahami setiap perbedaan.
Sikap saling tolong
menolong antar sesama umat yang tidak membedakan suku, agama, budaya maupun
ras.
Rasa saling menghormati
serta menghargai antar sesama umat manusia.
Contoh pelaksanaan
Toleransi Beragama:
Memperbaiki tempat-tempat
umum
Kerja bakti membersihkan
jalan desa
Membantu korban kecelakaan
lalu-lintas.
Menolong orang yang
terkena musibah atau bencana alam
Jadi, bentuk kerjasama ini
harus kita praktekkan dalam kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan serta
tidak menyinggung keyakinan pemeluk agama lain. melalui toleransi diharapkan
terwujud ketertiban, ketenangan dan keaktifan dalam menjalankan ibadah menurut
agama dan kepercayaan masing-masing..
Toleransi Umat Beragama di
Indonesia
Pandangan ini muncul
dilatarbelakangi oleh semakin meruncingnya hubungan antar umat beragama di
indonesia. Penyebab munculnya ketegangan antar umat beragama tersebut antara
lain:
Kurangnya pengetahuan para
pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama pihak lain.
Kaburnya batas antara
sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam kehidupan masyarakat.
Sifat dari setiap agama,
yang mengandung misi dakwah dan tugas dakwah.
Kurangnya saling pengertian
dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat.
Para pemeluk agama tidak
mampu mengontrol diri, sehingga tidak menghormati bahkan memandang randah agama
lain.
Kecurigaan terhadap pihak
lain, baik antar umat beragama, intern umat beragama, atau antara umat beragama
dengan pemerintah.
Pluralitas agama hanya
dapat dicapai seandainya masing-masing kelompok bersikap lapang dada satu sama
lain. Sikap lapang dada dalam kehidupan beragama akan memiliki makna bagi
kemajuan dan kehidupan masyarakat plural, apabila ia diwujudkan dalam:
Sikap saling mempercayai
atas itikad baik golongan agama lain.
Sikap saling menghormati
hak orang lain yang menganut ajaran agamanya.
Sikap saling menahan diri
terhadap ajaran, keyakinan dan kebiasan kelompok agama lain yang berbeda, yang
mungkin berlawanan dengan ajaran, keyakinan dan kebiasaan sendiri.
Contoh Toleransi Umat
Beragama dalam Kehidupan Nyata
Toleransi antarumat
beragama antara pemeluk Agama Islam dan Kristen di Gereja Kristen Jawa (GKJ)
Joyodiningratan dan Masjid Al Hikmah, Serengan, Kota Solo, Jateng. yang
tercipta sejak dahulu.
"Dua bangunan
tersebut berdampingan serta memiliki alamat yang sama, yaitu di Jalan Gatot
Subroto Nomor 222, Solo,"
Namun Perbedaan keyakinan
tidak menyurutkan semangat pemeluk Kristen dan Islam setempat untuk saling
menjaga kerukunan, menghormati dan mengembangkan sikap toleransi. Bangunan
Masjid Al Hikmah didirikan pada tahun 1947 sedangkan GKJ Joyodingratan
didirikan 10 tahun sebelumnya atau sekitar 1937. namun Toleransi antarumat
beragama telah tercipta sejak lama disini.
Baca Juga: Uniknya Bandara
Gibraltar, miliki Jalan Raya Ditengah Landasan Pacu
Misalnya saat pelaksanaan
Idul Fitri yang jatuh pada Minggu. Pengelola gereja langsung menelepon pengurus
masjid untuk menanyakan soal kepastian perayaan Idul Fitri. Kemudian pengurus
gereja merubah jadwal ibadah paginya pada Minggu menjadi siang hari, agar tidak
mengganggu umat Islam yang sedang menjalankan shalat Idul Fitri.
Contoh lainnya adalah
pengurus masjid selalu membolehkan halaman Masjid untuk parkir kendaraan bagi
umat kristiani GKJ Joyoningratan saat ibadah Paskah maupun Natal.
hal tersebut merupakan contoh kecil toleransi antarumat beragama yang hingga saat ini terus dipelihara. Baik pihak gereja maupun Pihak masjid, saling menghargai dan memberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah dengan khusyuk dan lancar bagi masih-masing pemeluknya. seandainya terdapat oknum tertentu yang akan mengusik kerukunan antar umat beragama di tempat tersebut, baik pihak masjid maupaun gereja akan bergabung untuk mencegahnya.
0 komentar:
Posting Komentar