Saya agak tergelitik melihat gambar di atas ketika melihat-lihat beranda Facebook saya. Tak lama, saya pun berkomentar:
“Apakah mungkin mereka
diturunkan kembali (dihidupkan) untuk menghadapi pada bedebah2 yang
mencoba mencerai-beraikan Indonesia?!?!”
Saya pun langsung teringat dengan film The Mummy: Tomb of The Dragon Emperor. Ada
adegan dimana terjadi pertarungan para mumi yang tak terhitung
jumlahnya, yang dibangkitkan oleh “Sang Jenderal” Emperor (diperankan
oleh Jet Li) melawan para pasukan dari masa lalu yang dibangkitkan lewat
pembacaan mantera yang dilakukan oleh Zi Yuan (diperankan oleh Michelle
Yeoh).
Sekalipun akhirnya peperangan dimenangkan
lewat pertarungan Rick O’Connell melawan Emperor, tetapi tak bisa
dibayangkan apa yang terjadi jikalau sekumpulan besar mumi itu tak
dilawan dengan pasukan dari masa lalu juga. Emperor dan pasukannya tentu
akan menang dan Emperor dapat melakukan apa pun yang dia mau. Apalagi,
Emperor yang merupakan raja dari “masa lalu” memiliki kekuatan yang luar
biasa dan sanggup mengubah dirinya menjadi sosok makhluk yang buas dan
sangat kuat.
Kembali pada komentar saya di atas …
Seandainya para pahlawan yang ada pada
gambar di atas bisa “dihadirkan” kembali, lalu diminta untuk berkomentar
mengenai apa yang terjadi beberapa bulan terakhir di Indonesia , saya
sangat yakin mereka tak hanya akan berkomentar. Bahkan seandainya mereka
sudah lanjut usia pun, mengingat apa yang pernah mereka perjuangkan
demi kemerdekaan Indonesia, saya yakin mereka akan kembali memegang
senjata, lalu ikut berjuang pada barisan terdepan.
Seandainya mereka masih hidup, maka
pastilah mereka akan berada paling depan pada setiap aksi penyalaan
lilin yang dilakukan di daerah mereka masing-masing. Jika ada yang
berani melarang atau mencoba melakukan kekerasan, saya yakin para preman
berjubah itu akan langsung kabur karena mereka tak berani berhadapan
dengan para pahlawan yang gagah berani.
Siapa berani menghadapi Kapitan Pattimura dengan pedang panjangnya?
Siapa tak ciut nyali menghadapi seorang Jenderal Sudirman?
Siapa yang tak bergetar mendengar Indonesia Raya dikumandangkan, dengan W.R. Soepratman berada di barisan terdepan?
Siapa yang bisa mencegah Bung Karno
menggerakkan masa untuk membela bangsanya dari pihak-pihak yang ingin
memecah-belah keutuhan bangsa?
Siapa yang tak berpikir ulang sebelum maju menghadapi pasukan yang dikomando secara langsung oleh Pangeran Diponegoro?
Secara fisik, kita tahu pasti bahwa hal
itu tak dapat dilakukan lagi. Para pahlawan bangsa ini tak bisa lagi
dibangkitkan atau dihadirkan kembali. Namun, spirit perjuangan mereka
BISA DIHADIRKAN KEMBALI dalam diri kita. Cara bertempurnya pun tidak
lagi secara fisik, sekalipun tetap ada kemungkinan ke arah sana, kalau
suatu saat TERPAKSA harus terjadi “pertarungan” secara fisik. Kondisi
yang sudah pasti akan membuat kita menangis pilu di tengah kegeraman
karena harus berperang melawan saudara sebangsa sendiri. Kondisi yang
tak terjadi pada masa perang kemerdekaan, ketika para pahlawan bangsa
memimpin rakyat untuk berjuang melawan dan mengusir penjajah dari bumi
nusantara ini.
Hari-hari ini, jiwa nasionalisme kita
mungkin sudah tergugah dan bangkit melihat adanya upaya untuk
memecah-belah dan mengadu domba bangsa kita. Seruan bernada provokatif,
saling membenturkan, maupun fitnah sudah tidak lagi bersembunyi di balik
tembok. Para pemimpin negara, tokoh agama, orang berpengaruh, hingga
kaum awam pun tak luput dari upaya yang ujungnya membawa kerusakan pada
tenunan kesatuan dan persatuan bangsa ini.
Ini waktunya bangkit dan bersuara.
Ini waktunya bangkit dan beraksi.
Ini waktunya keluar dari persembunyian.
Ini waktunya melakukan aksi nyata, tak sekadar berdoa.
Menulislah, jika kita bisa menulis.
Melukislah jika jari-jemari kita dianugerahi Tuhan untuk melukis.
Berbicaralah jika memang kita diberi karunia untuk berbicara.
Memotretlah, jika hasil jepretan kita dapat menggugah nasionalisme bangsa.
Lakukan apa yang kita bisa.
Lakukan dengan kobaran semangat membara.
Lakukan dengan cara-cara yang positif.
Lalu … satukan dengan rekan-rekan lainnya yang setujuan.
Jika para pahlawan tak lagi mungkin
berbaris, berteriak, dan memimpin pasukan untuk menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kita masih bisa melakukan sesuatu!
Mari kita rapatkan barisan, satukan
tujuan, kobarkan semangat untuk melakukan sesuatu demi keutuhan bangsa
ini. INDONESIA seharusnya menjadi bangsa yang hebat. Indonesia
seharusnya dipenuhi dengan orang-orang yang mengerti dan menerapkan
dalam keseharian tentang indahnya toleransi, hidup berdampingan dan
rukun, tepo-seliro, ramah, hidup damai seorang akan yang lain,
dan tak lagi mudah diadu domba oleh segelintir oknum atau kelompok yang
mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
Indonesia masih layak untuk diperjuangkan,
seperti para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan NKRI hingga berkorban
jiwa dan raga. Mari lanjutkan perjuangan kita, demi NKRI. Para Pahlawan
Tak Lagi Bisa Berjuang, Kini Kitalah yang Harus Berjuang demi NKRI. Apa
yang telah dipersatukan oleh para pahlawan, jangan pernah biarkan
dipecah-belah!
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
0 komentar:
Posting Komentar