Tiga tahun sudah pemerintahan Jokowi
berjalan. Selama Jokowi memimpin Indonesia banyak permasalahan dan
gejolak yang terjadi. Banyak isu yang menggoyang pemerintahan, seperti
isu PKI, isu Sara, isu presiden lemah sampai ke isu presiden diktator.
Ditengah banyaknya permasalahan yang
dihadapi Jokowi tidak membuatnya jadi lemah atau bahkan tumbang. Justru
sebaliknya terjadi, Jokowi semakin populer dan pembangunan di Indonesia
semakin menggeliat. Buktinya, Jokowi masuk dalam 50 tokoh muslim
berpengaruh di dunia dan mendapatkan penghargaan kepercayaan tertinggi
oleh masyarakat. Nama Jokowi juga semakin bersinar, yang mana dia capres
terkuat 2019 saat ini.
Memang kerja Jokowi dalam mewujudkan
Nawacitanya sangat keras. Seperti yang diakui oleh Archandra Tahar.
Archandra mengatakan Jokowi, presiden tidak pernah istrirahat bekerja,
sehingga dia juga harus bekerja setiap hari tanpa istirahat sampai
akhirnya jatuh sakit.
Jokowi selalu memberi target yang tinggi
kepada menterinya. Menteri yang tidak becus siap-siap disindir oleh
Jokowi pada saat sidang kabinet. Bahkan kejadian yang terburuk ditendang
dari kabinet, seperti Anies Baswedan, Rizal Ramli, Yudi Chrisnandi dan
lain-lain.
Lecutan Jokowi kepada menteri-menterinya
untuk lebih giat bekerja membuat beberapa menteri jadi popular dan
disorot masyarakat, seperti Susi Pudjiastuti yang terkenal karena
kekuatan tekadnya menjaga laut Indonesia. Kapal-kapal asing yang
ketahuan mencuri ikan di laut Indonesia dihancurkan tanpa ampun.
Sampai-sampai ada orang yang mau menyogoknya 5 triliun agar mundur dari
kursi menteri.
Kemudian srikandi Jokowi yang tak kalah
popular adalah Sri Mulyani. Ekonom, mantan direktur pelaksana Bank Dunia
ini baru menjabat sudah sangat popular dan menjadi media darling. Hal
ini tak lepas dari prestasi Sri Mulyani yang mampu menekan pembiayaan
tak perlu dan keberhasilannya menuntaskan program Tax Amnesty atau
pengampunan pajak. Dari program ini saja negara mendapatkan masukan dari
pajak mencapai 135 triliun. Selain itu Sri Mulyani juga sedang berjuang
membangun kepercayaan masyarakat di bidang perpajakan dan mereformasi
perpajakan di Ditjen pajak dan beacukai untuk mengurangi penyelundupan
barang berbahaya seperti narkoba, senjata api dan lainnya.
Selanjutnya ada juga menteri yang banyak
disorot karena permasalahan ancaman ormas radikal dan anti Pancasila
yaitu Wiranto, Menko Polhukam saat ini. Wiranto ditunjuk oleh Jokowi
menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno pada resufle kabinet jilid 2 yang
lalu.
Terkait dengan permasalahan yang dihadapi
Indonesia saat ini, tidak salah jika Jokowi memilih Wiranto. Wiranto
merupakan menteri yang punya catatan dan sejarah terpanjang. Karir
militer dan politik sudah diraihnya. Di dunia militer Wiranto pernah
menjadi panglima TNI yaitu pada tahun 1997. Kemudian sebelum menjadi
menteri Jokowi ,Wiranto telah beberapa kali menjai menteri yakni menteri
Pertahanan dan Keamanan pada Kabinet Reformasi (1998-1999) dan Menko
Polhukam pada Kabinet Gusdur (1999-2000). Di dunia politik Wiranto
merupakan pendiri partai Golkar dan juga sempat menjadi Capres 2004 dan
Cawapres 2009.
Alasan Jokowi memilih Wiranto tidak lepas
dari pengalaman dan petualangannya yang panjang di dunia militer dan
politik, sehingga dia disegani oleh kawan maupun lawan politiknya.
Memang Wiranto pernah dikaitkan dalam pelanggaran HAM di Timor-Timor,
namun bukan berarti kita harus menampikkan kontribusinya terhadapt
keutuhan NKRI.
Saat menjabat Menko Polhukam Wiranto
mendapatkan tugas berat dari Jokowi yaitu menangkal ormas radikal dan
anti Pancasila yang sedang mengancam Indonesia. Beberapa ormas ini telah
tumbuh subur layaknya jamur di musim hujan. Ormas-ormasi ini yang
kemudian mengacaukan persatuan dan kesatuan Indonesia.
Ada yang memasuki lembaga-lembaga
pemerintah dan mahasiswa dengan menyebarkan ideologi anti Pancasila. Ada
pula yang mengambil kewenengan aparat kepolisian dengan melakukan
persekusi dan sweeping. Kemudian ada pula yang melakukan kampanye sara
dengan menolak gubernur non muslim. Ada banyak lagi yang telah mereka
lakukan dan merugikan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Permasalahan ini sebenarnya sudah cukup
lama. Beberapa kali Ahok didemo oleh mereka yang menolak gubernur non
muslim. Padahal dalam peraturan di Indonesia, gubernur non muslin tidak
melanggar konstitusi. Namun sebelum pemerintahan Jokowi, ormas anti
Pancasila dibiarkan berkembang sehingga telah merambah ke sendi-sendi
kehidupan. Sampai ada anak-anak yang sudah terpengaruh oleh ideologi
anti Pancasila ini.
Tugas Wiranto adalah membubarkan ormas
radikal dan anti Pancasila, seperti HTI. Dan tugas ini sudah
dijalankannya dengan baik. HTI sudah dibuarkan. Sebelumnya pemerintah
menerbitkan Perppu Nomor 2 tahun 2017 tentang Ormas, kemudian Dirjen AHU
Kemenkumham, mencabut Surat Keterangan (SK) Badan Hukum HTI yang
merupakan tindak lanjut dari terbitnya Perppu Nomor 2 tahun 2017 tentang
Ormas.
Semenjak pembubaran ormas anti Pancasila
ini beberapa kali Wiranto bicara di depan umum seperti saat di memberi
pembekalan kepada para rektor, ketua, direktur, dan koordinator Kopertis
Perguruan Tinggi di kantor Kemenhan. Dalam pertemuan ini Wiranto
menyampaikan pembubaran HTI karena aktivitasnya yang bertentangan dengan
demokrasi, nasionalisme, dan NKRI. Ideologi HTI juga tidak cocok dengan
demokrasi, nasionalisme dan NKRI.
Kedepan kebijakan pembubaran HTI ini perlu
diawasi dan ditindaklanjuti. Dan yang terpenting adalah mencegah
organisasi anti Pancasila kembali berkembang di Indonesia. Selama
Wiranto menjadi Menko Polhukam tentu harapan masyarakat besar
terhadapnya, yaitu bagaimana pemerintaah meningkatkan kesadaran bela
negara khususnya untuk generasi muda penerus bangsa yang akan memegang
kendali kunci tegaknya Pancasila di Indonesia ini ke depan.
Kura-kura demikian
0 komentar:
Posting Komentar