Cukup banyak PNS yang terlibat dalam
organisasi anti Pancasila atau organisasi yang mengharamkan sistem
demoktasi dan ingin menegakkan khilafah. Bahkan di daerah saya sendiri
ketua organisasi anti Pancasila adalah dosen tetap yang mengajar di
perguruan tinggi negeri. Padahal mereka dituntut untuk setia dan taat
kepada NKRI.
PNS anti Pancasila bisa dikatakan
orang-orang munafik karena mengharamkan sistem demokrasi tapi cari makan
di negara demokrasi. Kalau memang ingin jadi pejuang khilafah sebaiknya
mundur dari PNS. Jangan setengah-setengah, setengah PNS, setengah
khilafah.
Selain mundur, PNS anti Pancasila juga tak
layak tinggal di Indonesia. Sebaiknya mencari negara lain yang bukan
menganut sistem demokrasi Pancasila, karena Indonesia sudah kandung
badan menganut sistem demokrasi.
Pahlawan kita; Soekarno, Hatta, Tan Malaka
dan lainnya memperjuangkan tegaknya demokrasi di Indonesia dengan
berdarah-darah. Jangan kalian yang anak kemaren sore, tidak pernah
merasakan sakitnya berjuang seenak udel merubah sistem demokrasi
Indonesia.
Dalam sistem hukum Indonesia diperbolehkan
untuk pindah negara. Jadi tidak ada kesulitan bagi pejuang khilafah
pindah dari Indonesia. Carilah negara yang sesuai dengan sistem yang
diinginkan. Jika tidak ada, buat negara baru di planet lain. Masih ada
delapan pelanet lain yang menurut peneletian astronom belum ada penghuni
alias masih kosong.
Silahkan pilih. Mau ke yang paling dekat
dengan matahari Markureus, mau ke yang paling besar Yupiter, mau tinggal
di planet terpanas Venus, suka dengan warna merah silahkan ke Mars, mau
ke planet yang banyak ulah karena sering beredar keluar dari garis
orbitnya Neptunus dan mau ke mantan planet silahkan ke Pluto. Ada banyak
pilihan untuk tidak tinggal di negara demokrasi yang dianggap haram.
Kami segenap bangsa Indonesia mencintai
demokrasi Indonesia dan Pancasila seperti kami mencintai diri sendiri.
Kami menghormati jasa Soekarno dan kawan-kawan dengan mempertahankan
sistem Demokrasi Pancasila.
Oknum PNS anti Pancasila juga akan
membahayakan generasi muda jika dibiarkan. Bisa jadi mereka ikut
meracuni generasi muda dengan janji manis khilafah. Yang mengkhawatirkan
adalah para pengajar seperti dosen dan guru. Karena mereka berhadapan
langsung dengan anak-anak dan remaja yang mudah terpengaruh. Apalagi
masa remaja adalah masa yang berapi-api, yang sedang mencari identitas
diri. Sangat mudah untuk dirasuki oleh ideologi yang bertentangan dengan
Pancasila.
Generasi muda Indonesia jangan diracuni
dengan janji-janji manis, bbm naik obatnya khilafah, banjir di Jakarta
obatnya khilafah, kebakaran hutan obatnya khilafah, kemiskinan obatnya
khilafah, sakit kepala obatnya khilafah, perut lapar obatnya khilafah.
Itu bukan solusi. Semua orang tahu bahwa lapar obatnya makan dan sakit
kepala obatnya paramex, bukan khilafah.
Kami tak ingin generasi penerus bangsa
ikut-ikutan anti Pancasila. Biarkan mereka berkembang menjadi
generasi-generasi petarung yang sehat secara fisik dan mental. Biarkan
mereka bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Bangsa Indonesia yang menganut sistem
demokrasi ini generasi mudanya tidak kalah saing dengan bangsa lain.
Pemuda Indonesia selalu mendapatkan juara olimpiade Fisika, Kimia,
Matematika dan lainnya. Jangan racuni pikiran mereka dengan mau juara
olimpade solusinya khilafah. Karena bukan itu solusinya tapi kerja
keras.
PNS itu Pegawai Negeri Sipil bukan Pegawai
Khilafah Sipil. Karena kalau Pegawai Khilafah Sipil disingkat jadi PKS
bukan PNS lagi. Maaf, bukan bermaksud menyinggung partai sebelah.
Hidup adalah pilihan dan Indonesia memilih
sistem demokrasi Pancasila. Demo berjilid-jilid juga bisa dilakukan
karena demokrasi. Saya belum pernah mendengar dalam sistem khilafah
orang boleh berdemo. Dapat bersuara menolak Pancasila juga karena
demokrasi. Coba saja demo tegakkan khilafah di Korea Utara. Apakah
mungkin diizinkan oleh Kim Jong-un?
Di muka bumi ini tidak ada yang sempurna.
Gus Mus mengatakan malaikat selalu benar, setan selalu dan manusia bisa
salah bisa benar. Begitu juga demokrasi, ada baik dan buruknya, namun
untuk Indonesia pilihan terbaik adalah demokrasi, bukan khilafah.
Pepatah nenek moyang kita mengatakan “Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”.
Tinggal di kolong langit Indonesia, ikuti aturan Indonesia. Tidak mau
ikut aturan, silahkan keluar dari Indonesia. Gitu aja kok repot.
0 komentar:
Posting Komentar