Lelaki kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah 6 September 1983 ini bisa
dibilang sebagai salah satu teroris yang aktif bergerilya di dunia
maya. Melalui blognya, Bahrun Naim rajin memberikan panduan soal
strategi, kontra intelijen, bahan peledak, dan ilmu lain terkait dengan
aksi terorisme. Aktifitas blogginyan diketahui mulai aktif sejak tahun
2013. Terdapat sekitar 1o tulisan di tahun pertamanya menulis, jumlahnya
terus bertambah ditahun-tahun berikutnya. Naim mulai fokus menulis
perihal terorisme sejak tahun 2015. Salah satu tulisannya yang menyita
perhatian publik adalah ulasannya tentang tragedi teror Paris, Bahrun
mengulsnya di blog dengan judul “Pelajaran dari serangan Paris” yang
dipublishnya selang dua hari setelah tragedi (15 November 2015)
Selain blog, Bahrun Naim juga aktif di beberapa media sosial, seperti facebook, twitter, Google+, dan terbaru aplikasi telegram. Melalui akun medsos ini ia berbagai link-link terkait terorisme
Dimata kepolisian, Naim merupakan bagian dari kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah yang diketahui telah bebaiat ke ISIS. Ia juga disinyalir merupakan orang yang menggungah video kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) melalui akun Facebook yang bernama Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo.
Pemerintah melalui otoritas terkait telah mengetahui sepak terjang Naim setidaknya sejak 2010. Pada saat itu, tanggal 9 November 2010, Ia ditangkap Detasemen Khusus 88 (Anti Teror) karena menyimpan 533 butir peluru laras panjang kaliber 7,62 mm, dan 31 butir peluru kaliber 9 mm. Saat itu ia mengaku, ratusan butir peluru tersebut merupakan titipan Purnama Putra alias Ipung alias Usamah alias Rizky.
Ipung diketahui memiliki jaringan dengan Jamaah Islamiyah dan Noordin M Top. Atas perbuataanyya tersebut, Naim diputuskan bersalah oleh Pengadilan Negeri Surakarta dan dijatuhi hukuman penjara selama 2 tahun.
Nama Naim kembali muncul ke publik lantaran perannya dalam tragedi bim Thamrin, ia merupakan orang yang mentransfer dana yang digunakan dalam pengembangan dan aksi pada aksi teror itu. Hal ini terungkap setelah Mabes Polri menangkap sosok yang menerima dana transfer dari Naim. Penangkapan ini dilakukan Kepolisian dalam aksi perburuan teroris sesaat setelah aksi teror di Jakarta dilakukan.
Saat ini Naim mengaku berada di Suriah untuk bergabung dengan ISIS, sejumlah pihak meragukan klaim ini dan menduga klaim itu digunakan untuk mengelabuhi aparat saja. Naim juga sempat muncul ke pemberitaan lantaran kasus hilangnya Sri Lestari, seorang mahasiswa semester akhir di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Maret 2015 lalu. Berdasarkan keterangan sang Ayah, Siti pernah pulang ke rumah bersama seorang lelaki bernama Bahrun Naim yang diperkenalkan sebagai calon suaminya. Setelah itu tak ada lagi kabar dari gadis lugu itu.
Selain blog, Bahrun Naim juga aktif di beberapa media sosial, seperti facebook, twitter, Google+, dan terbaru aplikasi telegram. Melalui akun medsos ini ia berbagai link-link terkait terorisme
Dimata kepolisian, Naim merupakan bagian dari kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah yang diketahui telah bebaiat ke ISIS. Ia juga disinyalir merupakan orang yang menggungah video kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) melalui akun Facebook yang bernama Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo.
Pemerintah melalui otoritas terkait telah mengetahui sepak terjang Naim setidaknya sejak 2010. Pada saat itu, tanggal 9 November 2010, Ia ditangkap Detasemen Khusus 88 (Anti Teror) karena menyimpan 533 butir peluru laras panjang kaliber 7,62 mm, dan 31 butir peluru kaliber 9 mm. Saat itu ia mengaku, ratusan butir peluru tersebut merupakan titipan Purnama Putra alias Ipung alias Usamah alias Rizky.
Ipung diketahui memiliki jaringan dengan Jamaah Islamiyah dan Noordin M Top. Atas perbuataanyya tersebut, Naim diputuskan bersalah oleh Pengadilan Negeri Surakarta dan dijatuhi hukuman penjara selama 2 tahun.
Nama Naim kembali muncul ke publik lantaran perannya dalam tragedi bim Thamrin, ia merupakan orang yang mentransfer dana yang digunakan dalam pengembangan dan aksi pada aksi teror itu. Hal ini terungkap setelah Mabes Polri menangkap sosok yang menerima dana transfer dari Naim. Penangkapan ini dilakukan Kepolisian dalam aksi perburuan teroris sesaat setelah aksi teror di Jakarta dilakukan.
Saat ini Naim mengaku berada di Suriah untuk bergabung dengan ISIS, sejumlah pihak meragukan klaim ini dan menduga klaim itu digunakan untuk mengelabuhi aparat saja. Naim juga sempat muncul ke pemberitaan lantaran kasus hilangnya Sri Lestari, seorang mahasiswa semester akhir di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Maret 2015 lalu. Berdasarkan keterangan sang Ayah, Siti pernah pulang ke rumah bersama seorang lelaki bernama Bahrun Naim yang diperkenalkan sebagai calon suaminya. Setelah itu tak ada lagi kabar dari gadis lugu itu.
0 komentar:
Posting Komentar