Kasus Saracen masih terus mengelinding bahkan kemungkinan besar akan terus mengelinding dan membesar setelah beberapa nama orang tertentu muncul dalam dokumen Saracen.
Pasca beredarnya dokumen Saracen tersebut, beredar pula foto yang diunggah oleh @smp_prabowo. Dalam foto terdapat caption yang tertulis ‘Ketua Umum Bang Rijal, Ketua Dewan Penasehat Pak Eggy Sudjana &Pak Ampi Tanudjiwa’. Caption foto itu juga menyebutkan akun Twitter @Prabowo08, @hattarajasa, dan @fadlizon.
Foto yang kemudian menjadi viral tersebut memperlihatkan orang yang mirip dengan Eggi Sudjana , Mayjen (purn) Ampi Tanudjiwa, dan Rijal Kobar. Dalam foto tersebut terlihat nama nama yang masuk dalam struktur di website Saracen News melakukan sebuah kegiatan. Sejumlah orang yang berada dalam sebuah ruangan tersebut terekam kamera foto itu mengunakan baju berwarna putih. Orang yang diduga mirip dengan Eggi, Mayjen Ampi, dan Rijal nampak duduk santai di kursi.
Tak butuh waktu lama segera berkembang spekluasi tentang foto yang dikaitkan dengan kegiatan Saracen. Beragam komentar bermunculan antara lain menuding kegiatan dalam foto tersebut adalah kegiatan rapat Saracen. Hal tersebut dikaitkan dengan munculnya nama Eggi dan Mayjen Ampi dalam situs saracennews.com.
Tetapi Eggi Sudjana menolak keras tudingan jika kegiatan dalam foto tersebut terkait dengan Saracen.
“Fitnah tuh. Foto tersebut foto 4 tahun lalu saat SMP, Solidaritas Menangkan Prabowo,” ujar Eggi Sudjana.
Meskipun Eggi mengakui bahwa foto tersebut diambil di rumahnya, tetapi ia menolak mentah-mentah jika dikaitkan dengan Saracen
“Itu foto di rumah Akang. Jadi tidak ada hubungan dengan Saracen. Tolong Rijal suruh beri keterangannya ya kenapa masukin nama Akang di Saracen, padahal tidak pernah bilang ke Akang,” ujarnya.
“Ini dasarnya omongan JAS sebagai tersangka ketika ditanya oleh reporter Metro TV,” sambung Eggi. Jas yang di sebut Eggi adalah Jasriadi sang ketua grup Saracen
Eggi menampik jika kegiatan pertemuan di rumahnya terkait dengan grup Saracen tetapi ia mengatakan jika pertemuan itu terkait dengan Solidaritas Menangkan Prabowo atau SMP yang mestinya berkaitan dengan upaya memenangkan Prabowo-Hatta dalam Pilpres 2014 yang lalu.
Namun sayangnya, pengakuan Eggi di tanggapi berbeda oleh petinggi Partai Gerindra yaitu Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Ia menampik pernyataan Eggi Sudjana karena menurutnya tim Solidaritas Menangkan Prabowo (SMP) tidak terdaftar dalam struktur pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa saat Pilpres 2014. Pernyataan Eggi dianggapnya tak sesuai dengan fakta.
“Kalau 4 tahun lalu itu kan berarti 2013, 2013 itu artinya mereka kan ngomong mau rapat-rapat pemenangan itu untuk 2014 kan. Nah, saya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, kemudian saya juga aktif di pemenangannya Pak Prabowo, baik yang memonitor jalur yang terbuka maupun jalur yang tertutup. Ya nama-nama yang ngaku itu Solidaritas Menangkan Prabowo tidak ada di yang namanya jejaring pemenangan Prabowo, di mana pun,” jelas Dasco.
Dari pernyataan Eggi dan bantahan Dasco yang bertentangan tersebut bisa di bilang jika kemungkinan ada yang berusaha menyembunyikan kebenaran yang sesungguhnya.
Pertama, pernyataan Eggi jika benar memang ada tim SMP maka Eggi dan koleganya tidak terbantahkan lagi memang menjadi pendukung utama dari Prabowo –Hatta setidaknya dalam Pipres 2014 lalu. Tetapi jika pernyataan Eggi tersebut hanya mengada-ada , maka bisa jadi hal tersebut dilakukan untuk mengaburkan dugaan orang-orang yang menyebutkan pertemuan tersebut ada hubungannya dengan grup Saracen.
Kedua, jika memang bantahan Dasco yang benar, yaitu tidak ada tim Solidaritas Menangkan Prabowo dalam jejaring pemenangan Prabowo-Hatta, otomatis itu membantah pernyataan Eggi tentang foto viral pertemuan yang katanya pertemuan tim SMP tersebut. Apakah pernyataan tersebut bisa diartikan jika Dasco mengamini dugaan orang-orang tentang foto viral tersebut?
Ach entahlah, memang lebih mudah saling bantah . Karena bukan hal yang mudah untuk bicara apa adanya apalagi jika berkenaan dengan hal-hal yang mungkin berpotensi akan menyulitkan pihak-pihak tertentu di kelak kemudian hari.
Kasus Saracen ini memang berpotensi akan menyengat banyak pihak apalagi jika nantinya terbongkar siapa saja orang yang menjadi sponsor utama dan pemakai jasa konten yang menebarkan kebencian dan permusuhan tersebut. Maka akan lebih mudah jika jauh-jauh hari cuci tangan terlebih dahulu agar bau amisnya tidak tercium lagi. Tetapi sayangnya untuk kasus di dunia maya , jejak digital bisa ditelusuri , sehingga jika benar ada yang terlibat akan susah untuk menghindar.**
0 komentar:
Posting Komentar